Sekarang penyakit makin beragam. Iya enggak sih? Gaya hidup, kebiasaan, hingga
kepedulian untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan, menjadi penentu apakah
tameng kita sudah cukup kuat menangkis berbagai serangan bibit penyakit. Kalau
bukan dari diri sendiri yang mengupayakan, mau nunggu siapa?
Mencegah lebih baik dari pada mengobati saya rasa tidak akan ada
matinya. Jangan sampai pada akhirnya kita menyesal. Karena kalau sudah sakit,
mengobatinya akan lebih sulit. Mending melakukan pencegahan sebisanya,
termasuk dalam mencukupi kebutuhan vitamin D. Sepenting apa sih vitamin D bagi
tubuh?
Dampak Bila Tubuh Kekurangan Vitamin D
Bagi yang sebelumnya cuek, mending mulai serius deh memikirkan asupan
vitamin D. Dikutip dari kompas.com, banyak ditemukan kasus kekurangan vitamin D yang menyebabkan
berbagai masalah, seperti nyeri atau sakit tulang, mudah lelah, peningkatan
berat badan atau obesitas, kulit berubah menjadi gelap, tulang bengkok,
serta kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan osteomalasia
pada ibu hamil dan rakitis (kelainan pertumbuhan tulang) pada bayi.
Baca juga: 4 Tips Aman Diet Vegan untuk Pemula
Di website Kementerian Kesehatan juga dituliskan dengan lebih
detail bahaya kekurangan vitamin D. Berikut poin dan penjelasannya.
Depresi
Hati-hati, bisa bikin depresi! Diagnosa depresi sering dihubungkan dengan
kekurangan vitamin D. Pakar kesehatan memperkirakan mineral vitamin D
mungkin bekerja di bagian otak yang sama dan mempengaruhi hormon yang sama
seperti serotonin, yang berefek pada suasana hati.
Rasa Sakit Kronis
Penderita artritis dan fibromyalgia, yaitu kondisi kronis yang ditandai
dengan nyeri meluas pada ligamen otot dan tendon, mungkin juga disebabkan
oleh kekurangan vitamin D. Selain itu, vitamin D yang cukup juga bisa
mencegah rasa pegal setelah berolahraga dan mempercepat pemulihan otot.
Patah Tulang
Massa tulang berhenti tumbuh pada usia sekitar 30 tahun. Kurangnya vitamin
D bisa mempercepat atau memperburuk gejala osteoporosis. Ini menurut studi
yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition.
Letih
Kekurangan vitamin D dapat membuat kita tetap merasa letih, walau sudah
istirahat dan tidur sesuai jamnya. Nah, vitamin D cukup bisa membuat kita
merasa lebih kuat, berapapun usianya.
Keringat Berlebih
Sulit untuk mendeteksi kekurangan vitamin D pada bayi baru lahir. Tanda
pertamanya adalah kening berkeringat. Hal yang sama pun berlaku untuk
orang dewasa. Jadi jika kening kita terus berkeringat, sementara suhu tubuh
normal, tidak ada salahnya melakukan tes vitamin D agar tidak menjalar ke mana-mana dampaknya.
Lalu sebenarnya berapa sih kebutuhan tubuh kita akan vitamin
D?
Tergantung dari usia dan faktor risiko. Kebutuhan vitamin D anak-anak hingga berusia 50 tahun adalah 200 IU per hari. Sedangkan orang berusia di atas 50
tahun memerlukan 400-600 IU sehari. Kebutuhan ini akan meningkat pada usia
pertumbuhan, hamil, menyusui, dan usia lanjut. Alasannya adalah karena
vitamin D berkaitan dengan kebutuhan kalsium tubuh yang juga meningkat pada
masa-masa tersebut.
5 Bahan Makanan yang Banyak Mengandung Vitamin D
Apakah harus membeli produk vitamin D? Ini jelas bisa memenuhi kebutuhan
kita. Tapi sebenarnya, yang alami juga ada, lo. Sumber makanan yang mengandung vitamin d untuk diolah di rumah dijadikan makanan
sehari-hari.
🌸 Ikan
Manfaat ikan sangat banyak untuk tubuh. Vitamin D pun juga bisa diberikannya,
terutama dari ikan salmon, tuna, haring, dan sarden. Menurut Basis Data Komposisi
Makanan United States Department of Agriculture (USDA), satu potong ikan
salmon seberat 3,5 ons (100 gram) bisa mengandung 526 IU vitamin D atau
sanggup mencukupi kebutuhan vitamin D harian hingga 200 persen. Begitu juga
dengan ikan lainnya yang kandungannya tak kalah tinggi. Pastikan memilih
ikan yang segar, ya.
🌸 Telur
Selain kaya protein, telur juga merupakan makanan dengan kandungan vitamin
D tinggi, terutama di bagian kuningnya. Dalam 100 gram telur, mengandung
kurang lebih 85 IU vitamin D. Namun, konsumsi kuning telur perlu
diperhatikan karena kandungan lemaknya berisiko meningkatkan kolesterol
jahat (LDL). Jangan berlebihan intinya.
🌸 Daging Merah
Daging merah ini seperti daging sapi, kambing, dan domba. Perlu
digaris bawahi, agar tidak menimbulkan kolesterol, jangan sampai
menikmatinya secara berlebihan. Soalnya daging merah memang enak, sih.
Dianjurkan sebanyak 50–70 gram saja per hari dan mengolahnya juga dengan
cara yang sehat.
🌸 Susu
Susu beserta produk olahannya, seperti keju atau yogurt, mengandung
vitamin D yang juga tak kalah tinggi. Vitamin D dalam susu turut
membantu proses penyerapan kalsium di dalam tubuh sehingga mampu
menjaga kesehatan tulang dan gigi.
🌸 Jamur
Kalau teman-teman tidak suka makan ikan dan daging, atau seorang
vegetarian, jamur bisa menjadi pilihan lain. Jamur dapat mensintesis
vitamin D ketika terkena sinar UV. Jamur liar adalah sumber vitamin
D2 yang sangat baik. Sedangkan, jamur yang ditanam secara komersial
cenderung mengandung vitamin D2 lebih sedikit. Namun, jamur dengan
merek tertentu mendapat paparan ultraviolet (sinar UV) dapat menyediakan 130-450 IU
vitamin D2 per 3,5 ons (100 gram). Jamur maitake menjadi salah satu
jenis jamur yang dapat dibudidayakan dan memiliki kandungan vitamin
D cukup tinggi.
Gimana, cukup familiar dijumpai, bukan? Enak-enak juga kalau diolah menjadi
masakan atau susu sebagai minuman. Jadi, yuk mulai sekarang kita penuhi
asupan vitamin D tubuh dengan mengonsumsi bahan makanan tadi.
Semoga bermanfaat.
Referensi
5 Tanda Kekurangan Vitamin D. Tautan:
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/5-tanda-kekurangan-vitamin-d
10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi. Tautan:
https://health.kompas.com/read/2020/06/15/120200468/10-makanan-yang-mengandung-vitamin-d-tinggi
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)