Lebih dari 2 tahun sejak terakhir kali saya naik MRT Jakarta. Saya dan suami sempat
kebingungan saat melihat di kaca semua loket, terpampang papan akrilik
bertuliskan "CLOSED". Padahal dulu tiketnya bisa dibeli langsung di loket. Tapi sekarang, cara membeli tiket MRT Jakarta gimana?
Memang kami melihat deretan mesin besar yang sepertinya ada aktivitas
pembelian tiket secara otomatis di sana. Tapi kok yang antri cuma sedikit?
Malah lebih banyak yang langsung masuk saja. Tidak ingin menebak-manabak, saya sigap bertanya ke petugas yang kebetulan sedang berjaga.
Oh, ternyata tiket tidak lagi dijual di loket. Tapi melalui kartu yang proses pembelian dan top-up dilakukan menggunakan mesin (jadi dilakukan secara mandiri, bukan oleh petugas), menggunakan e-money dan yang terakhir adalah menggunakan aplikasi.
Baca juga: Pengalaman Perpanjang SIM Online dan Biayanya Melalui Aplikasi
Digital Korlantas POLRI (SINAR)
Sudah tidak ada kertas-kertasan lagi. Melalui kartu atau aplikasi. Cuma dua
jenis itu saja. Nah, agar lebih jelasnya, berikut cara membeli tiket dan
menggunakan kartu serta aplikasi tersebut untuk naik MRT Jakarta.
1. Mesin Pembelian Tiket Otomatis
Kebetulan saat pertama kali saya mencoba membeli tiket melalui mesin
otomatis ini adalah untuk perjalanan dari terminal Lebak Bulus Grab ke Blok
M BCA. Jadi saya membelinya di terminal Lebak Bulus. Terdapat tiga mesin
yang bisa digunakan untuk membeli kartu dan top-up atau
isi saldo bagi yang sudah punya kartu.
Berhubung saya belum punya kartu, jadi hal pertama yang dilakukan tentu
membelinya. Harga kartu baru MRT Jakarta adalah Rp 25.000,-.
- Klik menu Pembelian Tiket Multi Trip.
- Pilih nominal saldo yang akan dimasukkan dalam kartu.
- Total pembayar akan muncul di layar. Masukkan uang melalui slot yang tersedia pada bagian bawah layar.
- Selesai, kartu secara otomatis keluar dan bisa langsung digunakan.
Sedangkan untuk top-up saldo, langsung saja klik menu Isi Ulang. Proses
pembayarannya sama saja dengan pembelian kartu baru. Cuma kalau untuk
top-up, jangan lupa tempelkan kartu MRT Jakarta pada slot yang juga disediakan.
Cara menggunakan kartu ketika akan naik kereta adalah dengan menempelkannya di
portal masuk serta nanti setibanya di stasiun tujuan. Jadi, tap pertama menandakan stasiun keberangkatan, dan tap kedua untuk
memotong saldo sesuai dengan rute yang ditempuh. Bila merasa kesulitan, ada petugas kok yang stand by di
sana.
2. E-Money
Ini adalah yang paling simpel. Tinggal tap di portal masuk dan
tap lagi saat keluar nanti setibanya di stasiun tujuan.
Pemotongan saldonya pun sama dengan kartu MRT Jakarta. Kelebihannya,
e-money biasanya sudah umum dimiliki orang. Jadi bisa jadi alternatif
untuk tidak perlu membeli kartu MRT Jakarta atau menginstal aplikasi seperti
yang setelah ini akan dijelaskan. Apalagi kalau naik MRT-nya tidak
rutin.
Untuk top-up e-money, tersedia beberapa mesin ATM di stasiun atau di
loket dengan uang tunai.
3. Aplikasi MRT Jakarta
Kalau ke mana-mana, smartphone enggak mungkin ditinggal dong. Dengan
menginstal aplikasi MRT Jakarta, tidak perlu lagi kartu-kartuan dan tidak
perlu khawatir lagi bakal kehilangan atau ketinggalan kartu. Cukup instal,
daftar dan beli tiket.
Untuk proses instal, tinggal ketik saja "MRT
Jakarta" di GooglePlay bagi pengguna Android atau PlayStore bagi pengguna iOS.
Sedangkan untuk proses daftarnya, silakan isi data diri sesuai
form yang tampil.
Berikut cara membeli tiket melalui aplikasi.
- Pilih menu tiket pada halaman awal aplikasi.
- Tersedia tikel sekali jalan (one way) atau pulang-pergi (round trip). Pilih terminal keberangkatan dan tujuan. Setelah itu, baru klik tombol PURCHASE TICKET.
- Pembayaran dilakukan secara digital, yaitu melalui Dana, Link Aja, OVO, Gopay, AstraPay dan I-saku. Klik salah satunya, otomatis tinggal bayar sesuai dengan nominal. Ikuti saja alurnya.
- Yes! Tiket berhasil dibeli. Tampak pada menu TICKETS, lengkap dengan keterangan dan barcode-nya. Barcode inilah yang nanti akan di scan pada alat khusus, berbeda dengan tempat scan kartu.
Saat scan barcode, pastikan pencahayaan layar smartphone baik. Soalnya saya
sempat kesulitan scan barcode tiket karena layar terlalu gelap. Tenang,
kalau ada masalah, petugas siap membantu.
Oiya, bila sudah punya kartu, bisa juga lo diintegrasikan dengan aplikasi.
Tinggal masukkan saja nomor kartunya. Terus, di aplikasi pun tersedia fitur informasi jam keberangkatan kereta di setiap stasiun. Pasti akan sangat membantu bagi
yang pertama kali atau jarang naik MRT Jakarta seperti saya.
Sekadar informasi, MRT Jakarta baru memiliki satu jalur rute, yaitu dari Lebak
Bulus ke Bundaran HI dengan total 13 stasiun. Berikut urutannya.
- Lebak Bulus Grab
- Fatmawati Indomaret
- Cipete Raya
- Haji Nawi
- Blok A
- Blok M BCA
- ASEAN
- Senayan
- Istora Mandiri
- Bendungan Hilir
- Setiabudi Astra
- Dukuh Atas BNI
- Bundaran HI
Sedikit tips kalau ingin membawa anak jalan-jalan dengan MRT, tidak masalah
bila melanjutkan perjalanan sampai ke Bundaran HI, lalu balik lagi dan baru
turun di stasiun tujuan. Misalnya saya dan anak-anak kemarin, dari Lebak Bulus
mau ke Blok M. Padahal Blok M dekat, tapi kami lanjut dulu ke Bundaran HI.
Nanti MRT pasti balik lagi. Nah, pas balik ini baru turun. Jadi rutenya itu
Lebak Bulus - Bundaran HI - Blok M. Harga tiket yang dibayar tetap dari Lebak
Bulus ke Blok M, karena yang menentukan adalah tap tap-nya.
Eh, pastikan juga di jam-jam sepi ya. Kan kasihan juga penumpang lain
kalau melakukan hal santai ini saat jam pergi atau pulang kantor.
FYI, ada satpam yang keliling-keliling dan memastikan penumpang MRT
tidak melanggar aturan. Seperti larangan berbicara dua arah atau hanya
sendirian seperti menelepon. Dilarang makan dan minum, bahkan kemarin
anak-anak saya juga disuruh meninggalkan balon hasil hunting gratisan
di Blok M Plaza.
Siapa nih yang belum coba naik? Bagus banget lo mulai dari stasius, kereta dan kebersihannya. Serasa di negara-negara maju!
Semoga sharing pengalaman ini bermanfaat bagi yang mau naik MRT
Jakarta.
Ini berguna sih infonya buat ku 😄. Soalnya aku baru sekali naik MRT di JKT, itupun pas msh gratisan dulu mba 🤣. Soalnya tempat kerjaku juga bukan daerah sana, jadi ga ada alasan utk pakai MRT.
ReplyDeleteTapi seneng pas tau beli tiketnya udh ga pake kertas, baguslah. Jadi beneran udah kayak sistem di LN yg segalanya mesin ya mba. Memang hrsnya begitu :)
Nanti pas mau naik MRT lagi, semoga nggak bingung kayak aku kemarin ya Mbak wkwkwk
DeletePlanga plongo karena bertahun-tahun nggak naik 😂
penasaran pengen cobain naik MRT di jakarta
ReplyDeletevibesnya udah kayak naik kereta di luar neger
Betuuuulll... keren banget stasiunnya sama keretanya 😍
Delete