"Takdir memang tidak bisa diubah, tapi setidaknya, menyelamatkan yang tersisa bisa diupayakan."
Mas, awaaaass!
Braaaaakkk!
Mobil kami menabrak tiang gedung parkir. Untung saja tidak terjun bebas dari lantai 7. Kalau bukan berkat tiang, entah bagaimana nasib saya, suami dan calon anak kami yang sebulan lagi akan lahir. Terbayang betapa kerasnya tiang-tiang gedung? Bukan hanya penyok biasa, tapi sukses membengkokkan rangka besi mobil di dalamnya. Beruntung sekali kami diselamatkan Tuhan, tidak mengalami cidera apa pun.
Masalahnya, di saat waktu melahirkan yang semakin dekat, mana mungkin kami merelakan tabungan yang sudah dikumpulkan jauh-jauh hari untuk memperbaiki mobil yang totalnya nyaris menyamai biaya lahiran nanti?
***
Kejadian mobil baru yang ringsek ini membuktikan bahwa asuransi bukan hanya sekadar membayar premi atau berinvestasi, namun ada ketenangan yang diberi sebagai manfaat yang jarang disadari.
Pikiran saya lebih jauh menerawang dengan berbagai kekhawatiran. Mobil yang bermasalah saja biaya perbaikannya bisa sangat mahal, apalagi kalau tubuh saya, suami atau anak kami nanti yang bermasalah? Tentu biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar. Apakah saya akan membiarkan itu terjadi tanpa persiapan apa-apa? Jangan sampai penyesalan terjadi belakangan. Bagaimanapun, setelah memiliki anak, kestabilan keuangan di masa depan pasti semakin diprioritaskan.
Daftar Isi
1. Kenapa Masih Ragu Berasuransi?
2. Asuransi untuk Diri dan Sesama, Kok Bisa?
3. Ditipu Asuransi, Mitos atau Fakta??
4. Yuk, Hitung-Hitung Untung-Rugi!
5. Teliti Sebelum Membeli Asuransi
6. Lifepal, Marketplace-nya Asuransi #1 Indonesia
7. Begini Cara Membandingkan dan Membeli #asuransilifepal
Kenapa Masih Ragu Berasuransi?
Nyatanya, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa masih banyak yang ragu berasuransi. Kondisi masing-masing yang berbeda tentu menjadi latar belakangnya. Berdasarkan pengalaman, cerita-cerita saya bersama teman dan kerabat, berikut beberapa alasan umum kenapa mereka enggan memiliki asuransi.
1. Kurang Paham
Fix, inilah penyebab kenapa saya dan suami ragu menerima tawaran asuransi. Pemahaman saya tentang asuransi hanya sebatas ganti rugi oleh perusahaan asuransi ketika ada musibah yang dialami. Lalu, bila tidak ada kerugian, apa gunanya saya berasuransi? Padahal asuransi tidaklah sesederhana itu. Banyak sekali manfaat yang akan didapatkan dari sisi ketenangan dan keuangan.
Intinya adalah mengenal apa yang dinamakan manajemen risiko. Tidak ada yang pasti dalam hidup. Jangankan untuk sesuatu yang terjadi dengan spontan, pengaplikasian sebuah rencana yang tersusun matang saja masih dibayangi berbagai risiko. Konsep ini masih sering diabaikan, termasuk oleh saya dan suami sebelum kejadian menabrak tiang.
2. Sudah Ada Fasilitas dari Kantor
Instansi atau perusahaan biasanya menyediakan fasilitas pendukung untuk karyawannya. Misalnya orang tua saya yang bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan suami di salah satu instansi pemerintah, tidak perlu khawatir dengan urusan berobat karena ada klinik kantor yang bisa dikunjungi. Untuk saya yang bersyukurnya masih "aman-aman saja", fasilitas ini dirasa sudah sangat mencukupi.
Namun apa jadinya bila kejadian luar biasa menimpa? Faktanya tidak semua obat dan pengobatan dibayarkan oleh kantor. Apalagi untuk menghendel musibah seperti kecelakaan, kebakaran rumah atau kehilangan barang berharga. Inilah yang acap luput dari pemikiran.
3. Mahal
Tidak semua orang memiliki penghasilan berlimpah. Mungkin tidak masalah bagi mereka yang bergaji puluhan juta untuk membayar satu asuransi senilai 500 ribu per bulan. Tetapi bagaimana bagi mereka yang hanya berpenghasilan di bawah 2 juta, plus dengan dua anak dan cicilan? Tentu berasuransi masih dinilai mahal dan ini sangat bisa dipahami, serta dimungkinkan untuk mencari solusi keuangan lebih lanjut.
Namun lain cerita ketika asuransi dianggap mahal, padahal penghasilan mencukupi untuk membayar premi bulanan, inilah yang jadi masalah. Mirisnya, jangankan membayar asuransi ratusan ribu, jasa asuransi yang hanya puluhan ribu per bulan saja masih dikeluhkan.
4. Bukan Prioritas
Memprioritaskan sesuatu dalam hidup memang perlu, namun penting dipilah dan dipilih apakah urutan prioritas tersebut sudah tepat atau belum. Alasan membiayai kebutuhan lain juga kerap menjadi penyebab kenapa orang masih ragu berasuransi. Tidak masalah bila kebutuhan tersebut benar-benar mendesak. Namun bila kurang bijak menimbang atau tetap keterusan meski kebutuhan lain tersebut sudah tidak lagi dikeluarkan, ini bisa-bisa membuka pintu pengeluaran baru yang sebenarnya uang tersebut cukup membayar premi asuransi untuk diri sendiri bahkan sekeluarga.
5. Prosesnya Ribet
"Nanti klaimnya susah. Urus ini-itunya, berkas-berkasnya dan mobilitasnya ke sana, ribet!" Saya tidak mengelak bahwa pemikiran serupa juga menjadi alasan kenapa saya masih menolak berbagai tawaran asuransi, meski dari sisi finansial saya merasa mampu membayarnya waktu itu. Padahal hanya dengan seksama membaca polis dan memilih perusahaan asuransi yang tepat, seharusnya ini tidak lagi menjadi kendala.
6. Susah Mengaskses Informasi
Dari lima penyebab yang dijelaskan sebelumnya, inilah yang paling menentukan. Selama ini yang dibayangkan, bahkan bagi saya sendiri, untuk mencari informaai tentang asuransi ya harus mendatangi kantor atau agen asuransi. Sebenarnya bisa saja browsing di internet, tapi rasanya kurang yakin kalau tidak langsung berhadapan dengan ahlinya. Kadang ada keinginan untuk berasuransi, tapi karena malas ribet, akhirnya tidak pernah kesampaian. Belum lagi untuk memilih yang tepat, tentu harus membandingkan berbagai perusahaan asuransi, jenisnya dan polisnya. Betapa banyak waktu dan tenaga yang harus disediakan hanya untuk ini. Ujung-ujungnya, tidak jadi lagi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa literasi asuransi di Indonesia hanya berada di angka 19,4%. Ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Dari semua alasan yang menjadi penyebab keraguan berasuransi, terdapat satu benang merah yang dapat ditarik. Literasi asuransi yang masih rendah adalah pokok permasalahannya. Asuransi yang sebenarnya penting, tidak menjadi prioritas sama sekali, bahkan masuk dalam rencana pengelolaan keuangan dan perlindungan saja tidak. Saya dulunya adalah salah satu dari masyarakat yang minim akan pemahaman asuransi. Hingga akhirnya saya disadarkan untuk lebih banyak lagi mempelajari asuransi demi hidup yang lebih nyaman dan aman, demi keberhasilan melalui fase mencapai kebebasan finansial. Coba deh tonton video bermanfaat berikut.
Asuransi untuk Diri dan Sesama, Kok Bisa?
Manfaat asuransi bagi individu sudah jelas bisa mengalihkan risiko finansial apabila terjadi sesuatu yang merugikan, seperti sakit, meninggal, kecelakaan, bencana atau kehilangan. Jadi pengeluaran drastis yang disebabkan hal merugikan tersebut bisa dialihkan kepada asuransi. Selain itu, premi yang harus dibayarkan juga secara tidak langsung membantu individu dalam mengatur keuangan yang berguna untuk masa depan. Keterjaminan yang diberikan asuransi membuat hidup lebih tenang dan nyaman.
Nyatanya, ada manfaat lain dari asuransi yang tidak pernah saya bayangkan. Premi yang rutin kita bayarkan dan belum kunjung dimanfaatkan untuk kerugian pribadi, bisa sangat berguna bagi klien lainnya. Sistemnya sama dengan subsidi silang, premi kita bisa membantu orang lain yang sedang membutuhkan dan premi orang lain juga akan membantu kita ketika kerugian menimpa. Secara tidak langsung, terdapat upaya untuk saling membantu antar sesama manusia yang difasilitasi oleh asuransi. Itulah yang dijelaskan seorang agen asuransi kepada saya dan saya rasa sangat masuk akal. Bukankah ini sangat mulia?
See? Asuransi bukan hanya bermanfaat untuk diri pribadi, namun juga bisa membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Entah kenapa ini menjadi keistimewaan bagi saya ketika bisa bermanfaat bagi sesama sekaligus menjamin keamanan finansial sendiri. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya?
Ditipu Asuransi, Mitos atau Fakta?
Klaim Ditolak!
"Kemarin aku masuk rumah sakit, eh, malah asuransinya enggak mau bayar. Percuma saja beli asuransi kesehatan!" Nah, ini adalah masalah pertama yang paling sering terjadi. Faktanya, ada pengecualian klaim dalam asuransi. Bukan berarti semua orang yang memiliki asuransi kesehatan mendapatkan fasilitas yang sama. Bahkan ada juga yang membatasi klaim biaya perawatan rumah sakit hanya sampai beberapa ratus ribu saja per hari. Ini berlaku untuk semua jenis asuransi, baik jiwa, kendaraan dan sebagainya. Padahal semua ini tertera pada polis. Salah siapa kalau sudah begini? Enggak mungkin asuransinya, 'kan?
Duitnya Ke Mana?
"Sudah bayar ratusan ribu per bulan, tapi saya enggak pernah ngajuin klaim. Duitnya ke mana, dong?" Sebelum mengajukan pertanyaan ini, seharusnya kita harus bersyukur dulu masih dibebaskan dari kejadian buruk. Saat membeli asuransi, sudah tahu kan kalau itu berfungsi untuk mitigasi, perlindungan keuangan dan masa depan dengan pengalihan risiko keuangan? Sudah dilindungi, sudah tahu dari awal fungsi asuransi, kok masih merasa ditipu? Aneh saja sih menurut saya. Kalau ingin premi kembali, sekarang sudah ada asuransi unit link yang menggandengkan dengan investasi. Mungkin ini bisa dijadikan pilihan bila ingin menuai hasil. Cuma preminya lebih mahal.
Unit link yang Katanya Investasi, Kok Nggak Untung?
Ini sih jawabannya sederhana. Sudah tahu tentang investasi belum? Investasi ini pasti ada risiko kerugian juga. Jadi bila premi yang dibayarkan itu diinvestasikan dan harga pasarnya turun, bisa jadi mengalami kerugian. Makanya hasil yang didapat bisa menurun dari perkiraan. Tapi kalau harga pasar naik, bisa untung juga, kan?
Ditinggal Pas Lagi Butuh-butuhnya
Perusahaan asuransinya gagal bayar karena ada kasus? Lalu bagimana nasib klien yang lagi butuh-butuhnya klaim asuransi? Sudah bayar rutin, eh malah ditinggal karena perusahaan tidak lagi mampu. Wah, ini memang bahaya. Makanya penting sekali memilih perusahaan asuransi yang sudah tepercaya, terjamin kekuatan keuangannya dan memenuhi persyaratan kelayakan dari OJK. Jadi jangan terbuai dulu dengan iming-iming premi murah dan diskon, tapi wajib cari tahu dari A sampai Z perusahaan asuransi yang diincar.
Bagaimana, dari penjelasan tersebut, masih yakin mau percaya kata orang-orang yang merasa ditipu asuransi? Selagi teliti dan paham tentang asuransi, tidak ada pihak yang akan dirugikan, kok.
Yuk, Hitung-Hitung Untung-Rugi!
Ternyata, ibunya penderita kanker payudara yang kini harus melakukan perawatan ekstra. Biaya yang dikeluarkan untuk itu sangat besar, mulai dari biaya konsultasi dokter, obat-obatan dan rawat inap di rumah sakit bila kondisi drop. Sadar bahwa garis keturunannya memiliki riwayat penyakit kanker, hanya asuransi yang bisa mengamankan keuangannya apabila kemungkinan terburuk terjadi suatu saat nanti. Bukankah terlihat sangat jelas bahwa asuransi sangat menguntungkan? Kestabilan keuangan dan masa depan akan jauh lebih aman.
Itu baru contoh kejadian yang bisa diprediksi. Bagaimana dengan kerugian yang tidak bisa diketahui kapan datangnya? Kembali lagi ke kejadian mobil ringsek yang saya alami. Meski suami sudah sangat pelan dan hati-hati mengendarai mobil, tetap saja bisa terjadi kecelakaan tunggal di tempat yang tidak kami sangka. Bila dihitung-hitung biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan kap depan mobil yang penyok parah, jauh melebihi biaya asuransi per tahun yang telah dibayarkan. Agar lebih jelasnya, bisa dilihat pada perhitungan berikut.
Andai kami tidak memiliki asuransi kendaraan, sudah jelas bahwa 14 juta rupiah harus dikeluarkan. Ini pun hanya estimasi kerusakan besar yang saya ingat dan menghitung berdasarkan referensi harga di internet. Harga perbaikan aslinya bisa saja jauh lebih besar.
Saya dan suami terlalu takut membayangkan seandainya kejadian serupa terulang kembali dan ada cidera fisik yang menyertai. Bisa-bisa tabungan kami kosong hanya untuk urusan mobil. Berkat asuransi inilah, kekhawatiran akan keamanan finansial bisa dihilangkan. Membayar 6 juta rupiah yang saya kira dulunya mahal, ternyata sangat murah setelah dibandingkan dengan biaya perbaikan mobil akibat kejadian tak terduga.
Reza Ronaldo, seorang praktisi asuransi yang sudah berkiprah selama puluhan tahun di industri manajemen risiko, dalam bukunya Why is Insurance so Important, memberi pelajaran mengenai pentingnya asuransi melalui kejadian gempa dan tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 lalu. Sudah tahu 'kan betapa dahsyatnya bencana tersebut? Bahkan sehari setelahnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa tsunami Aceh adalah bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Ratusan ribu nyawa menjadi korban dan tidak terhitung lagi bangunan dan barang berharga yang lenyap seketika.
Asuransi memang tidak bisa mengembalikan nyawa, namun paling tidak bagi yang masih hidup, ada harapan baru berupa santunan dan ganti rugi dengan mengikuti asuransi.
- Reza Ronaldo, praktisi asuransi -
Bagaimanapun, life must go on. Bagi yang memiliki asuransi, tentu tampak secercah harapan meski masih berselimut duka. Perusahaan yang mengasuransikan aset dan pegawainya akan lebih lega. Keluarga yang mengasuransikan anggota keluarga, rumah, kendaraan dan barang berharga lainnya tentu akan mendapat ganti rugi sesuai dengan yang tertera dalam Polis Asuransi. Belajar dari bencana tsunami ini, bukankah asuransi terbukti memberi proteksi terhadap kejadian merugikan yang diluar kuasa manusia?
Dari tiga contoh nyata yang telah dijelaskan tersebut, sudah tergambar dengan jelas bahwa asuransi tidak akan merugikan, malah sangat menguntungkan. Asalkan tetap memilih jenis yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai sudah rugi duluan, baru menyesali tidak memiliki asuransi. Semakin kita mengenal jasa asuransi, pasti akan semakin jelas pula manfaat yang akan dirasakan. Berbagai risiko dalam kehidupan tetap harus diperhitungkan dan direncanakan agar tidak meruntuhkan kestabilan keuangan yang sudah dibangun dengan susah payah.
Teliti Sebelum Membeli Asuransi
Rianto Astono mencurahkan pengalamannya dalam buku Salah Kaprah Memilih Asuransi yang pernah saya baca, mengenai pentingnya membeli asuransi yang tepat sesuai kebutuhan. Awalnya beliau harus mengeluarkan 3 juta per bulan untuk asuransi sekeluarga. Namun setelah mempelajari lebih dalam mengenai asuransi, ada beberapa jenis asuransi yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Contohnya asuransi jiwa, menurutnya hanya ada tiga manusia yang membutuhkan, yaitu orang yang memiliki tanggungan, orang yang menjadi tulang punggung keluarga dan orang yang memiliki hutang. Jadi ia menilai bahwa istrinya yang merupakan ibu rumah tangga dan anaknya yang masih bayi tidak membutuhkan asuransi jiwa karena bila terjadi hal tidak diinginkan terhadap mereka, maka tidak akan mengganggu finansial keluarga.
Semua keluarga butuh pertimbangan semacam ini agar dapat merasakan manfaat asuransi semaksimal mungkin dari premi yang dibayarkan. Bukan berarti memilih yang paling murah atau menganggap yang lebih mahal adalah yang terbaik, namun sesuai kebutuhan adalah kuncinya. Bagaimanapun pilihan tetap berada di tangan konsumen dan harus dinilai dari sudut pandang konsumen pula. Perhatikanlah beberapa hal berikut sebelum memilih asuransi.
✔ Perhatikan Perusahaan Asuransinya
Sudah jelas, pertama kali pilihlah perusahaan asuransi yang sudah terpercaya dan baik reputasinya. Jangan terbuai dulu dengan iming-iming fasilitas dan premi murahnya, padahal tidak mengenal perusahaan asuransi yang menawarkannya. Menurut mereka yang sudah berkecimpung dalam perasuransian, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah tingkat Risk Base Capital (RBC). Apa itu? RBC ini adalah untuk menilai apakah sebuah perusahaan asuransi memiliki kekuatan keuangan yang baik. Amannya, perusahaan dinilai mumpuni bila memiliki RBC di atas 120 persen. Ini bisa dilihat dari laporan neraca keuangan yang dipublikasikan perusahaan asuransi tersebut.
Kemudian coba juga mencari tahu melalui pengalaman saudara atau kenalan yang memiliki asuransi. Lebih baik lagi bila berkonsultasi dengan orang-orang yang ahli di bidang ini. Tambah pula dengan membaca review dan mengunjungi website resmi perusahaan tersebut di jaringan Internet. Dari sini bisa juga diketahui legalitasnya, reputasinya, rumah sakit yang menjadi rekanan, bengkel-bengkel yang bekerja sama atau hal lainnya.
✔ Perhatikan Premi dan Biaya Tanggungan
Premi yang rutin dibayarkan tentu menjadi beban keuangan baru. Makanya penting sekali menyesuaikan besarnya premi dan manfaat yang akan diterima dengan kondisi. Besaran premi akan sepadan dengan proteksi yang diberikan. Lebih memudahkan lagi bila ada fleksibilitas waktu dan cara pembayaran premi ini. Misalnya sekali sebulan atau per tahun. Pastikan keluarga mampu membayar premi tanpa tersendat dan tidak ada kebutuhan pokok yang mesti disingkirkan.
✔ Perhatikan Jenis Asuransinya
Produk asuransi ada yang menawarkan perlindungan tunggal dan yang menyertakan anggota keluarga. Bila sudah berkeluarga, memilih yang bisa memproteksi satu keluarga sekaligus bisa menjadi pilihan yang lebih praktis dari pada harus mendaftarkan satu per satu untuk setiap anggota keluarga. Hindari membeli produk asuransi yang berlebihan. Misalnya manfaat tambahan untuk penyakit kritis. Bila tidak ada diagnosa penyakit kritis, tentu tidak perlu menambahkannya. Baca pula dengan seksama ringkasan produk asuransi agar tidak ada syarat, ketentuan, pengecualian atau hal lain yang belum dijelaskan di awal agar tidak setengah-setengah dalam menilai.
✔ Perhatikan Kemudahan Klaimnya
Perusahaan asuransi yang baik tidak akan mempersulit kliennya untuk pengajuan klaim. Klaim ini adalah hak klien, jadi semestinya pihak penyedia asuransi jangan sampai terlalu mempersulit prosesnya. Pelajari dengan baik cara pengajuan klaim yang tertera dalam Polis agar tidak memicu masalah baru nantinya.
Lifepal, Marketplace-nya Asuransi #1 Indonesia
Bila selama ini yang menjadi kendala adalah rendahnya tingkat literasi asuransi dan ketidakpraktisan mengakses informasi, #asuransilifepal bisa menjadi solusi yang mengatasi permasalahan tersebut dengan tuntas. Sama seperti marketplace yang sering kita andalkan untuk membeli keperluan sehari-hari, di Lifepal, kita bisa dengan mudahnya mendapatkan informasi terkait asuransi yang sesuai kebutuhan tanpa perlu lagi mengunjungi perusahaan atau agen asuransi satu per satu. Tinggal duduk manis, asuransi yang tepat dan aman bisa dimiliki.
"Melalui situs Lifepal, kami dapat menjangkau seluruh penduduk Indonesia tanpa batasan jarak dan waktu."
Benny Fajarai, Co-Founder dan Head of Marketing LifePal (beritasatu.com)
Lifepal bekerja sama dengan 50+ brand asuransi di Indonesia yang pastinya tepercaya, seperti Astra, Prudential, AXA Mandiri, BRI Life, BNI Life, Sinarmas, Adira, Manulife dan banyak lagi, hingga yang syariah pun ada. Tersedia 500+ jenis asuransi yang bisa difilter sesuai kebutuhan. Memang sih sudah banyak perusahaan asuransi yang go digital dengan membangun website dan aplikasi khusus, namun di Lifepal, pengguna bisa mencari tahu informasi asuransi dari berbagai perusahaan tanpa perlu berganti platform. All in one, semua tercakup di sini.
Untuk masalah legalitas, jangan khawatir. Lifepal bekerja sama dengan PT Anugrah Atma Adiguna yang merupakan pialang asuransi terdaftar dan diawasi oleh OJK sesuai KEP-018/KMK.17/1992 dan anggota APPARINDO 60-2001/APPARINDO/2019. Semua ulasan yang tertulis, termasuk rating, dilakukan oleh rekan pialang ini. Jadi apa yang tampil di situs tidak sembarangan, ada orang-orang profesional yang berperan dibaliknya.
Mudah Bandingkan Asuransi dan Polis
Sumber: lifepal.co.id |
Setelah pilih asuransinya, kita juga bisa baca polisnya dengan jelas tanpa ada yang dikurang-kurangi. Soalnya polis ini adalah yang paling penting karena semua perjanjian tertera di dalamnya. Profil lengkap dari seluruh perusahaan asuransi juga tertulis, mulai dari legalitas, laporan keuangan, layanan, rekanan, review dan berita terbaru. Sehingga kita dapat lebih bijak memilih karena kelengkapan referensi yang diberikan. Jangankan yang sudah paham, yang pemula dan baru mulai mengenal asuransi akan sangat terbantu.
Misalnya saya yang sudah berkeluarga dan ingin mencari asuransi keluarga. Sebelumnya saya belum pernah memiliki asuransi jenis ini. Jadi saya butuh informasi lebih yang mudah dipahami agar tak salah pilih. Masalahnya, mungkin semua perusahaan asuransi menawarkan jenis asuransi keluarga ini dan pastinya akan membingungkan saya. Dari pada harus mengunjungi website perusahaan tersebut satu per satu, lebih mudah bila saya menemukan semua informasi tersebut di Lifepal saja. Tinggal isi form sederhana terkait data diri dan kebutuhan asuransi, maka dalam sekejap Lifepal akan menampilkan rekomendasi polis yang cocok untuk saya.
Layanan Gratis 24 Jam, Dari Beli Hingga Klaim
Sumber: lifepal.co.id |
Call Center: 021-3111-6121
WhatsApp: 0823-3003-0027
Konsultasi dengan Ahli Keuangan
Sumber: lifepal.co.id |
Sajian Media Keuangan yang Edukatif dan Inspiratif
Sumber: lifepal.co.id |
Praktis
Digitalilasi membuat semuanya lebih praktis. Tak terkecuali Lifepal, menemukan produk asuransi yang tepat tidak perlu lagi mengorbankan banyak waktu dan tenaga. Semuanya bisa dijangkau, bahkan yang di pelosok negeri sekalipun. Tidak ada lagi batasan waktu berkat layanan non-stop dari Lifepal. Selama masih bisa mengakses situs Lifepal, masih bisa berkomunikasi via telepon dan chatting via WhatsApp, memilih, membandingkan, membeli dan meningkatkan literasi keuangan bisa dinikmati dengan mudah. Jadi, alasan ribet tidak lagi menjadi kendala.
Aman
Masalah legalitas tidak diragukan lagi, Lifepal sudah mengantonginya. Selain itu sudah banyak perusahaan asuransi besar dan terbaik tanah air yang bekerja sama sebagai bukti bahwa Lifepal jauh dari penipuan. Pembelian asuransi secara online di Lifepal ini juga ada sisi keamanan yang menguntungkan untuk klien. Kalau biasanya polis hanya tersedia dalam bentuk hardcopy, yang rawan sekali untuk hilang atau rusak, maka Lifepal menyediakan polis dalam bentuk softcopy juga. Makanya lebih aman.
Super lengkap, 'kan? Tidak dituntut langsung punya asuransi, kok. Bisa dimulai dulu dengan membaca-baca artikel terkait keuangan di blognya Lifepal. Nanti makin lama pasti keinginan untuk mengelola keuangan dengan baik akan muncul sendirinya seiring dengan meningkatnya literasi, dan tentunya #asuransilifepal bisa dijadikan salah satu strategi perencanaan keuangan yang tepat.
Begini Cara Membandingkan dan Membeli #asuransilifepal
Proses pembelian #asuransilifepal pun anti ribet, mulai dari bertanya-tanya, konsultasi, transaksi pembelian hingga klaim, semuanya juga praktis. Berikut langkah-langkahnya.
Sepraktis itu, guys! Terkhusus bagi saya yang memang lebih banyak beraktivitas di rumah, tentu sangat terbantu berkat kemudahan pembelian asuransi melalui Lifepal ini. Saya yakin, kepratisan sudah menjadi kebutuhan, sehingga alasan keterbatasan akses tidak lagi menjadi sekat.
***
Jangan sampai menunggu rugi, baru memikirkan asuransi. Mungkin terlalu basi bila selalu mengaitkan pentingnya asuransi dengan takdir yang tidak bisa diprediksi. Tapi cobalah ubah sudut pandang, ketika takdir yang tidak diprediksi itu terjadi, fokuskan pada apa yang ditinggalkannya. Pasti ada yang tersisa. Contohnya tulang punggung yang tiba-tiba jatuh sakit, menyisakan tanggungan istri dan anak-anak yang bisa diselamatkan dengan asuransi. Kecelakaan yang menyisakan kerusakan kendaraan atau cidera pengendaranya, tentu menyisakan pembengkakan tagihan yang bisa diselamatkan oleh asuransi.
Selagi TEPAT dan AMAN, asuransi tidak akan pernah bikin rugi. Ayo, tingkatkan literasi dan temukan asuransi yang benar-benar sesuai kebutuhan di #asuransilifepal dan jadikan #TemanAndalanmu.
Apa cerita menarikmu tentang asuransi? Yuk, cerita di kolom komentar agar lebih banyak yang sadar akan pentingnya melek asuransi!
Referensi:
Buku Salah Kaprah Memilih Asuransi oleh Rianto Astono.
Buku Why is Insurance so Important oleh Reza Ronaldo.
Lifepal Mudahkan Pencarian Asuransi Kesehatan dan Jiwa. Tautan: https://www.beritasatu.com/digital/573813/lifepal-mudahkan-pencarian-asuransi-kesehatan-dan-jiwa
lifepal.co.id
ojk.go.id
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)