Foto: freepik.com |
Sebagai blogger yang sudah puluhan kali ikut lomba, fenomena kalah-menang masih saja menjadi hal paling berpengaruh untuk merubah suasana hati dalam sekejap. Jika menang, seakan ada pelangi yang tiba-tiba muncul di atas kepala, memancarkan aura kehangatan kerena tanpa sadar bisa sumringah sepanjang hari. Tapi jika kalah, baper, alias bawa perasaan malah bisa merusak aktivitas rutin yang sedang dijalani.
Itu adalah curahan hatiku yang lebih sering kalah dari pada menang dalam kompetisi blog, hehe. Sekarang sih sudah bisa tertawa lebar, namun dulu jangan ditanya, patah hati karena kalah lomba malah pernah membuatku uring-uringan hingga beberapa hari. Lebay banget, 'kan?
Kalah bukan berarti tulisan kita tidak bagus.
Tapi semakin sering mengikuti kompetisi, perseteruan hati itu akhirnya bertemu solusi juga. Namanya saja lomba, pasti ada yang menang dan kalah. Mungkin beberapa peserta sangat serius dalam menyusun setiap rangkaian kata, riset kemana-mana, mengeluarkan modal membeli produk pendukung, bahkan mencari narasumber yang kompeten demi mendapatkan tulisan yang berkualitas. Namun hasilnya malah mengecewakan. Sangat manusiawi jika perasaan sedih, kesal atau rasa nano-nano lainnya menyesakkan hati.
Sayangnya kita bukanlah anak kecil berpikiran sempit yang hanya mampu menyalahkan keadaan. Jangan sampai karena merasa sudah berusaha maksimal, malah menganggap pasti menjadi pemenang, mencari-cari sisi negatif tulisan pemenang, berburuk sangka kepada proses penjurian atau trauma mengikuti lomba blog dikemudian hari. Bisa saja kesalahan ada pada diri kita 'kan? Misalnya tanpa sengaja tidak mengikuti ketentuan secara keseluruhan, susunan kalimat kurang pas, atau kesalahan lain yang tanpa disadari telah dilakukan. Mudahnya, alih-alih larut dalam perasaan yang tidak nyaman, coba renungkan pengalaman baru yang sudah didapat selama mengikuti lomba, pasti ada dan tentunya bermanfaat menambah ilmu.
Baca juga: Melihat Sisi Lain Google AdSense pada Blog, Bukan Hanya Soal Nominal!
Nah, dari pada baper, mending baca 5 tips berikut ini, jika usaha maksimal untuk memberikan yang terbaik dalam sebuah lomba blog tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
1 Belum Berjodoh dengan Juri
Karya tulis akan ada jodohnya masing-masing. Selera tiap orang pasti berbeda. Tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai goreng pisang yang selalu kita kagumi kelezatannya. Begitu pula dengan makanan kesukaan orang lain, belum tentu kita sendiri bisa menikmatinya. Nah, juri dalam perlombaan juga memiliki selera, sudut pandang dan cara menilai yang unik. Melalui kriteria inilah keputusan pemenang akan ditentukan. Jika setelah ditelaah tidak ditemukan pelanggaran ketentuan lomba, berpikir positiflah bahwa bisa jadi tulisan yang telah mati-matian dikerjakan ternyata belum memenuhi seluruh aspek "selera" juri.
2 Lihat Tulisan Pemenang, Cari Bedanya
Ketika pengumuman pemenang membuat terpuruk karena ternyata tidak ada nama kita di antaranya, alihkanlah keterpurukan itu untuk mencari perbedaan yang signifikan antara tulisan sang juara dengan tulisan sendiri. Terkadang alamat blog pemenang tertera pada flyer, maka kita bisa langsung menuju ke tulisan yang akan dipelajari. Jika tidak ada, maka berkunjunglah ke akun media sosialnya dan lihat di profil, sebagian besar blogger bìasanya menyertakan url blog mereka di sana. Selama menilai, jangan fokus kepada apa yang tidak dia tulis, tetapi fokuslah kepada apa yang tidak kita tulis. Kemungkinan, itulah poin plus yang menjadikannya pemenang. Ambil hikmah dan pelajaran dari perbedaan tersebut untuk diaplikasikan pada lomba blog berikutnya.
3 Jangan Putus Mengikuti Lomba Blog
Poin yang satu ini adalah kunci terjitu bagiku sendiri untuk tidak terlalu baper ketika menerima kekalahan. Sebaiknya ikutilah lomba blog tanpa putus. Maksudnya, sebelum pemenang diumumkan pada lomba blog A, kita sudah mengikuti lomba blog B. Jadi, jika ternyata dalam lomba blog A kita kalah, maka harapan pada lomba blog B bisa mengurangi kebaperan. Range waktu yang disediakan dalam sebuah kompetisi blog biasanya sangat panjang, bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Jadi mengikuti satu atau dua lomba blog saja dalam satu bulan sudah cukup untuk tanpa putus menjadi peserta dalam kompetisi blog.
4 Segera Cari Informasi Lomba Blog Lain
Jika kita terlanjur tidak mengikuti lomba blog dalam waktu lama, dan harapan tertumpu hanya pada satu lomba blog, kekalahan tentu menjadi sebuah kekecewaan besar. Antisipasinya adalah segera mencari informasi lomba blog dan mengikuti salah satunya sesegera mugkin. Anggap saja ini pelarian agar harapan kembali terbangun dan fokus bisa teralihkan kepada tema baru yang sedang ditulis. Tidak butuh waktu lama, kebaperan itu akan langsung berguguran bersama paragraf-paragraf baru yang disusun.
5 Syukuri Ilmunya
Inilah yang paling susah diaplikasikan. Meski mengungkapkannya mudah dan sangat relaistis, nyatanya ketika susana hati memburuk, maka bersyukur mendadak menjadi hal tersulit untuk dilakukan. Padahal ilmu-ilmu baru yang didapat dari mengikuti sebuah lomba blog sangat banyak. Mulai dari tema-tema yang ditetapkan, pasti butuh riset untuk mencari tahu fakta dan data mengenai tema tersebut. Apakah mungkin, dengan kesadaran sendiri, kita akan mencari informasi mengenai tema tersebut tanpa diminta? Aku pribadi berani mengatakan tidak. Misalnya ketika aku mengikuti kompetisi blog bertema "Program Langit Biru", rasanya tanpa webinar dan menulisnya kembali dalam sebuah artilel, pengetahuan mengenai program tersebut tidak akan aku ketahui sedetail ini. Jadi, syukurilah ilmu baru itu.
Baca juga: Tips Bisa Tetap Nge-blog Meski Sibuk
Itulah 5 tips yang aku lakukan agar terhindar dari baper berlebihan ketika kalah dalam kompetisi blog. Menjadi pemenang tidak harus menduduki posisi juara, namun meningkatkan kualitas diri dengan usaha yang sungguh-sungguh itulah kemenangan yang sebenarnya. Selalu semangat berkarya dan berlaku produktif!
Semoga bermanfaat.
wah dulu sering ikutan lomba , tapi selalu gak berharap menang. jadi kalau kalah tak mengapa
ReplyDeleteKalau nggak terlalu berharap pasti nggak akan baper ya, Mbak 😊
DeleteBetul banget, Mas. Semua aspek itu memang harus lengkap biar tulisannya masuk kriteria juri. Harus benar-benar maksimal nulisnya. Semangat 💪🏼
ReplyDeleteKalo lomba blog, aku cm sekali ikutin, itupun yg menyelenggarakan blogger personal, jd bukan dari suatu perusahaan ato brand :D. Dan alhamdulillah menang.
ReplyDeleteAlasan kenapa aku mau ikutan, hanya Krn temanya traveling, dan hadiahnya buku novel hahahahaha. Seandainya tema bukan traveling dan hadiah bukan novel, aku ga akan tertarik ikutan.
Makanya aku cm sekali itu doang ikutin lomba, krn memang blogku hanya utk menuliskan traveling dan kuliner Thok. Jd kalo ikutan lomba di luar tema itu, blm tertarik aja.
Sbnrnya sama lah yaa dgn ikutan Giveaway (GA) apapun :D. Nah kalo GA aku seriiing mba. Malah lebih nyesek Krn GA kebanyakan diundi, ga melihat hasil hahahahah. Tapi buatku supaya ga baper, bikin mindset, berarti itu blm rezeki kita :D. Jadi ketika kalah, ya udh ngerti sendiri, belum jadi hak kita :D
Alhamdulillah menang ya, Mbak.
DeleteAku malah ikut GA yang jarang. Mungkin karena diundinya itu, jadi nggak bisa berbuat apa-apa selain berdoa hehe.
Nah, mindset itu yang paling susah diterapin, Mbak 😅
cukup sering ikutan lomba juga, dan untungnya ga sampe kebawa baper kalau kalah. karena dari situ jadi belajar juga sama yang menang-menang
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau enggak sampai baper ya, Mbak. Jadi pengen juga akutu kayak gitu 😅
Delete