🌸 Berawal dari Pertanyaan 

Beberapa teman bloger pernah bertanya kepada saya bagaimana menulis artikel agar bisa menang lomba blog. Kebanyakan bertanya lewat DM Instagram atau chat WhatsApp. Nah, karena ada keterbatasan ruang untuk membalasnya panjang lebar, jadi balasan saya terpaksa versi singkatnya saja. 

Bagi saya, yang lebih lengkap, tentu akan membantu lebih baik. Inilah alasan utama saya menghadirkan e-book Menulis Artikel untuk Lomba Blog. Lebih enak juga bacanya karena pesan disampaikan lebih utuh. Bisa sekalian dipraktikkan juga karena disertai beberapa contoh. 

Mungkin ada yang bertanya kenapa e-book ini berbayar. Inginnya sih bisa sharing gratis. Tapi nyatanya, tidak semua orang bisa bertanggung jawab atas sesuatu yang didapatkan secara cuma-cuma. Makanya, untuk menghargai pengalaman dan usaha saya untuk menulis e-book, serta agar dapat dipergunakan dengan bertanggung jawab oleh pembacanya, saya harus memberi harga yang saya rasa pantas. Ini pun juga saya terapkan di e-book saya yang lain.

🌸 Menang Lomba Blog Bukan Keberuntungan

Saya kira e-book ini tak akan sampai 50 halaman. Ternyata mencapai lebih dari dua kali lipatnya! Satu yang saya simpulkan, perjuangan saya untuk menulis satu artikel lomba blog tidaklah mudah. Prosesnya panjang dan begitu sungguh-sungguh. Meski takdir itu ada, tapi soal lomba blog, saya yakin tak satu pun kemenangan yang didapatkan semata-mata karena keberuntungan. Upaya yang saya lakukan, pasti juga dilakukan oleh pejuang lomba lain. Pasti. 

Maka dari itu, e-book ini detail saya tuliskan mulai dari pentingnya memahami ketentuan lomba, hingga nanti mengisi form pendaftaran. Apa yang mesti dilakukan agar tulisan kita bisa maksimal, seperti proses riset, kemampuan ber-story telling, dan sebagainya. Harus diupayakan benar-benar agar artikel bisa sampai ke meja juri dan mendapat penilaian terbaik. Tentunya berdasarkan dengan apa yang biasa saya lakukan dalam menulis artikel untuk lomba blog.

🌸 Mengasah Banyak Skill

Banyak parameter yang dijadikan penilaian dalam lomba blog. Kualitas tulisan memang yang utama, namun parameter pelengkap lainnya agar artikel tampak menarik untuk dibaca, juga penting keberadaanya. Begitu pula proses di balik layar selama mengumpulkan referensi tulisan. Kembali lagi, kalau nulisnya buat lomba, pasti lebih-lebih usahanya. Karena itu, skill jadi lebih cepat terasah.

Contohnya, yang tidak pernah saya pikirkan saat awal-awal ngeblog adalah perlunya kemampuan wawancara bagi seorang bloger. Justru yang memaksa saya untuk mewawancara narasumber adalah lomba blog. Dari yang mulanya kikuk dan bingung harus memulai percakapan dengan kalimat apa, sekarang saya sudah memiliki template sendiri untuk wawancara. 

Itu baru satu skill. Masih ada skill mengambil foto, editing visual, riset, membuat infografis, mencari sudut pandang yang unik, mendesain konten media sosial yang kini juga sudah banyak dijadikan persyaratan lomba, hingga bagaimana mengendalikan diri agar bisa menyelesaikan artikel sesuai periode lomba. Saya bahas semuanya dalam e-book Menulis Artikel untuk Lomba Blog. Jujur, inilah yang membuat saya belajar banyak sekali kemampuan baru dari mengikuti lomba. 

🌸 Dilengkapi dengan Cara Mengelola Emosi 

Sebenarnya tidak ada yang mewajibkan kita untuk menjadi pemenang. Tapi, kalau ternyata artikel yang kita tulis dengan susah payah itu tidak menghasilkan sesuatu yang sesuai harapan, tentu ada rasa kecewa yang datang. Aman bila kita bisa legawa menerima. Kalau tidak, rasa kecewa itu akan merusak mood dan mengganggu keseharian. Itulah yang saya alami dulu dan masih tersisa sampai sekarang walau keparahannya sudah berkurang.

Di bagian akhir e-book, saya lengkapi dengan bab khusus yang membahas bagaimana mengelola emosi ketika mengalami kekalahan agar tidak membuat kapok ikutan lomba blog di kemudian hari. Kan sayang sekali kalau bloger tak memanfaatkan lomba blog untuk mengembangkan diri dan mengukir prestasi. Kalah dan menang pasti ada dalam kompetisi. Bahkan yang sudah sering berlomba pun, ada saja masa kalahnya. Yang perlu diyakinkan adalah diri sendiri, agar menang dan kalah itu tidak membebani dan ikut lomba bukanlah hal yang memberatkan, melainkan sesuatu yang memberi banyak sekali manfaat.