Awal membuat blog novarty.com, saya sudah meniatkan untuk mengisinya dengan artikel-artikel parenting. Mungkin karena saya baru menjadi ibu dan dunia saya hanya berkutat dengan urusan anak. Ditambah lagi jarak lahir anak kedua cuma 2,5 tahun. Makanya, di tahun-tahun awal, saya masih setia dengan topik parenting seputar balita.
Namun, makin bertambah usia anak, bahkan sekarang usia anak pertama saya sudah 8 tahun, pengalaman parenting itu tak lagi sebanyak dulu. Alhamdulilah juga blog ini sudah berkembang dengan datangnya beberapa tawaran job. Akhirnya fokus itu hilang, berganti dengan blog "gado-gado", alias campur-campur.
Baca juga: 8 Sumber Penghasilan dari Blog, Bukan Cuma AdSense
Ketika saya belum mengetahui istilah niche dalam berkonten, di mana dalam hal ini adalah konten blog, saya santai saja. Toh semakin banyak tulisan, semakin bagus. Itu yang saya simpulkan. Ternyata saya keliru, niche ini penting lo untuk blog.
Mari kita bahas lebih detail.
Apa itu Niche Blog?
Sebenarnya niche digunakan untuk segala jenis konten. Bukan cuma blog saja. Tapi, karena sekarang kita sedang membahas tentang blog, maka akan saya coba menyelaraskannya sebaik mungkin.
Niche blog merupakan tema atau fokus pembahasan dalam sebuah blog. Bila teman-teman pernah menemukan blog yang semua artikelnya membahas tentang satu topik atau tema yang spesifik, berarti itulah niche-nya. Ini paling mudah dijumpai pada blog-blog perusahaan tertentu, walau sebenarnya sudah banyak juga blog pribadi yang menerapkannya. Contoh, niche keuangan, edukasi, beauty, lifestyle (beda dengan gado-gado, ya), crafting, parenting, kesehatan, lingkungan, travelling, kuliner, dan sebagainya.
Bila dirinci lagi, niche ini dibagi dalam 4 jenis sesuai dengan luas cakupannya.
- Whole Niche
- Broad Niche
- Theme Niche
- Micro Niche
Apa perbedaannya? Bila yang kita ambil adalah topik edukasi secara menyeluruh, berarti itu adalah whole niche. Oh, ternyata kita lebih senang menulis tentang edukasi anak saja, maka itu adalah broad niche. Tapi, karena kita memiliki background pendidikan PAUD, sepertinya menyenangkan kalau lebih fokus pada edukasi anak balita, maka itu adalah theme niche. Ingin dipersempit lagi menjadi edukasi anak balita dengan kebutuhan khusus, berarti itu micro niche.
Makin ke bawah, makin sempit pembahasannya
Menurut saya, tidak mesti harus mengambil yang micro niche agar bisa disebut spesifik, whole niche pun sebenarnya juga sudah spesifik. Ada topik tertentu yang dibahas konsisten dalam blog dan tidak dicampur dengan topik besar lainnya.
Alasan Blog Sebaiknya Memiliki Niche
Tentu ada alasan kenapa sebaiknya blog memiliki niche. Alasan ini bisa mengacu pada pemilik blognya dan juga ada manfaat dari segi SEO untuk perkembangan blog.
- Lebih Praktis Menggali Ide
Bukan untuk membatasi, melainkan dengan memilih satu topik, kita akan lebih praktis menggali ide. Dari pada menulis sangat banyak topik, kita jadinya sibuk memikirkan segala hal. Kalau sudah ada satu topik yang difokuskan, kan kita hanya perlu concern pada hal itu saja. Lagi pula, meski topiknya cuma satu, yang bisa dibahas tetap berlimpah, kok. Pasti ada kaitannya dengan hal lain, cuma pembahasannya menggunakan sudut pandang yang sesuai niche.
Contohnya, niche blog kita adalah keuangan. Bahkan segala lini kehidupan kita terkait dengan keuangan. Betul? Mau menulis tentang teknologi, bisa membuat rekomendasi laptop murah dengan spesifikasi bagus. Atau membahas produk skincare yang ramah di kantong anak kuliahan. Intinya, apa pun yang dibahas, mesti tetap dari sudut pandang keuangan.
-
Dipandang Kredibel dan Cocok untuk Branding
Pernahkah teman-teman mengikuti satu akun Instagram yang membahas tentang parenting, tapi sebenarnya ia hanya membagikan pengalamannnya mengasuh? Tidak ada latar belakang pendidikan dan sertifikasi terkait atau profesi dalam bidang parenting yang sedang dijalani. Cuma, karena ia rutin membagikan pengalaman, akhirnya banyak yang mengikuti dan percaya dengan pola pengasuhan yang ia terapkan.
Sama dengan blog yang memiliki niche, pembaca akan menganggap bahwa blog tersebut lebih tepercaya. Apalagi pemilik blog memang memiliki latar belakang atau keprofesionalan di bidang tersebut, wah, bakal lebih kredibel lagi. Besar kemungkinan pembaca akan kembali mengunjungi blog ketika membutuhkan informasi di topik yang sama. "Kalau mau nyari rekomendasi tempat wisata, ke blog A aja!"
Satu lagi, kita ingin dikenal sebagai apa, juga dapat dibangun melalui niche blog. Istilah kekiniannya branding. Mau dikenal sebagai food blogger, travel blogger, parenting blogger, atau lainnya, maka butuh niche yang sejalan. Kombinasikan dengan konten media sosial, pasti berdampak lebih maksimal.
-
Bagus untuk SEO Blog
Dalam SEO, ada yang namanya topical authority, di mana sebuah blog memiliki kredibilitas tinggi untuk topik tertentu. Google sangat menyukai blog-blog seperti ini sehingga dapat meningkatkan ranking di SERP. Sederhananya, blog atau artikel kita akan direkomendasikan Google ketika pengguna mengetik kata kunci yang berkaitan, sehingga muncul di halaman awal mesin pencari. Jelas ini sangat bagus untuk perkembangan blog.
Mengingat terdapat alasan kuat untuk memiliki niche blog, ada baiknyakita mulai mengerucutkan topik bahasan blog dari sekarang. Ini khusus buat teman-teman yang masih sama dengan saya, yaitu menulis campur aduk dan bingung mau memilih topik mana yang paling sesuai. Karena alasan ini juga akhirnya saya memilih untuk membangun blog baru tripalakita.com dengan niche travelling.
Setidaknya satu blog saya sudah ada niche!
Tapi, Apakah Salah Bila Blog Belum Ada Niche?
Rasanya perlu juga kita bahas sedikit tentang fenomena yang masih dialami oleh sebagian blogger, termasuk saya, yang galau menentukan niche. Mungkin menjadi sebuah pertanyaan, bagaimana jika blog yang kita kelola masih berisi segala macam topik? Misal sekarang nulis tentang kesehatan karena kebetulan beberapa hari lalu sempat terkena gejala tipes, minggu depannya malah menulis tentang kesehatan karena kebetulan hadir dalam acara dengan tema tersebut. Kan sayang kalau tidak ditulis. Paling sering juga, ada tawaran job yang kerap berbeda topik karena brand-nya juga beda-beda. Sayang juga kalau tidak diambil, kan lumayan.
Apakah itu salah?
Menurut saya tidak. Selama yang kita tulis positif dan bermanfaat, sah-sah saja. Kita sebagai pemilik blog pribadi, tentu bebas mau menulis tentang apa.
Cuma perlu digarisbawahi, blog yang memiliki niche, tetap lebih baik dari pada blog gado-gado. Yuk, bisa mulai sekarang kita kerucutkan topik atau pilihan ide. Saya pun lagi pelan-pelan mengusahakan untuk lebih banyak menulis organik tentang blogging, writing, dan parenting. Semoga nanti bisa memutuskan satu topik saja. Inginnya sih tentang blogging dan writing karena masih berkaitan, tapi meninggalkan parenting rasanya masih berat karena topik inilah yang paling lama menemani perjalanan ngeblog saya, hehe.
Tidak apa-apa kalau belum menemukan niche. Dari pada gonta-ganti niche, mending dipikirkan matang-matang dulu sebelum memilih.
Tips Menentukan Niche Blog
Bukan berarti saya sudah berhasil, ya. Saya ingin membagikan tips yang sedang saya lakukan untuk memilih niche blog. Tidak banyak, cuma dua saja.
- Pilihlah niche yang sesuai dengan passion atau bidang yang dikuasai. Ini akan membuat proses menulis kita lebih menyenangkan dan konsistensi otomatis mengikuti. Namanya saja blog, pasti butuh unggahan artikel baru agar blog tetap aktif. Khawatirnya, memilih niche yang tidak sesuai dengan kondisi kita, malah akan menjadi beban.
- Lihat statistik blog, pilih mana yang paling banyak dibaca. Terlanjur menjadi blog gado-gado tak sepenuhnya buruk kok, karena kita bisa memanfaatkan statistik trafik kunjungan untuk melihat artikel mana yang paling banyak dikunjungi. Bila kita punya beberapa pilihan topik dan semuanya kita suka, maka laporan statistik ini akan sangat membantu.
Beberapa orang merekomendasikan untuk memilih niche yang sedang tren atau popular. Jelas ini juga salah satu cara jitu. Tapi, saya tetap mendahulukan niche yang sesuai passion dan keahlian. Tren akan terus bergulir. Tidak ada yang menjamin tren sekarang akan selalu menjadi tren hingga nanti-nanti. Sedangkan kita, berharap mengelola blog selama yang dibisa. Masak iya setiap trennya berakhir, blog kita mesti ganti niche terus?
Kenyamanan kita menulis blog, bijaknya tak dikorbankan untuk mengikuti tren.
Baca juga: Cara Menulis Cepat dengan "Berani menulis Buruk"
Tidak perlu terburu-buru bila memang belum yakin. Percayalah, setiap artikel, setiap niche, punya ranah pembacanya masing-masing. Lihat dulu kebutuhan kita, baru pembaca. Gabungkan keduanya, itulah niche yang tepat.
Bila teman-teman ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang blog, beberapa e-book ini bisa jadi referensi atau pemandu. Berikut tautannya: E-book Membangun Blog dari Nol hingga Menjadi Profesional.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)