Beberapa waktu belakangan ini, anak kedua saya sulit sekali makan. Masih mau sih, cuma lama sekali tidak dikunyah-kunyah. Bahkan bisa sampai 2 jam nasinya baru habis. Menghadapi ini di hari-hari pertama, saya masih bisa sabar. Tapi, setelah 1 minggu, emosi itu akhirnya meledak. Saya marah, sangat marah.
Ajaibnya, anak saya jauh lebih marah karena dimarahi. Meski tetap menangis, dia memberontak dengan berteriak dan menendang. Bayangkan, saya yang lagi emosi, dihadapkan dengan tingkah anak seperti ini, gimana tidak sakit kepala? Saking sulitnya mengendalikan diri, saya nyaris diam sepanjang hari. Suasana di rumah pun berubah sedingin es. Bukan basa sih memang kalau mood ibu menjadi penentu. Ibu marah, rumah jadi mencekam. Ibu senang, semua pun juga ikut senang. Apa teman-teman juga sama?
Baca juga: Ide Bekal Anak TK yang Cocok untuk Awal Sekolah Tatap Muka
Nah, mumpung ada semangat dari Hari Ibu di 22 Desember ini, saya ingin sekali mengembalikan kehangatan di rumah, terutama untuk mempererat ikatan saya dan anak yang sempat direnggangkan amarah. Ya, namanya saja anak-anak, tentu tetap orang tua yang mesti mengevaluasi apa yang rasanya keliru. Makanya, saya buatkan hidangan spesial dengan topping gummy merek Yupi yang mereka suka untuk menemani kebersamaan kami.
Makanan enak pasti tidak pernah gagal menjadi pemancing acara kumpul-kumpul seru bareng keluarga. Apalagi nanti anak-anak ikutan juga menaburkan topping Yupinya, dijamin enggak bakalan nolak dan happy maksimal.
Memaknai Hari Ibu
Dari keluargalah saya sangat mendambakan penghargaan dan penghormatan tersebut. Bagaimana anak-anak dapat menghargai apa yang telah dilakukan oleh ibunya. Jalan terbaiknya tentu dengan membangun ikatan yang baik dengan mereka. Kalau saya marah-marah terus seperti kemarin, yang ada saya malah dianggap kejam. Mana ada orang kejam yang diberi penghargaan.
Sebenarnya yang saya inginkan bukan hal mainstream seperti tugas rumah yang tiba-tiba dikerjakan suami dan anak-anak di Hari Ibu, lalu saya hanya bersantai. Tapi, yang saya butuhkan adalah berkumpul dan bercengkrama bersama. Mengobrolkan apa saja, bahkan hal-hal kecil yang tidak penting sekalipun. Merasakan curahan kasih sayang yang mungkin di hari lain tidak saya rasakan karena kesibukan sehari-hari, itu jauh lebih bermakna.
Itulah penghargaan dan penghormatan terbesar bagi saya sebagai ibu.
Mengungkapkan makna Hari Ibu seperti ini mengingatkan saya akan semua pengorbanan ibu saya dulu. Apa yang saya alami sekarang, bagai tongkat estafet yang harus saya lanjutkan perjuangannya. Baru sekarang saya merasakan betul bagaimana beratnya menjadi ibu, seiring rasa bahagia yang tiada tandingannya. Saya berharap, melalui sebuah kreasi hidangan, saya dapat mengajarkan anak-anak bahwa kehangatan keluarga adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan seorang ibu. Begitu pula sebaliknya.
Makanan yang Mendekatkan
Sepengalaman saya, menunya tidak perlu yang susah dibuat. Yang sederhana saja, asal keluarga suka. Untuk menambahkan antusiasme anak-anak, biasanya saya sounding dulu sehari atau dua hari sebelumnya. Misalnya kreasi hidangan Roti Bakar YUPI yang resepnya akan saya tuliskan setelah ini, anak-anak jelas sangat menyukainya. Kalau sudah ada Yupi, enggak bakal nolak.
"Besok bikin roti bakar Yupi, yuk."
"Roti bakarnya di kasih Yupi, Bun? Mau!"
"Iya dong. Nanti kita kasih juga cokelat sama keju biar makin enak."
Sebagai orang tua, saya pun tenang memberi Yupi karena sudah terdaftar BPOM dan #YupiPastiHalal karena sudah mengantongi sertifikat halal dari MUI. Soal rasa, jangan ditanya, sudah pasti lezat. Apalagi bentuknya juga lucu-lucu. #NoHoax Yupi memang seleranya anak-anak.
Anak-anak juga saya ajak membuatnya, bukan hanya sekadar makan. Selain menjadi kegiatan pengisi waktu liburan mereka, nyatanya mengajak anak masak bersama memberi banyak manfaat, lo.
- Meningkatkan kreativitas anak karena ia dapat berkreasi sesuai dengan keinginan dan mendapatkan skill baru untuk bekal masa depannya. Walau anak saya cowok semua, tetap harus bisa masak minimal untuk diri sendiri.
- Membantu mempererat hubungan ibu dan anak. Percaya deh, anak-anak itu senang sekali melakukan apa pun bersama orang tuanya. Pasti ada interaksi selama proses memasak yang dapat meningkatkan ikatan.
- Memberikan momen menyenangkan dengan hasil akhir camilan lezat. Prosesnya istimewa, hasilnya juga spesial. Tak peduli sesederhana apa hidangannya, masak bersama anak akan menjadi momen indah yang terekam dalam ingatan mereka hingga nanti-nanti. Mungkin detailnya bisa lupa, tapi "rasanya" pasti akan mengendap dalam waktu lama.
Anak-anak ikut memberi topping roti bakar |
Barulah dalam kebersamaan saat menikmatinya, saya selipkan nasihat kepada anak-anak agar tak melawan ketika diberi tahu sesuatu oleh orang tua. Begitu pula saya, mengevaluasi diri dan meminta maaf karena sudah melakukan kesalahan. Sehingga momen ini akan menjadi tali pengikat dan pengingat ketika tantangan pengasuhan terjadi kembali.
Karena tak ada batas waktu dalam hubungan ibu dan anak. Pasti akan ada masalah di titik-titik tertentu yang terkadang membumbui perjalanannya. Hanya memori hangatlah yang akan merawat hubungan itu agar selalu utuh.
Resep Kreasi Roti Bakar YUPI
Berikut resep kreasi Roti Bakar YUPI ala saya dan anak-anak.
Bahan
Roti tawar tanpa kulit
YUPI varian apa saja asal potongannya kecil. Saya pakai Yupi Bolicious rasa Strawberry dan Blackberry yang mengandung 20% fruit juice, serta Yupi Little Star yang ada Vitamin C-nya
Meses cokelat
Keju parut
Susu Kental Manis
Mentega
Cara Membuat
- Potong kotak roti tawar seukuran sekali hap anak-anak. Kalau saya, satu lembar roti dipotong menjadi 9 bagian. Biar gampang saja makannya.
- Oles roti dengan mentega dan taburkan meses. Tutup roti dengan potongan yang lain sampai tiga lapis.
- Panggang roti sampai sisinya kecokelatan dengan api kecil biar tidak gosong. Saya pakai teflon saja. Sisi luarnya tidak saya oles mentega lagi agar hasilnya lebih garing.
- Setelah itu, taburi keju parut dan beri sedikit susu kental manis.
- Terakhir, tambahkan sentuhan spesial dengan topping YUPI di bagian paling atasnya.
- Taraaaa... siap disantap selagi hangat.
Bagian anak-anak adalah memberikan topping karena tinggal tabur. Inginnya sih saya ajak juga mengoles mentega dan menabur meses, cuma dapur kami terlalu sempit dan mereka masih terlalu berantakan untuk melakukannya. Yang ada saya sudah kecapekan duluan membereskan dapur, hehe.
Meski tabur-tabur doang, bukan berarti anak-anak cekatan melakukannya. Apalagi anak saya yang kecil, roti bisa kebanjiran karena kebanyakan disiram susu kental manis. Atau kejunya kebanyakan dan YUPInya sengaja diletakkan menggunung sampai-sampai susah dimakan. Padahal saya sengaja membuat potongan kecil biar sekali hap. Memang heboh sih kalau sudah mengajak anak-anak dalam urusan menyajikan makanan.
Teman-teman sesama orang tua bisa banget mempraktikkan resep ini di rumah bersama anak. Biar keseruan yang kami rasakan menular. Atau kalau mau mengkreasikannya juga sangat dipersilakan. Misal isinya diganti selai rasa buah, rotinya diganti pancake, atau memakai Yupi varian lain. Kreativitas kan tak ada batasnya. Betul?
Baca juga: 2 Versi Resep Olahan Sarden Kalengan dengan Cita Rasa Berbeda
Meski Peringatan Hari Ibu sekarang ini masih saya yang menciptakan aktivitasnya karena anak-anak masih kecil, semoga bisa menjadi pengingat saat dewasa nanti betapa besar rasa sayang saya pada mereka. Kasih ibu sepanjang masa memang benar. Saya sadar masih banyak kekurangan, namun saya selalu berusaha menjadi ibu terbaik untuk anak-anak.
Di Hari Ibu ini, yuk ajak anak-anak ke dapur untuk menciptakan kenangan manis bersama Yupi. Jangan lupa, bagikan hasil kreasi tersebut di media sosial dengan hashtag #YupiUntukIbu dan #YupiPastiHalal untuk menunjukkan bagaimana cinta dan kasih sayang dapat membuat aktivvitas sederhana menjadi momen spesial tak terlupakan.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)