Pertanyaan dari salah satu peserta Kick-Off Hybrid BloggerDay 2023, 24
Februari lalu, mengundang sejuta tanda tanya dalam kepala saya. Jujur, ini kali
pertama saya mendengar Chat GPT, walau ternyata sudah seviral itu sejak
beberapa bulan belakangan.
Berhubung pembuka di rangkaian acara ulang tahun Komunitas Bloggercrony Indonesia yang ke-8 ini bersifat online, saya langsung
searching agar tetap dapat mengikuti pembahasan. Oh, pantas saja, Chat
GPT yang mengusung kecerdasan buatan ini, ternyata sebegitu canggihnya sampai
digadang-gadang dapat menyaingi Google, karena kemampuannya menjawab segala
pertanyaan dan perintah yang diajukan oleh pengguna. Struktur bahasanya pun
lebih alami, bahkan nyaris sama dengan hasil ketikan langsung manusia asli di
seberang sana. Mulai dari memberi informasi, menerjemahkan bahasa, hingga yang
paling erat kaitannya dengan para blogger adalah kecanggihan platform
rilisan OpenAI ini dalam menyuguhkan artikel, naskah hingga karya tulis
lain dalam tata bahasa yang baik.
Tahu apa respon pertama saya? Takjub. Melupakan sejenak ancaman yang mungkin
saja diimbaskan Chat GPT pada rutinitas blogging yang sudah saya jalani
selama 6 tahun. Yang terlintas malah betapa beruntungnya kita-kita yang hidup
di era digital ini. Alih-alih terintimidasi, saya justru tetap yakin akan eksistensi blogger. Bukankah kita bisa memanfaatkan Chat GPT untuk menghasilkan tulisan yang jauh lebih berkualitas? Atau yang saya bayangkan, men-translate artikel yang saya tulis ke dalam bahasa Inggris dengan susunan kata dan kalimat yang enak dibaca. Siapa tahu membuka jalan untuk bekerja sama dengan brand luar negeri. Bisa saja, kan?
Pandangan saya, selama blogger masih memiliki hal yang tidak dimiliki oleh Chat
GPT, atau platform canggih lain yang pasti akan selalu mengisi dunia
industri digital ke depannya, itu sudah cukup sebagai modal untuk mempertahankan eksistensi. Yang perlu dilakukan adalah BERADAPTASI.
Jadi ingat pesan Charles Darwin,"Yang mampu bertahan hidup bukanlah orang yang paling kuat atau yang
paling pintar, tapi orang yang dapat menyesuaikan diri."
Bahkan sudah dari zaman dulu, perubahan itu sudah ada.
Keunikan yang Dimiliki Blogger
Sadar atau tidak, sebenarnya blogger memiliki keunikan yang tidak
dimiliki oleh genre penulis lainnya. Ini saya dengar langsung dari
Fellexandro Ruby, salah satu juri Anugerah Pewarta Astra 2022, saat
menjadi pembicara dalam talkshow awarding kompetisi tersebut.
"Ada perbedaan mencolok antara tulisan kategori umum dan jurnalis. Kalau
umum, bereksplorasi lebih bebas dan menyertakan sudut pandang mereka yang
menarik. Sedangkan jurnalis, lebih mengedepankan struktur dan aturan
kepenulisan."
Saya tahu sekali bahwa peserta umum ini mayoritas diikuti oleh para blogger.
Jawaranya pun dari teman-teman sesama blogger yang sudah saya kenal.
Berkat tulisan yang dinilai lebih bebas dan sudut pandang itulah,
blogger memiliki daya tariknya sendiri.
Kebebasan dan sudut pandang, menjadi keunikan blogger yang bisa dijadikan bekal untuk bertahan dalam gempuran pesatnya industri digital.
Coba deh diingat-ingat, pernah enggak, ketika teman-teman mencari sebuah
solusi dari masalah yang sedang dihadapi di mesin pencari, lebih memilih
membaca tulisan di blog pribadi, dari pada di portal berita atau
website besar? Kalau saya, sering. Masih seperti ini sampai sekarang.
Misalnya, yang kerap dilakukan Si Paling Gonta Ganti Skincare macam saya.
Setiap kali melihat produk skincare yang katanya dapat mengatasi
masalah jerawat dan bekasnya yang membandel, pasti harus baca
review dulu. Yang paling praktis, ya dari review beauty blogger. Informasinya jelas, apa adanya, lengkap dengan foto
before-after, dan dapat dipercaya. Tapi kalau di situs besar, kebanyakan lebih ke
tulisan ber-template seperti press release atau sebatas
menginformasikan kandungan dan manfaat produk. Padahal yang paling saya
butuhkan adalah pengalaman memakainya. Before-after-nya itu.
Ini masih dalam satu lingkup saja, masih ada soal parenting, resep
makanan, kesehatan, atau berjuta permasalahan hidup yang tak akan ada
habisnya. Malah pembahasan di blog bisa jauh lebih lengkap. Mulai dari yang serius, sampai
yang remeh pun ada. Umumnya, ada sisipan pengalaman nyata dan real di
dalamnya. Sehingga membuat tulisan blogger dirasa lebih kredibel.
Kembali ke Chat GPT tadi. Meski dapat memberi jawaban atas segala kegalauan
kita, apakah ada keterlibatan pengalaman nyata di sana? Atau sudut pandang
unik dari yang benar-benar mencoba? Adakah informasi penulisnya yang bisa
diajak berkomunikasi secara langsung? Meski mampu menampilkan artikel lengkap
dalam sekejap, tanpa harus menulisnya kata per kata, keyword-nya jitu
dan SEO-nya jempol, tinggal copy-paste ke blog, lalu publish, jelas orisinalitas dan plagiasinya tetap perlu dipertimbangkan.
Ibarat bumbu instan rendang, praktis tinggal tuang. Tapi, yang dimasak
pakai rempah asli, tetap rasanya yang paling nendang. Apalagi yang diolah
langsung oleh tangan ibu-ibu di kampung yang asli Minang.
Bagi saya, semakin canggih perkembangan digital, yang semakin mahal adalah
keunikan, ciri khas. Pembeda dari yang sudah ada, hanya kita yang punya. Dan
blogger sudah memilikinya.
Skill Set Up, Kunci Adaptasi
Kalau diingat-ingat, perubahan yang terjadi di dunia digital memang tidak
main-main. Ada saja gebrakan baru yang mungkin bila kita melihatnya 10 tahun
lalu, akan terkagum-kagum luar biasa. Kok bisa, ya? Mulai dari software, hingga
perangkat yang menunjangnya. Tiap bulan, gadget keluaran terbaru hadir dengan
fitur yang bikin mupeng. Di handphone, aplikasi juga terus menerus minta di-update. Belum lagi kehadiran platform semacam Chat GPT. Itu yang kita
tahu saja, perkembangan sebenarnya yang ada di balik layar dan tidak viral,
tentu jauh lebih banyak.
Mau atau tidak, segala yang terlibat dalam dunia digital, terutama yang berkiprah di sini, mesti siap beradaptasi secepat perkembangan tersebut agar tetap bertahan.
Sedikit malu mengakui, saya pernah kesal dengan tawaran kerja sama untuk
blogger yang menyaratkan minimal sekian "K" followers di media sosial. Kenapa tidak mengajak selebgram saja yang jelas-jelas memenuhi
standar followers tersebut? Kenapa judulnya mesti
campaign blogger? Kalau blogger, kan yang dijadikan fokus adalah
kualitas blog dan tulisannya. Tapi, ini kok sampai memaketkan dengan media
sosial juga?
Sembari saya sibuk komat-kamit, nyatanya banyak dari teman-teman blogger yang berusaha dan berhasil
menembus followers puluhan ribu sesuai persyaratan tersebut.
Kalau sudah begini, bukan keadaan yang pantas dipertanyakan, tapi saya
yang perlu menyesuaikan diri.
Inilah satu perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat kita. Media sosial
semakin memasuki setiap lini kehidupan manusia masa kini. Bahkan yang awalnya
searching di mesin pencari, kini bisa mencari informasi dengan
menggunakan hashtag di media sosial. Dan itu berkerja. Tidak salah bila banyak brand
yang mengharapkan dampak lebih besar ketika blogger mampu
mengoneksikan media sosialnya sebagai pemancing untuk menuju ke artikel blog
untuk tulisan yang lebih rinci.
Blogger yang awalnya fokus pada menulis dan pengembangan blog saja,
kini sudah bercabang ke banyak skill. Seperti mengelola media sosial,
membuat konten, public speaking untuk mengisi konten dengan video
interaktif, fotografi, membuat infografis, editing foto dan video, serta yang
baru-baru ini saya tahu adalah kemampuan bernegosiasi.
Sebanyak itu, guys!
Tapi, apakah mengeluh akan membantu? Yang dapat membantu adalah skill set
up untuk menjadikan kita, para blogger, mampu beradaptasi dengan baik.
Skill set itulah yang menjadi pelengkap keunikan blogger, agar tetap
tangguh meski digempur kepesatan industri digital.
Melekat sekali dalam ingatan saya apa yang disampaikan oleh Anwari Natari, yang
akrab disapa Mas Away, dalam dua kali sesi beliau mengisi acara BloggerDay
2023, yaitu saat pembukaan secara online, dan lebih mendalam pada kegiatan fun camp di Puncak Halimun Camp, tanggal 4-5 Maret 2023. Kredibilitas, Profesionalitas, Etika, serta Knowledge, Skill dan
Attitude (KSA). Jadi, kalau bicara soal skill set, tidak cukup
untuk menjadi jago saja. Namun juga tentang konsistensi mengembangkannya, dengan mempertahankan attitude agar tetap dinilai
profesional dan kredibel.
Nah, agar dapat menjadi pengingat kita bersama, termasuk saya yang pasti ada
masanya butuh diingatkan, berikut
penjelasan lebih detailnya.
-
Knowledge, Skill, Attitude (KSA)
Ini tiga kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang dalam bidang
apa pun yang ditekuni. Knowledge (pengetahuan) merupakan teori-teori
yang bisa digali dan dipelajari dari banyak sumber. Skill (keahlian)
dapat diraih bila pengetahuan yang berhasil dikumpulkan, dapat dipraktikkan dan terus
dilatih. Sedangkan attitude (sikap) adalah bagaimana kita bekerja keras,
berempati dan bersimpati, mentalitas, etika, hingga bagaimana kita
beradaptasi.
Mas Away mencotohkan dirinya yang awalnya juga seorang penulis, tidak jauh
berbeda dengan blogger, yang akhirnya mempelajari
public speaking, fotografi dan mendalam tentang teknik wawancara. Saya menciut, ternyata perjalanan saya masih belum seberapa ketika tahu bahwa Mas Away sampau mendalami teknik wawancara agar dapat berinteraksi baik dengan sumber tulisannya.
Kuncinya, ya KSA. Meningkatkan pengetahuan, berlatih terus dan bekerja keras.
Sesederhana membawa catatan ke mana-mana contohnya, itu juga termasuk
attitude yang membuat kemampuan semakin kuat. Ketika ada informasi, ide
atau apa pun itu, bisa langsung dicatat.
-
Profesionalitas
Barulah ketika KSA sudah diterapkan, kita akan dapat bertindak secara
profesional. Sudah profesional, dong, pastinya sudah dianggap mampu untuk
mengemban tanggung jawab sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Seorang blogger profesional, punya komitmen untuk dapat menyelesaikan tugas yang
dipercayakan kepadanya, sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Menyambung cerita Mas Away yang mempelajari berbagai skill tadi,
profesionalitas seorang blogger pun juga serupa adanya. Misalnya ketika
followers turut menjadi syarat untuk blogger, atau permintaan untuk
membuat reel dalam bentuk video review yang nantinya
ditautkan ke artikel blog, kita pun juga harus menyesuaikan diri dengan itu
agar tetap dinilai profesional. Mempelajarinya, menerapkan KSA, hingga
akhirnya tetap menjadi blogger yang dinilai profesional karena mampu
beradaptasi dengan kebutuhan yang terus berkembang.
-
Kredibilitas
Tahap selanjutnya adalah kepercayaan. Ketika kita sudah bekerja secara
profesional dengan kemauan tinggi untuk terus meng-upgrade diri, disitulah
kita dianggap kredibel atau dapat dipercaya. Kepercayaan sebagai
blogger bukan hanya dilihat dari kinerja yang kasat mata saja, tapi juga dari hasil tulisan atau mungkin konten media
sossial yang menyertainya. Kredibilitas blogger mencakup kepercayaan
pembaca, serta hati nurani kita dalam menulisnya, apakah sudah jujur, memberi
manfaat dan tidak asal.
Orang kapabel, belum tentu kredibel.
- Anwari Natari -
Tentu saja ini menyangkut dengan keunikan yang sudah panjang lebar dibahas
sebelumnya. Sudut pandang blogger yang lebih bervariasi dan penulisannya yang
lebih bebas, mesti diberi benang merah dengan kejujuran dan kebaikan.
Wah, ternyata sedalam itu ya, kalau dijabarkan satu-satu. Ketiga poin ini akan
terus berulang selama ada perkembangan baru. Tidak bisa dipisahkan satu sama
lain dan harus tetap dilakukan agar dapat beradaptasi. Tidak heran bila Charles Darwin menobatkan
orang yang mampu beradaptasi sebagai ras terkuat di muka bumi, karena memang
daya dan upayanya tidak mudah, dan butuh perjuangan yang tidak ada batasan
waktu.
Kolaborasi Membuat Kita Mampu
Eits, jangan buru-buru pesimis.
Bagian ini, akan penuh cerita. Dalam acara puncak anniversary Bloggercrony
tahun ini, saya mendapat banyak sekali insight dari Mas Away yang sudah
lebih dulu dibahas, Kakak-kakak pengurus, dan teman-teman sesama peserta.
Judulnya saja yang Fun Camp, serta kami semua yang memang healing dan
bersenang-senang selama di sini, tapi pelajaran yang terselip dari
obrolan dan tawaan itu begitu berarti, khususnya bagi saya.
Ketika dipertemukan dengan teman-teman yang memiliki ketertarikan dalam bidang yang sama, setiap perbincangan pasti jadi wadah belajar. Bahkan apa yang dilihat, bisa memberi makna mendalam yang membuat sadar.
Mulai dari titik kumpul di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), saya berjumpa dengan Kak Dennise dan Kak Agatha. Secara usia, jauh lebih senior. Tapi semangatnya, jauh lebih muda. Tidak enggan untuk terus menggali ilmu dan bertanya bila belum tahu. Begitu pula dengan teman-teman yang usianya sepantaran dengan adik saya, malah antusiasnya untuk berkomunitas dan bersosial, sudah berdampak besar untuk membantu orang lain. Tidak pantas rasanya ketika saya mengeluh capek, apalagi malas, untuk terus belajar dan berbagi. Kekuatan kita untuk beradaptasi, justru dimulai dari aliran semangat-semangat seperti ini. Tidak semangat, ya tertinggal.
Lanjut lagi saat sesi diskusi Saling Dengar Suara Blogger. Membahas tentang kekuatan dan tantangan blogging, yang output-nya tetap kepada solusi dan kesimpulan apa yang bisa diambil. Mendengar jawaban teman-teman yang pastinya berbeda satu sama lain, kembali membuka pintu-pintu pemahaman baru. Komunitas dan anggota, memiliki hubungan dua arah yang akan sama-sama mencapai titik kebermanfaat maksimal bila dapat saling menyuarakan. Komunitas butuh anggota untuk bergerak dan menjalankan program yang tepat, dan anggota pun butuh komunitas untuk menjembatani kebutuhan mereka.
Malamnya, jauh lebih dalam. Kami diajak untuk saling memperkenalkan lebih
detail dan mencurahkan isi hati. Beragam profesi dan aktivitas saya jumpai
dari sini. Ngeblog sudah pasti, namun kehidupan nyata masing-masing,
jauh lebih luas. Tapi yang paling menarik adalah Kak Arya, special guest yang satu-satunya bukan blogger (belum blogger, katanya), hadir untuk mendokumentasikan kegiatan kami dalam gambar-gambar indahnya.
Kok bisa ya, komunitas blogger, tapi yang diundang justru yang menekuni
komunitas sketch.
Kolaborasi, itulah poinnya.
Saya menangkap pentingnya berkolaborasi.. Bila
sebelumnya saya menganggap kolaborasi sebatas kerja sama resmi yang
dijalankan oleh dua pihak atau lebih, yang mana kerja sama itu terlihat secara
fisik, kini di mata saya, kolaborasi pun bisa terjadi dalam pertemuan menyenangkan berlabel healing seperti fun camp ini.
Mas Away bilang, untuk mempelajari skill set yang berderet itu, harus satu per satu dan sesuai
dengan batas kemampuan. Tidak mungkin kan belajar mengelola
media sosial, public speaking dan editing video dalam satu
waktu? Sudahlah blogger harus menulis artikel, ditambah memikirkan deretan
parameter yang angkanya mesti ditingkatkan, apa tidak pusing bila dicekoki
segitu banyak skill lagi yang mesti dikuasai untuk bisa berdaptasi?
Sekali lagi, kolaborasi menjadi solusi.
Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional.
Hubungan relasi yang dibuka Bloggercrony untuk Blogger Indonesia ini, adalah
peluang emas yang tidak boleh disia-siakan. Blogger bisa berkolaborasi dengan sesama
blogger, atau yang bukan blogger sekali pun.
Contoh simpelnya, saya nimbrung ke meja Kak Iyan, sesama peserta fun camp, yang kebetulan sedang membahas
seputar blogging dengan dua teman lainnya. Kemampuan SEO saya yang cetek ini,
meningkat satu level berkat penjelasan santai yang diberikan terkait teknik
dasar SEO, seperti menyisipkan 7 keyword utama dalam tulisan, atau wajib
adanya external link, minimal ke akun media sosial sendiri, untuk dapat
menaikkan DA. Mungkin bagi Kak Iyan ini ilmu yang kecil, tapi
bagi saya, sesuatu yang besar.
"Nanti saya tulis di blog ya, tentang ini."
"Boleh, nanti kasih backlink ke blog saya, ya."
Nah, kolaborasi lagi kan? Saya dapat ilmunya, Kak Iyan dapat
backlink-nya.
Kolaborasi ini juga yang akan membuat kita mampu, ketika keterbatasan manusia
menjadi tantangan tersendiri dalam membangun skill set. Mungkin saja ke depannya, saya akan meminta
bantuan teman-teman yang ahli SEO untuk mengejar parameter tertentu di blog, karena
jujurly, saya mumet kalau sudah dihadapkan dengan SEO tingkat lanjut. Sebaliknya, saya juga pasti
akan membantu dengan senang hati ketika para ahli SEO ini butuh gandengan dalam hal yang mereka lihat saya mampu untuk mengerjakannya.
Malah saya sempat nyeletuk ke Kak Arya, yang notabenenya bukan
blogger,
"Kak, nanti kalau saya nulis buku, kita kerja sama secara profesional ya
untuk membuatkan ilustrasinya." Mengingat buku-buku sekarang yang sudah tak lagi full dengan tulisan.
Adaptasi juga namanya. Adaptasi yang lahir dari buah kolaborasi. Kalau menunggu saya sampai sejago Kak Arya untuk membuat gambar, bisa-bisa bukunya tidak jadi terbit.
Besar kemungkinan, kolaborasi-kolaborasi lainnya akan terlintas di kemudian hari.
Karena kita manusia, yang tidak akan mungkin menguasai dari A sampai Z skill secara
utuh dan penuh. Butuh bantuan dan keterlibatan pihak lain agar apa yang kita
tuju dapat mencapai titik maksimal keberhasilan.
Sejauh ini, walau saya baru bergabung 3 tahun di Bloggercrony Community, sudah banyak ilmu terkait kolaborasi dan adaptasi yang diajarkan. Dari BloggerPreneur, yang berisi para pemilik usaha yang kebetulan juga merupakan seorang blogger, serta dari beberapa BloggerHangout yang mengangkat tema-tema di luar blogging yang sebenarnya masih ada keterkaitan, seperti data analitycs dengan narasumber dari Data Science Indonesia, belajar TOEFL ITP, Digital Safety, dan yang terakhir membahas mengenai seni bernegosiasi bersama Ceraproduction. com.
Begitu pula dengan skill set para blogger yang terus diperhatikan oleh Bloggercrony. Salah satu BloggerHangout yang beruntung sekali saya terpilih untuk dapat mengikuti, adalah Public Speaking for Broadcasting bersama Mas Away. Saya diajari bagaimana berbicara yang baik oleh ahlinya, cara menyesuaikan posisi, gesture tubuh, dan sorot mata dengan kondisi audience, bagaimana persiapannya, hingga langsung praktik yang hasilnya pun di-review oleh Mas Away. Saya masih ingat bagaimana melatih vokal, melatih pertemuan bibir atas dan bibir bawah, bibir dan gigi, serta lidah dan langit-langit yang turut diajarkan. Tentu saja ini sangat bermanfaat untuk saya yang baru fokus mengembangkan channel YouTube untuk menguatkan branding dan mempromosikan blog.
Di sini pertama kalinya saya mengunjungi BCC House Cipete, dan disambut sangat ramah oleh para pengurus yang baru pertama kali bertatap muka. Hanya Kak Bowo, yang pernah bertemu sebelumnya, yaitu saat melepas ke Pulau Tidung dalam rangkaian kegiatan BloggerDay 2022. Hasil kolaborasi lintas komunitas Bloggercrony dengan Mangrovejakarta.id yang kini sudah menjadi Yayasan Mangrove Indonesia Lestari.
Saat itu, saya mendapat cerita juga dari Pak Paundra, selaku founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari, tentang pentingnya berkolaborasi. Lebih tepatnya, hasil dari kolaborasi dengan Bloggercrony. Dari artikel para blogger yang unik, jelas berbeda dari tulisan media, liputan acara penanaman mangrove akan mendapat sentuhan menarik. Sebaliknya, blogger mendapatkan pengalaman menanam bibit mangrove, yang tentunya akan menjadi bahan berkualitas untuk mengisi blog. Rasanya saya tidak akan mungkin mendapatkan pengalaman indah dan kesempatan bercengkrama dengan teman-teman komunitas mangrove, tanpa kolaborasi ini.
Tidak sampai disitu. Siapa sangka, artikel liputan penanaman mangrove di Pulau Tidung tersebut, menjadikan blog saya, novarty.com, sebagai Blog Edukasi Terbaik 2023 versi Twinkl. Kurang happy apa lagi coba?
Sekarang bukan zamannya kerja sendiri-sendiri, tapi tingkatkan relasi dan
berkolaborasi.
Sehingga skill set up untuk menjadi blogger yang beradaptasi,
bukan sebuah kemustahilan meski begitu banyak skill yang pasti terlibat.
Oiya, bagi teman-teman yang mau kepoin aktivitas dan program-program Bloggercrony Community, silakan mampir ke Instagram/Twitter @bloggercrony, ya.
Semoga bermanfaat dan Happy 8th Birthday, Bloggercrony!
Bisa beradaptasi dengan kondisi terkini memang penting ya mba. Banyak kejadian, perusahaan2 yg tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, yg malah mati pada akhirnya.
ReplyDeleteNaaah, tapi sebagai blogger, aku pun lebih suka membaca tulisan yg based on pengalaman pribadi drpd hanya sekedar artikel yg cuma bisa menjelaskan produk, tanpa ada sentuhan pemakaian sendiri. Kan yg mau kita cari pengalamannya itu Yaa. Even sebelum ada chatgpi, aku mencari segala macam info LBH suka di blog personal juga.
Itulah uniknya kita para blogger, sentuhan pengalamannya itu loooo
DeleteAku pun sama kayak Mbak. Kalau nyari solusi gitu, suka dari blogpri yang penulisnya itu ngalamin sendiri
Mba Novarty, sy ingin bergabung di komunitas blog yang selalu aktif, agar terus semangat dan banyak inspirasi.
ReplyDeleteInformasi pendaftaran member komunitas itu biasanya ada di media sosialnya, Kak. Bisa dikepoin aja IG atau FBnya :)
Delete