Alhamdulillah, bersyukur bisa menerbitkan buku antologi kembali bersama penulis-penulis hebat dengan pengalaman mereka yang juga hebat. Saya merasa beruntung bisa menjadi salah satu kontribusi dalam buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini, karena berkatnya saya dapat mengabadikan perjalanan penting dalam hidup saya di tiga tempat berbeda. Tentunya dalam tiga judul yang berbeda pula.
Ketika diajak menulis bareng oleh Mbak Annie Nugraha, penggagas komunitas Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI), saya sudah antusias. Tema yang diangkat dalam buku sangat sesuai dengan apa yang beberapa waktu belakangan saya upayakan, yaitu mengangkat kekayaan Indonesia, apa pun bentuknya. Namanya niat baik, ada saja kesempatannya. Makanya, saya langsung mengiyakan tanpa ragu.
Baca juga: Mengenal Senandika, Curhatmu Bisa Jadi Karya Sastra!
Sebelumnya, berikut detail buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini.
Judul: Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini
Genre: Nonfiksi - Perjalanan
Penulis: Annie Nugraha, Tri Suci AS, Novarty, Rifqy Faiza Rahman, Heni Hikmaya Fauzia, Indah Wibowo, Lina Martina, Raihana Mahmud, Wiwi Yuningsih, E3TRIP, Ika Patte, Moony Tan, O'ik Moehadie, dan Maya Surono
Penerbit: Stiletto Book
Tahun Terbit: 2024
ISBN: 976-623-409-453-4
E-ISBN: 976-623-409-454-1 (PDF)
Nah, selanjutnya, mari bahas 3 daerah di 3 provinsi yang saya tulisakan dalam buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini. Apa saja kekayaan daerah tersebut yang diangkat, saya jelaskan detail satu per satu, ya. Mana tahu teman-teman punya rencana travelling ke salah satunya, jadi bisa memberikan beberapa referensi.
🌸 Padang, Sumatera Barat
Beberapa tujuan wisata utama Kota Padang yang saya ceritakan adalah Masjid Raya Sumatera Barat yang baru saja berganti nama menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Sayangnya, waktu menulis naskah, masih memakai nama lama. Tentunya tanpa sedikitpun mengurangi gambaran mengenai betapa agungnya masjid bagonjong ini.
Selain itu, saya juga menuliskan beberapa pantai di Padang yang pastinya sayang sekali bila tak dikunjungi. Saya saja pasti menjadikannya agenda wajib bila pulang kampung. Pantai tersebut adalah Pantai Padang atau disebut juga dengan Taplau oleh masyarakat di sana, Pantai Air Manis di mana batu Malin Kundang masih bersujud, serta Pantai Ketaping dengan pohon pinusnya yang menyejukkan.
Agar lengkap, saya sertakan pula kuliner khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Seperti lompong sagu, lamang tapai, singgang, sala lauak, tahu berontak, dan kopi kawa. Makanan dan minuman apa itu? Terbuat dari apa dan bagaimana rasanya? Ada di buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini. Dijamin sedap dan otentik.
🌸 Ungaran, Jawa Tengah
Inilah berkahnya menikah dengan suami beda budaya. Saya jadi tahu banyak hal baru yang belum oernah saya jumpai di Padang. Terkait kuliner, masakan Jawa yang saya kira semuanya hambar (tak banyak menggunakan rempah), ternyata tak benar. Buktinya di Ungaran, banyak kuliner khas yang bikin nagih. Bahkan bagi lidah orang Minang yang sudah terbiasa dengan bumbu-bumbu kuat dan pekat.
Beberapa kuliner yang saya ceritakan adalah tahu bakso yang tiada tanding, sampai-sampai orang tua saya di Padang minta dikirimkan juga, tahu gimbal, soto seger, tahu petis, ayam dan bebek Kemuning, nasi goreng babat, Bakso Bang Krebo yang legendaris, dan pecel gendar. Sama seperti sebelumnya, apa yang membuat saya suka, dijelaskan lengkap dalam buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini.
Membahasnya saja sudah memancing selera. Ah, andai sekarang saya lagi di Ungaran, pasti langsung minta dibelikan nasi goreng babat atau bebek Kemuning, hehe.
🌸 Manokwari, Papua Barat
Agak mamalukan sebenarnya. Saya kira Papua setertinggal itu, dengan hutan rimba dan rumah Honai yang menjadi kediaman pendudukanya. Ternyata, Kota Manokwari tak jauh beda dengan ibukota provinsi lain. Bahkan terlihat sama dengan Padang. Sama dalam artian kondisi kotanya yang sudah ramai layaknya sebuah kota dalam bayangan kita.
Saya masih ingat bagaimana antusiasnya saya kala itu yang masih berstatus CPNS. Diajak ke daerah yang jauh dan untuk pertama kalinya terbang ke wilayah timur Indonesia. Setibanya di sana, saya jauh lebih antusias saat mencoba papeda dengan ikan kuah kuning yang aduhai sedap sekali, berlarian di pantai bersih yang sampahnya hanya rumput laut yang hanyut terbawa ombak dan pelepah kelapa, serta mengagumi indahnya batik Papua dan membawa oleh-oleh roti abun gulung yang hanya di jual di Manokwari.
Pengalaman pertama memang selalu membekas. Makanya saya memilih untuk mengabadikannya juga dalam buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini agar kebahagiaan saya tak pernah hilang termakan waktu. Sekaligus memberikan gambaran juga pada pembaca yang mana tahu juga akan melakukan perjalanan pertamanya ke Papua Barat.
Setelah buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini terbit dan sampai ke tangan saya, apalagi pengemasannya begitu apik hasil desain ciamik oleh Mbak Annie, saya bahagia bukan main. Sesuai judulnya, saya berhasil menuangkan perjalanan di tiga daerah yang begitu berkesan dan berkontribusi mengangkat potensi lokal. Betapa kayanya Indonesia. Kalau tidak dibatasi, mungkin bisa satu buku isinya tulisan saya sendiri.
Layout menarik dan dilengkapi gambar berwarna |
Baca juga: Apa Itu Puisi Modern dan Cara Mudah Membuatnya
Tapi, apa yang tertulis dalam buku ini bukan hanya kisah perjalanana dalam negeri. Melainkan banyak juga dari luar negeri. Seperti Mbak Annie yang menceritakan tanah suci Mekah, Mbak Heni yang menuliskan tentang kunjungannya ke dua kota kecil di Republik Ceko, Mbak Indah yang berwisata di Jerman, Mbak Lina yang jatuh cinta dengan Melbourne, serta masih ada negara-negara lainnya.
Bila teman-teman tertarik membaca buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di Sini dan mendapatkan referensi travelling melalui perjalanan yang disampaikan dengan bertutur, bisa menghubungi saya atau mengirimkan pesan melalui Instagram official PAPI di @pondok_antologi. Ditambah pula ada foto-foto berwarna di setiap awal judul, yang semakin menunjukkan keindahan daerah yang dibahas. Jadi, informasi yang akan didapatkan pembaca akan lebih lengkap.
Ingatlah bahwa setiap perjalanan yang kita tuliskan, bisa jadi akan memulai perjalanan baru orang lain.
Semoga bermanfaat.
Ikut bangga namaku mejeng bersama penulis dan blogger2 hebat seIndonesia, satu hal yang tak pernah kusangka2.
ReplyDeleteAaaaah, mana bisa ngga dishare ini...
Alhamdulillah aku pun bangga bisa menjadi bagian dari buku ini, Mbak :)
DeleteTulisannya ditutup dengan rangkaian quote yang indah banget. Nyatanya memang begitu. Ngalamin sendiri soalnya. Banyak teman-teman yang akhirnya mendatangi tempat yang aku tulis di blog. Alhamdulillah merasakan bagaimana senang dan bahagianya kita saat tulisan yang kita persembahkan bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
ReplyDeleteTerima kasih ya Nov sudah berkenan bergabung di keluarga besar PAPI dan menjadi kontributor di buku "Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan di Sini". Semoga buku ini bisa mengajak teman-teman untuk melakukan perjalanan yang meninggalkan kesan terbaik dalam hidup.
Salam literasi!!
Betul banget, Mbak Annie. Soalnya aku juga sering jadiin tulisan orang lain sebagai referensi travelling. Biar dapat gambaran tentang tempatnya. Makanya, mana tau tulisanku juga bisa jadi referensi kaaaan :)
DeleteAku juga makasih banget sama Mbak Annie. Sudah ngajakin gabung di PAPI dan ikutan nulis. Semoga PAPI panjang umur dan terus mendukung kemajuan dunia literasi. Aamiiin YRA.