Belakangan ini istilah doom spending semakin tak terdengar asing karena sedang marak terjadi di kalangan anak muda. Sebenarnya fenomena apakah itu? Adakah yang sudah tahu?
Sebenarnya, doom spending merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk sebuah kebiasaan atau perilaku seseorang yang suka membelanjakan uang secara berlebihan. Namun, dalam pembelanjaan tersebut kepuasan yang diberikan hanya sementara, atau justru lebih banyak ruginya karena akan berujung pada penyesalan finansial dan stres berkepanjangan.
Baca juga: 8 Sumber Penghasilan dari Blog, Bukan Cuma AdSense
Bahaya bukan? Apalagi istilah YOLO atau You Only Live Once dianggap akan semakin populer, di mana sikap konsumtif tanpa perhitungan didalih sebagai cara untuk menikmati hidup yang hanya sekali. Padahal, urusan finansial tidak bisa dipandang sebelah mata. Mungkin saja saat ini merasa senang dan bahagia, tapi kalau mendatangkan masalah di kemudian hari, apa gunanya?
Karena hidup bukan hanya memikirkan saat ini saja, tapi juga merencanakan masa depan. Itulah bijaknya.
Faktor Penyebab Terjadinya Doom Spending
Bila dianalisa ke akar pemasalahannya, kebiasaan suka berbelanja secara berlebihan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan dapat dipicu oleh berbagai faktor. Berikut beberapa di antaranya.
- Kecemasan terhadap kondisi ekonomi yang menyebabkan seseorang merasa tidak yakin tentang masa depan keuangannya. Sehingga memicu hasrat untuk mencari kenyamanan dengan cara berbelanja atau menggunakan uang secara berlebihan. Contoh paling sering terjadi adalah anak muda yang lelah bekerja dan sebagai bentuk pelarian memutuskan untuk membeli sesuatu yang diinginkan, bukan dibutuhkan, atau jalan-jalan dengan alasan healing.
- Pengaruh sosial, faktor yang cukup besar dampaknya terhadap fenomena doom spending. Apalagi di era teknologi seperti sekarang, banyak orang yang terdorong untuk belanja berlebihan agar bisa terlihat sebanding dengan teman-temannya atau influencer yang diikuti. Bahkan terkadang kebiasaan belanja ini dilakukan agar diakui oleh lingkungan sosialnya.
- Perilaku kecanduan belanja dengan kemudahan yang ditawarkan oleh internet. Siapa sangka, ternyata hal yang seharusnya positif, malah memicu seseorang untuk belanja berlebihan. Selalu merasa haus dan punya keinginan untuk terus membeli sesuatu. Hal ini dilakukan untuk bisa mengatasi emosi negatif atau stres yang dialami karena sudah kecanduan.
Adakah teman-teman yang mengalami hal tersebut? Bila iya, sebaiknya atasi sekarang sebelum semakin parah dan mengorbankan masa depan finansial yang seharusnya bisa diupayakan dengan lebih baik.
Cara Mengatasi Doom Spending
Bila sudah terlanjur terjadi, jangan khawatir karena doom spending ini dapat ditangani agar tidak semakin jauh menyebabkan masalah keuangan atau bahkan gangguan psikis. Ikuti langkah-langkah berikut untuk mengatasi doom spending dengan tepat.
1. Biasakan Diri Membuat Anggaran
Kunci utamanya adalah mengelola keuangan secara bijak, yaitu dengan cara membuat anggaran yang dapat digunakan untuk mengontrol pengeluaran. Sehingga kita bisa mematuhi batas pengeluaran dan tidak berbelanja secara berlebihan, mengurangi jenis pengeluaran yang tidak penting, serta lebih baik menabung dibandingkan menghabiskan uang untuk hal-hal yang sifatnya hanya kesenangan sementara.
2. Mengenali Pemicu Emosi Sesaat
Khususnya stres yang mengarahkan pada hal-hal yang bersifat konsumtif. Seseorang yang sadar tentang perilaku mereka, termasuk emosi sesaat, bisa berpikir secara jernih sebelum memutuskan membeli sesuatu. Lebih baik mengalihkan stres pada hal-hal lain yang sifatnya positif. Sebaiknya membiasakan diri untuk mengendalikan emosi, karena emosi sesaat ini bisa berdampak negatif pada kehidupan yang menyebabkan penyesalan berkepanjangan.
3. Mencari Alternatif untuk Mengatasi Stres
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, penting untuk mencari alternatif dalam mengatasi stres yang lebih baik dalam berbelanja atau menggunakan uang. Ada banyak cara mudah mengatasi stres dan pastinya juga lebih hemat, seperti olahraga, berkumpul dengan lingkungan yang memberi nuansa baik, melakukan hobi, dan sebagainya. Walaupun tetap harus mengeluarkan uang, paling tidak masih dalam batas wajar dan jelas manfaatnya. Sehingga ke depannya tidak muncul penyesalan karena mengeluarkan banyak uang untuk hal yang sebenarnya bisa ditekan.
4. Terapkan Gaya Hidup Sederhana
Mulailah mencoba gaya hidup sederhana, karena gaya hidup ini juga baik untuk melatih kebiasaan bijak dalam pemakaian uang. Orang-orang yang punya gaya hidup sederhana pada dasarnya tidak akan berpikir untuk membelanjakan banyak uang hanya untuk melampiaskan emosi sesaat atau demi diakui di lingkungan sosial. Betul, kan?
5. Berlatih Mindful Spending
Ini merupakan sebuah kebiasaan untuk berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli sesuatu. Jadi cara berpikirnya sudah jangka panjang. Apakah hal yang hendak dibeli tersebut memang benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan semata, sehingga tidak akan memicu kebiasaan impulsif berbelanja.
6. Manfaatkan Tools untuk Mengelola Keuangan
Enaknya sekarang sudah banyak tersedia program aplikasi gratis yang bisa dimanfaatkan untuk bijak mengelola keuangan, membantu melacak pengeluaran, sekaligus membuat anggaran dengan mudah. Download dan gunakan program atau aplikasi yang dianggap cocok untuk mengelola uang dapat dijadikan pilihan untuk mendukung upaya mengatasi doom spending. Pastinya lebih praktis!
Baca juga: Begini Cara Mendapatkan Dollar Dari IntelIifluence
Bukan menakuti, ingatlah doom spending bisa terjadi pada siapa saja. Ditambah pengaruh dari sosial media dan penggunaan internet begitu besar pada kehidupan masyarakat masa kini. Tapi, untuk mencegah hal tersebut terjadi atau sudah terlanjur dialami sendiri, teman-teman juga bisa menemukan referensi dan solusi manajemen keuangan terbaik melalui Tuwaga.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)