APAR untuk Rumah Tangga: Jenis, Ukuran, Penyimpanan, Penggunaan, dan Masa Kedaluarsanya

2 comments
Selasa lalu, kegiatan di sekolah anak bungsu saya adalah berkunjung ke kantor pemadam kebakaran. Sebenarnya ini bukan kali pertama saya ke sana, melainkan sudah yang ketiga kalinya. Biasanya, ketika anak-anak mendapatkan teori penjelasan di lantai atas, para orang tua yang menemani diberikan pula edukasi terkait cara menangani kebakaran di rumah. 

APAR untuk Rumah Tangga Jenis, Ukuran, Penyimpanan, Penggunaan, dan Masa Kedaluarsanya

Saya kira sosialisasinya akan sama seperti yang lalu, yaitu tentang bagaimana memangatasi kebocoran tabung gas LPG dan penyebab korsleting listrik. Sudah saya tulis juga kok di blog ini,

Tapi ternyata, kali ini berbeda. Petugas damkar menjelaskan tentang penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk rumah tangga. Serius, saya tidak pernah kepikiran untuk menyediakan APAR di rumah. Rasanya saya pun tak pernah melihat ada APAR di rumah orang lain yang pernah saya kunjungi. Padahal, setiap rumah tangga dihimbau untuk menyediakan APAR sebagai pertolongan pertama ketika kebakaran terjadi.

Bayangkan, bila kebakaran, api bisa menyebar cepat dalam hitungan detik. "Dari yang hanya dapur saja, bisa membakar satu rumah. Lebih lama lagi, dari satu rumah, bisa menjalar hingga satu RT," kata petugas damkar. Bila ada APAR di rumah, maka kebakaran yang terjadi bisa segera diatasi dan menghindari kerugian yang lebih besar. 

Soalnya, pasti butuh waktu bila hanya mengandalkan kedatangan petugas damkar. Meski petugasnya sudah bergerak secepat yang dibisa. Kalau jalannya sempit, bakal lebih butuh waktu lagi. Iya, kan? 

Karena kerugian akibat kebakaran bukan hanya harta benda, namun juga nyawa.

Jenis dan Ukuran APAR untuk Rumah Tangga

Penting untuk diketahui agar tidak salah beli. Soalnya ada salah satu orang tua murid yang salah membeli APAR untuk rumahnya sebelum mendapat sosialisi ini. Pastikan membeli APAR Dry Chemical Powder atau APAR serbuk kering. APAR jenis ini bisa memadamkan kebakaran kelas A, B, dan C.
  • Kebakaran Kelas A adalah kebakaran benda padat non logam yang mudah terbakar, seperti kayu, kertas, atau kain.
  • Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar dan gas, seperti LPG atau bensin.
  • Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh listrik, seperti terjadinya korsleting dan menimbulkan percikan api.
Ketiga jenis kebakaran ini sangat memungkinkan terjadi di rumah. Bahkan penyebab terbesar terjadinya kebakaran di rumah tangga adalah korsleting listrik. Nah lo, perhatikan instalasi listrik di rumah kita apakah butuh penggantian atau perawatan ekstra. 

Untuk ukuran APAR-nya, tergantung dari besar rumah kita. Petugas damkar menyarankan ukuran 3kg hingga 6kg. Kalau untuk mobil, baru yang ukuran 1 atau 2kg. Banyak kok yang jual di e-commerce. Tapi, kalau saya lebih yakin untuk beli di kantor pemadam kebakaran terdekat saja. 

Cara Penyimpanan APAR yang Benar

Meski memiliki tabung yang kokoh, bukan berarti APAR bisa digeletakkan begitu saja. APAR mesti disimpan dengan cara digantung. Misal ditaruh di lantai dan terkena suhu dingin lantai, bisa-bisa isi APAR akan membeku. Makanya, pas pembelian APAR, sudah sepaket dengan bracket untuk menggantungnya. Pastikan dipasang dengan kuat agar tidak terjatuh.

Cara Menggunakan APAR

Saya pun sebetulnya belum pernah mencoba menyemprotkan APAR (jangan sampai deh kalau karena kebakaran). Untungnya petugas damkar menjelaskan bagaimana cara menggunakan APAR apabila terjadi kebakaran.

  1. Ambil APAR dan angkat dengan memegang gagang bagian bawah. Bukan yang atas, ya.
  2. Kemudian taruh di tempat yang datar.
  3. Pegang leher tabung dan beri jarak satu lengan dengan tubuh. Takutnya nanti penutup botol tidak kuat menahan tekanan dan terlepas, akan mengenai wajah. Kalau ada jarak, akan lebih aman.
  4. Tarik segelnya dengan kencang sampai terlepas.
  5. Tes menyemprotkan sedikit dengan menekan gagang yang di atas. Pastikan juga memberi jarak satu lengan dengan ujung corong keluarnya isi APAR.
  6. Bila sudah dipastikan APAR berfungsi dengan baik, bawa APAR ke lokasi kebakaran dan semprotkan dengan jarak 3-4 meter dari titik api. Jangan lupa, membawa APAR tetap dengan memegang gagang di bawahnya. Jangan yang di atas atau malah keduanya. Nanti bisa jadi tersemprot pas sedang panik, kan jadi terbuang.
Bila terjadi kebakaran di rumah, cukup satu orang saja yang memadamkan api dengan APAR agar anggota kelurga lain bisa siaga untuk menghubungi pemadam kebakaran. Meski api berhasil padam pun, petugas akan tetap datang untuk memastikan kondisi sudah benar-benar aman dan mendokumentasikannya.

O iya, APAR yang sudah terpakai, walaupun masih tersisa, tidak bisa digunakan lagi. Harus kembali di isi ulang ke pemadam kebakaran terdekat. 

Untuk cara menggunakan APAR lebih jelasnya, bisa dilihat di video berikut. Saya rekam agar lebih mudah dipahami dan diingat.


Masa Kedaluarsa APAR

Meski APAR bukan produk yang dikonsumsi, APAR tetap memiliki masa kedaluarsa. Ini terkait dengan performanya. APAR yang sudah kedaluarsa, mungkin saja sudah mengalami pembekuan atau penggumpalan, bisa menyumbat selang dan memicu ledakan, atau tekanannya berkurang sehingga tak efektif lagi untuk memadamkan api. Percuma dong jadinya kalau ada APAR?

Masa kedaluarsa APAR Dry Chemical Powder yang dikatakan oleh petugas damkar adalah 2 tahun. Tapi kalau saya baca-baca, ada juga yang mengatakan hingga 5 tahun. Teman-teman bisa memilih mana yang rasanya lebih meyakinkan karena saya berharapnya juga bisa sampai lima tahun, hehe. Namun, alangkah lebih bijak mempercayai petugas damkar karena sudah dipastikan kebenarannya.

Ketika kedaluarsa, APAR hanya perlu diisi ulang. Tidak perlu membeli yang baru. Isi ulang APAR bisa dilakukan di kantor pemadam kebakaran terdekat. Kemudian simpan lagi dengan baik.

Sedikit tambahan, petugas damkar menyarankan untuk mencoba menggunakan APAR sebelum diisi ulang agar bisa melatih kemampuan dan reflek kita dalam menggunakannya. Bisa dengan membakar sedikit kertas atau daun kering, lalu semprotkan ke sana. Ini adalah waktu yang tepat untuk praktik karena isinya juga akan diganti dengan yang baru. Biar isi yang lama tidak terbuang percuma.

Setelah mendapatkan ilmu ini, saya bertekad untuk membeli APAR demi keamanan di rumah. Namanya musibah, tidak ada yang tahu. Lebih baik sedia payung sebelum hujan agar kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalkan, bahkan dihilangkan. 

Yuk, sedia APAR di rumah!
Semoga bermanfaat.

2 comments

  1. Dulu pas msh tinggal di Aceh, Krn di komplek karyawan oil company , JD semua rumah di komplek memang disediakan APAR di dapur. Dan rutin tuh dicek Ama petugasnya.

    Pas akhirnya papa pensiun dan pindah ke Medan, rumah Medan juga pakai.

    Tp rumahku sendiri di JKT malah ga pake 🤣.

    Cuma dulu pas kerja di HSBC, aku bertugas utk cek selalu apar di kantor mba. Ga boleh kurang tekanannya, dan ga boleh kadaluarsa. Kalo kadaluarsa atau tekanannya kurang, wajib hubungan petugas utk di reset .

    Dulu semua staff HSBC juga diajarin cara pakai apar . In case kan ada kebakaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah baru tahu kalau di rumah sebaiknya ada APAR, Mbak. Astagaa mainku kurang jauh ternyata. Kupikir cuma buat kantor atau gedung-gedung gitu.
      Yuk Mbak beli APAR buat rumah yang di Jakarta :)

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)