Ada rasa bersalah ketika saya sibuk dengan aktivitas sendiri. Bukannya sengaja, namun kebutuhan saya untuk mengembangkan diri, meski sekarang sudah full di rumah, menjadikan perhatian mesti terbagi. Tidak selalu, ada masanya beberapa tugas menumpuk di satu waktu.
Anak-anak dan suami memang mendukung penuh apa pun yang saya lakukan. Tanpa kerja sama dan pengertian mereka, bisa dibilang saya lumpuh total. Namun, sebagai ibu, menyaksikan mereka sibuk beraktivitas tanpa saya, selalu berujung batin, "Setelah tugas ini selesai, saya harus menggantinya dengan quality time tanpa gangguan."
Saya hanya ingin menyeimbangkan peran. Walau ada kegiatan lain, keluarga tetap priorotas utama. Tak akan pernah tergantikan posisinya dengan apa pun. Intinya, saya berharap selalu hadir di kehidupan mereka, meski saya sedang tak berada di tengah mereka.
Caranya? Menciptakan momen berharga di quality time keluarga.
Memasak, Cara Saya Hadir untuk Keluarga
Drama kehidupan rumah tangga yang mungkin sudah tidak asing lagi. Sering muncul di film, iklan atau konten media sosial. Nyatanya, memang inilah kenyataan yang terjadi. Ibu berusaha memasak makanan sespesial mungkin, lalu anak-anak menilai jujur dan Sang Ayah menyangkalnya sambil berusaha menahan rasa yang tidak karuan dalam kunyahan.
Tapi, dalam momen ini lah tersirat sejuta cinta. Ada kehangatan, kebersamaan dan curahan kasih sayang dalam sepiring hidangan yang dimasak ibu. Entah itu rasanya enak atau tidak (walau sudah pasti semua ibu mengidamkan sajian makanan yang paripurna).
Makanya, sebisa mungkin saya terus berupaya memasak menu sehari-hari untuk keluarga. Dari yang awalnya tidak mengerti jenis rempah, kini hanya dengan meliriknya saja, saya sudah mahir sekali membedakan mana yang jahe, lengkuas, kunyit, ketumbar atau merica. Yang saya harapkan hanya satu, dengan memasakkan makanan sederhana sebisa saya, saya bisa hadir untuk keluarga.
Ternyata benar saja, bila selama berhari-hari saya tidak sempat masak, tentunya karena alasan mendesak, anak-anak dan suami sering kangen dengan masakan wanita satu-satunya di rumah ini. "Kangen opornya, Bunda," kata suami. Padahal opor saya tidak lebih baik dari opor ibu penjual ketupat dekat rumah yang sebelum jam 10 pagi sudah habis terjual. Atau anak saya request "Bun, masakin spaghetti lagi, dong." Padahal rasa spaghetti saya jauh di bawah standar chef di tempat makan favorit mereka.
Saya percaya, ini bukan hanya perkara rasa. Tapi keluarga saya benar-benar merasakan kehadiran saya, dari masakan yang saya masak sendiri. Percaya deh, kalau teman-teman mencoba, pasti lebih memilih melipir ke rumah makan Padang. Ya, karena hasil tangan saya tidak seenak itu.
Bersykurnya, anak-anak dan suami menyukainya, lebih tepatnya merindukannya. Karena itulah, saya akan selalu menyempatkan diri memasak, walau godaan pesan makan via ojek online begitu sulit dialihkan dari pikiran. Inilah salah satu quality time, persembahan saya, untuk mengganti waktu-waktu yang saya habiskan tanpa mereka.
Terkadang, Ibu Overthinking Soal Masakan
Begitu pula saat saya ngobrol dengan teman sebaya yang juga sudah menjadi ibu. Alasan utama tidak masak di rumah, ya karena tidak bisa masak. Tapi kalau didesak, minimal menggoreng-goreng, merebus-rebus, mengukus atau membuat sop masih bisa.
Kalau dipikir-pikir, ini hanyalah overthinking atau kekhawatiran berlebihan ibu-ibu. Nyatanya, tidak butuh keahlian tinggi atau makanan berstandar internasional untuk keluarga. Yang sederhana saja, bisa dilahap habis tanpa sisa.
Selain ingin hadir untuk keluarga, semangat saya untuk memasak juga datang dari overthinking yang saya lepaskan. Saat saya capek belajar masak gulai, tongseng, rawon atau asam padeh khas kampung halaman saya, yang jelas-jelas di beberapa kali uji coba awal hasilnya tak akan memancing selera makan, suami dan anak pertama saya yang masih berusia 2 tahun waktu itu, lahap sekali makan nasi hangat dengan telur dadar dan kecap. Pernah juga dengan sayur bayam bening dan tempe goreng. Bukankah itu hanya goreng-goreng dan rebus saja? Tidak ada bumbu jelimet yang mesti disiapkan.
Dari menu sederhana yang cocok di lidah mereka inilah saya belajar untuk tidak perlu buru-buru atau terobsesi menjadi ibu yang jago masak. Bisa masak saja sudah cukup, sembari perlahan mempelajari resep baru yang dirasa mampu mengaplikasikannya di dapur sendiri.
Intinya, tidak semua makanan keluarga yang enak itu perlu proses masak yang lama dan menggunakan berpuluh bahan. Banyak juga kok menu sederhana, dengan cara masak yang sederhana, tetapi bisa dinikmati. Bayam bening dan telur dadar tadi misalnya. Iya, 'kan?
Kraft Quick Melt, Lelehannya Tak Pernah Gagal
"Banyak manfaat yang bisa diraih seluruh anggota keluarga melalui kegiatan memasak bersama di akhir pekan, mulai dari membangun kedekatan, kemandirian, kemampuan kerjasama, percaya diri hingga kreativitas buah hati."
Sepenting itu lo manfaat yang bisa didapatkan keluarga dari kegiatan memasak bersama. Masih yakin mau melewatkannya?
Bagi saya yang bukan ibu bekerja dengan jam tetap, akhir pekan atau tidak, sebenarnya tidak jauh berbeda. Apalagi suami sedang tugas belajar, yang sejak pandemi, kuliah dilangsungkan secara daring. Jadi kami bebas menentukan kapan "akhir pekan" ala kaluarga kami. Di mana di akhir pekan itu, saya harus istirahat dari kegiatan pribadi dan mendedikasikan penuh untuk keluarga. Tak terkecuali urusan masak dengan anak-anak dan suami.
Tapi kalau anak ikut masak, nanti berantakan, ribet atau malah makin lama masaknya. Jangankan anak-anak, suami saja yang ikut masak, pasti dapur kayak kapal pecah.
Yap, ini sering menjadi alasan kenapa malas sekali mengikutsertakan anggota keluarga dalam urusan masak. Padahal, selama bisa menyeleksi bagian mana saja yang akan didelegasikan ke anak dan suami, akan membuat proses memasak lebih cepat. Kalau saya, kasih yang gampang-gampang saja. Mengupas telur puyuh untuk sup atau membentuk adonan yang agak padat, contohnya. Seberantak-berantakannya, tidak akan sulit dibersihkan kok.
Pssst...saya bisikkan satu rahasia lagi. Menu boleh sederhana, tapi hasil akhirnya tetap ditentukan oleh kesegaran dan kualitas bahan. Pilih yang segar dan berkualitas!
Seperti bayam tadi, kalau tidak segar, mana enak di masak. Atau tempe, kalau sudah seminggu di kulkas, digoreng dengan bumbu sebanyak apa pun, tetap tidak akan seenak tempe yang kedelainya baru merekat sempurna karena kinerja ragi.
Termasuk juga bahan-bahan lain yang sudah dikemas. Kalau saya, bukan lagi melihat dari kesegaran, tetapi kualitas. Lihat komposisinya, cara pengemasannya, kadaluarsanya, sertifikasinya serta wujud dan rasa dari produk tersebut. Misalnya tepung-tepungan, mentega, susu atau yang paling disukai anak-anak dan selalu ada stok di kulkas adalah keju.
Nah, kalau sudah menyinggung soal keju, saya suka membahasnya panjang lebar. Kenapa? Karena keju ini kesukaan keluarga dan saya sering membelinya. Tidak semua keju lo, sesuai dengan apa yang kita harapkan sebagai pembeli. Seperti misalnya kemarin saat KRAFT mengadakan kampanye #KejuAsliCheck, yang membuat saya dapat membedakan mana keju cheddar asli berkualitas, serta mana keju yang komposisinya didominasi oleh air dan tepung. Padahal sama-sama cheddar.
Baca juga: Kampanye #KejuAsliCheck: Begini Cara Memilih Keju Cheddar Berbahan Baku Tepat dan Berkualitas
Sama juga saat keju leleh lagi viral, di mana-mana jajanan dengan isian atau topping keju yang meleleh banyak diminati, saya pun kembali memilih keju leleh yang benar-benar meleleh sempurna. Bukan jadi encer, atau malah tidak berubah bentuk sama sekali setelah dipanaskan. Salah pilih keju, lelehan yang diidamkan akan keluar saat makanan dipotong, hanya jadi angan-angan.
Untungnya, KRAFT sebagai salah satu brand unggulan dari Mondelez Indonesia, menjawab kebutuhan masyarakat yang satu inu melalui produk KRAFT Quick Melt. Kreasi sajian yang simpel dengan keju anti gagal yang cepat leleh dan bertekstur sempurna, menjadikannya tetap istimewa. Pokoknya nggak usah takut gagal lagi.
Cukup 3 menit! KRAFT Quik Melt, mau ditabur di atas macaroni panggang, dikukus sebagai isian bakpao atau jadi isian bola-bola kentang, tidak pernah gagal melelah dalam waktu 3 menit dan teksturnya sempurna tidak terlalu cair/encer. Kalau bisa saya gambarkan, pas bola-bola kentang dibelah dengan tangan dan ditarik, kejunya bisa panjang tidak putus. Kebayang kan menggiurkannya gimana?
Pokoknya sekarang saya belinya KRAFT Quick Melt saja. Warnanya juga kuning keju, bukan kuning pucat. Dan yang paling saya suka adalah rasanya. Tidak hambar dan tetap mempertahankan rasa khas keju yang asin gurih. Bahkan masak telur dadar saja, saya kasih KRAFT Quick Melt dan sedikit parsley di atasnya. Jadi mewah, padahal mah telur dadar biasa.
KRAFT Quick Melt, dijamin leleh. Mau digoreng, dikukus, dipanggang pakai oven dan teflon pun, pasti meleleh sesuai harapan. Berkatnya, masakan rumah biasa, bisa jadi luar biasa.
Karena yang ada leleh-leleh keju itu, pasti selalu menarik untuk disantap.
KRAFT Quick Melt menjadikan momen akhir pekan keluarga lebih bermakna. Mengajak anak dan suami masak bersama, dengan kualitas dan rasa KRAFT Quick Melt, rasanya tetap jempol.
Lelehnya Asli, Semangatnya Pasti!
Resep Cemilan Keluarga Simple: Tempe Cheesse Ball
Bukan tanpa alasan kenapa saya menjadikan cemilan ini sebagai cemilan favorit keluarga. Kedua bahan utama yang digunakan, sangat digemari anak-anak dan suami. Tempe, wajib dibeli setiap kali belanja di abang-abang sayur. Keju, apalagi yang meleleh, jadi idola anak-anak saya. Ya sudah, bahannya ada dan selalu ada di kulkas, kenapa tidak digabungkan saja?
Bagi ibu-ibu yang belum memiliki skill memasak di atas rata-rata, tak perlu khawatir. Resep ini sangat cocok untuk kita-kita yang masih di level "Easy". Karena masaknya memang mudah. Tapi soal rasa, jangan ragu. Dijamin cocok di lidah sekeluarga. Anak-anak bisa langsung hap, orang tuanya tinggal tambahkan saja cocolan saus sambal.
Resep Tempe Cheese Ball
Bahan Utama
1/2 papan tempe ukuran besar (saya beli yang kemasan plastik, banyak dijual di pasar atau tukang sayur), kukus dan lumatkan.
1/2 balok keju KRAFT Quick Melt, potong dadu ukuran sedang.
1 sdm saus tiram.
1 sdm tepung bumbu serbaguna.
Secukupnya lada bubuk.
Minyak untuk menggoreng.
Bahan Pencelup
1 butir telur ayam, kocok lepas
Secukupnya tepung panir
Cara membuat
🌸 Campurkan semua bahan utama, kecuali KRAFT Quick Melt. Aduk rata.
🌸 Bulat-bulatkan adonan tempe. Bagian ini, bisa ikut sertakan anak biar lebih seru.
🌸 Masukkan potongan keju KRAFT Quick Melt ke dalam bulatan adonan. Pastikan tertutup rata agar lelehan keju tidak keluar saat di goreng.
🌸 Gulingkan ke tepung serbaguna, lalu ke kocokan telur dan tepung panir.
🌸 Goreng di minyak panas sampai cokelat keemasan. Gunakan api kecil agar tidak mudah gosong dan panas masuk ke dalam hingga keju meleleh sempurna.
🌸 Sajikan selagi hangat.
Gimana? Mudah dipraktikkan, 'kan? Bahannya juga enggak neko-neko. Mudah dijumpai dan biasanya di rumah ada stoknya. Jangan lupa, yang paling spesial dari resep ini adalah memungkinkannya mengajak anak-anak untuk ikutan membulat-bulatkan. Nanti setelah jadi, mereka pamer dengan bangganya. Anak-anak saya banget ini!
Bahkan anak saya bukan hanya bikin yang berbentuk bulat seperti instruksi. Kreatifitasnya bergejolak untuk membuat shape yang lain, seperti segitiga, kotak atau hati. Bagus sih, tapi malah jadi tantangan bagi saya untuk memasukkan kejunya, karena sudah diwanti-wanti kalau bentuknya jangan sampai diubah. Sedikit tips nih buat ibu-ibu yang anaknya juga kreatif bikin banyak bentuk dari adonan, kejunya bisa dipotong lebih kecil biar lebih mudah dimasukkan dan tidak bocor saat digoreng.
Pokoknya ada saja kejadian lucu kalau sudah masak bareng-bareng begini.
Oiya, kalau mau melihat kreasi resep masakan simpel anti gagal KRAFT Quick Melt yang melting ini, banyak sekali tersedia di www.bundakraft.com. Bisa dipilih-pilih mana yang mudah dibuat dan bahannya tersedia.
Selamat mencoba dan seru-seruan bareng anak, ya!
Hangatkan Keluarga dengan Sajian
Memasak sajian untuk keluarga, yang sebelumnya saya anggap terlalu sulit dilakukan, ternyata malah menjadi cara jitu untuk menyampaikan kasih sayang. Soal prinsip saja, karena saya membuktikan bahwa keluarga tidak butuh makanan berstandar tinggi. Yang penting rasanya sesuai selera. Walau sederhana dan cara masaknya simpel, keluarga tetap bahagia menyantapnya.
Dalam sepiring sajian itu ada cinta yang tercurah.
Sajian juga akan menyatukan. Makan bersama-sama cemilan tempe cheese ball tadi misalnya. Kalau sudah dingin, pasti kurang mantap. Makanya selagi hangat, dalam satu waktu, semua anggota keluarga berkumpul. "Ini Bunda lo yang masak. Enak enggak?" Seminimalnya, kalimat ini bisa memancing obrolan panjang keluarga saya.
Biar lebih lengkap sharing pengalamannya, saya punya beberapa tips agar kegiatan memasak bersama keluarga terasa menyenangkan dan jauh dari beban berantakan, bikin lama atau bikin ribet. Walau ada balita sekalipun.
- Rencanakan. Sejak punya anak, banyak hal yang mustahil berhasil tanpa rencana. Jadi kalau ingin acara masak bersama keluarga berhasil, mesti direncanakan dulu. Diskusikan juga dengan suami terkait waktunya dan pastikan juga anak-anak fit dan tidak banyak kegiatan di hari itu.
- Pilih menu simpel. Bahannya tidak banyak, prosesnya tidak panjang dan masaknya tidak lama. Ini untuk menjaga mood anak-anak yang suka bosan menunggu kalau hasil buatannya lama sekali terhidang. Selama bahan yang digunakan segar dan berkualitas seperti KRAFT Quick Melt contohnya, rasa masakan tetap spesial kok.
- Bagi-bagi tugas. Sebenarnya, ini juga termasuk perencanaan. Ibu biasanya yang paling mengerti. Kira-kira mana yang cocok dikerjakan anak dan suami. Kalau saya, tugas anak dan suami pasti sama. Jadi saya bisa fokus mengerjakan yang lain dan suami bisa mengawasi anak-anak. Jangan lupa, informasikan dengan detail kepada mereka sebelum hari H. Sampai mengerti dan jelas.
- Ruangan cukup luas untuk sekeluarga. Masak sendiri dengan masak bertiga atau berempat, pasti area yang dibutuhkan berbeda. Tidak masalah melipir sedikit ke ruang makan. Menyediakan meja untuk anak-anak mengerjakan tugasnya, bisa sangat membantu. Karena kalau di lantai, biasanya lebih berantakan dan membersihkannya lebih sulit karena lengket-lengket. Kalau di meja, tinggal lap sudah bersih.
- Suami harus ikut aktif agar ibu tidak kewalahan sendiri. Baik untuk mengawasi, hingga urusan beres-beres. Makanya penting sekali menunggu jadwal kosong suami agar ada yang membantu. Maklum, kalau anaknya sudah lebih dari satu, macam-macam saja kejadian uniknya. Ibu pasti butuh partner.
Dengan menerapkan tips sederhana ini, acara masak bersama keluarga jadi lebih minim masalah. Kalau sudah menemukan strategi yang cocok, dijamin bakal ketagihan dan ingin mengulang kembali. Paling bahagia itu ya saat melihat ekspresi anak-anak. Mereka yang paling bersemangat dan tidak sabar memulai kalau saya sudah memberi instruksi.
Satu lagi, kalau sempat mendokumentasikan, bisa jadi kenangan yang tak kalah indah, lo. Dilihat sebulan atau mungkin setahun kemudian, saat anak-anak sudah mulai besar, pasti terharu sendiri.
***
Sepenggal cerita saya dengan sajian cinta KRAFT Quick Melt ini menggali momen-momen indah yang pernah saya lalui bersama keluarga melalui kegiatan memasak. Apalagi saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya kemarin, mengajak anak-anak memasak, makin intens saya dilakukan. Bahkan bikin teh manis hangat saja, anak-anak saya ajak. Lucu dan seru!
Biar makin ramai, bila ada resep KRAFT Quick Melt yang pernah teman-teman coba dan cocok untuk cemilan keluarga, boleh banget berbagi cerita di kolom komentar, ya. Biar lebih banyak lagi ide cemilan yang hadir menemani keseruan keluarga kita.
Yuk, masak bareng keluarga di akhir pekan ini!
Keju yg selalu aku beli juga Kraft mba. Dari zaman kecil pun, Krn mama selalunya beli keju Kraft waktu kami masih anak2. Paling enak juga soalnya.
ReplyDeleteIni resepnya mau aku pake buat bikin bekal anak2 ke sekolah 😄. Tapi mungkin tempenya aku ganti kentang, anak2ku ga ada yg doyan tempe, terpengaruh papinya nih 🤣. Kalo aku mah suka. Tapi kalo kalah suara, biasanya yg suara minoritas harus ngalah hahahaha. Jadi aku ganti kentang mungkin , lalu diisi keju quick melt 🤤
Waktu kecil dulu, aku taunya keju cuma KRAFT. Sampai sekarang udah otomatis aja gitu, beli keju ya KRAFT. Nggak pernah kecewa juga sama kualitasnya.
DeleteBoleh banget diganti kentang Mbaaak. Soalnya kejunya itu udah enak. Jadi balutannya mau apa aja, tetap enak 👍🏻