Source : freepik.com by user master1305 |
Anak pertamaku sudah mulai mengajukan berbagai pertanyaan semenjak usianya memasuki 2 tahun. Setelah berusia 3 tahun, hujanan pertanyaan semakin banyak dilontarkannya dari hari ke hari. Ada yang bisa dengan mudah dijawab, tapi tidak sedikit pula yang membutuhkan kesabaran dan pemilihan kosa kata rumit agar ia mendapatkan jawaban yang bisa dimengerti. Jika tidak, pertanyaan yang sama akan selalu diulang sampai jawaban yang ia cari berhasil didapatkan.
Bun, waktu aku di dalam perut Bunda dulu, aku makannya gimana?
Terus kalau Bunda makan, aku kotor dong kena makanan Bunda? Ih, kan jorok.
Jujur, aku sering merasa pusing setiap kali pertanyaan-pertanyaan itu keluar dari mulut mungilnya. Bukannya tidak tahu jawaban dari apa yang ia tanyakan, tapi aku bingung harus menjawabnya dengan cara apa dan dengan susunan kalimat yang bagaimana. Pastinya cara berpikir anak-anak tidak sama dengan orang dewasa, sehingga tidak bisa sembarangan pula caranya. Aku tahu sebenarnya ia sedang mempelajari banyak hal tentang sekitar. Jadi sebisa mungkin aku tetap berusaha agar semua pertanyaan itu dapat terjawab, ya meskipun tidak mudah.
Kenapa Anak Suka Bertanya?
Jika anak bertanya, berarti ada sesuatu yang ingin dia ketahui. Semakin banyak pertanyaannya, maka semakin besar pula rasa ingin tahunya. Orang tua sebagai yang terdekat bagi anak sudah pasti dianggap sumber segala informasi yang ingin ia tahu. Semacam Google bagi orang dewasa, tempat yang diyakini memiliki segala macam jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan.
Jika diamati sisi positifnya, anak yang banyak bertanya berarti adalah anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan, maka jawaban yang akan didengar juga semakin banyak. Hal ini pasti bisa menambah penguasaan kosa kata anak dan membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasinya. Anak dengan kemampuan komunikasi yang baik tentu akan lebih mudah bersosialisai dalam pergaulan.
Dikutip dari parenting.orami.co.id, penelitian tahun 2013 menyatakan bahwa seorang anak bisa mengajukan hingga 300 pertanyaan kepada orang tuanya dalam sehari. Menurut ahli perkembangan anak, usia 2 hingga 4 tahun adalah masa pembentukan kemampuan kognitif anak sehingga ia akan mengedepankan logikanya untuk membuat semacam koneksi berbagai hal yang ingin diketahui.
Jika diamati sisi positifnya, anak yang banyak bertanya berarti adalah anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan, maka jawaban yang akan didengar juga semakin banyak. Hal ini pasti bisa menambah penguasaan kosa kata anak dan membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasinya. Anak dengan kemampuan komunikasi yang baik tentu akan lebih mudah bersosialisai dalam pergaulan.
Dilansir dari parenting.co.id, jenis pertanyaan yang diajukan anak juga berhubungan dengan usianya.
Usia 2 Tahun
Pemahaman bahasa anak sedang berkembang dan seringkali ia akan mengajukan pertanyaan yang bersifat mengidentifikasi sesuatu, yaitu "Itu apa?". Jawaban yang diberikan akan menambah penguasaan kosa katanya.
Usia 3 Tahun
Pertanyaan akan berkembang menjadi "Mengapa" atau "Kenapa" yang membutuhkan jawaban yang lebih panjang. Dengan mengajukan pertanyaan ini dan mendapatkan jawabannya, maka pemahaman anak mengenai segala macam yang dialaminya akan bertambah.
Usia 4 Tahun
Anak sudah menyadari ada dunia lain diluar pengalaman sensoriknya sendiri (seperti sejarah zaman dahulu atau mekanisme tertentu). Pertanyaan yang diajukan akan lebih kompleks, misalnya "Bagaimana caranya pesawat terbang?"
Situs haibunda.com mengutip dari Scary Mommy, mengungkapkan ada 3 alasan kenapa anak mengajukan pertanyaan, yaitu murni karena ingin tahu tentang suatu hal, menarik perhatian dari orang tedekatnya atau membangkang karena tidak terima saat dilarang dan disuruh melakukan sesuatu.
Ternyata tidak sepenuhnya alasan anak bertanya adalah karena rasa ingin tahunya. Jadi orang tua harus benar-benar paham apa yang menyebabkan anak bertanya. Jika memang karena kurang perhatian, maka luangkanlah waktu untuk bermain bersama anak. Jika karena membangkang, berilah jawaban bijak sehingga anak paham kenapa orang tua melarangnya melakukan hal tersebut.
Baca juga : Anak Suka Berteriak? Jangan Langsung Dimarahi, Cari Tahu Penyebabnya dan Atasi dengan Tips Ini
Cara Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya
Satu atau dua pertanyaan, masih oke. Tapi kalau pertanyaan itu tiada henti keluar dari mulut Si Kecil tentunya sering membuat pusing orang tua. Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang banyak bertanya? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua.
Jangan Ditentang!
Anak yang banyak bertanya menandakan bahwa tubuhnya sehat dan rasa keingintahuannya yang besar. Banyak kejadian disekitar yang membuat penasaran. Meski terkadang ada saja pertanyaannya yang tidak masuk akal atau tidak penting untuk ditanyakan, tapi itu adalah hal yang menjadi pusat perhatiannya dan membutuhkan jawaban agar dia mengerti. Jangan sekali-kali menentang atau melarang anak untuk banyak bertanya, atau melabeli anak dengan "si cerewet", "si banyak tanya", si berisik" dan sejenisnya. Ini bisa saja membuat anak malu, sungkan, takut dan menahan diri untuk mengeksplorasi rasa ingin tahunya. Tentu saja akan berdampak negatif pula bagi tumbuh kembang anak.
Berikan Jawaban yang Sebenarnya
Orang tua harus menjawab pertanyaan anak dengan benar dan sesuai fakta yang sebenarnya. Jangan sampai karena malas atau bingung menjawab seperti apa, malah memberikan jawaban sembarangan. Anak pasti mempercayai semua jawaban yang diberikan orang tua, sehingga jawaban yang salah akan terekam dalam memorinya. Ini berpotensi menimbulkan kebingungan saat anak tahu jawaban sebenarnya dari sumber yang lain.
Bila Tidak Tahu Jawabannya, Lakukan Riset Bersama-sama
Orang tua boleh saja mengakui tidak tahu jawaban dari pertanyaan anak. Sebagai gantinya, lakukanlah proses mencari tahu ini bersama Si Kecil. Bisa dengan mengajaknya mengamati langsung objek yang ditanya, membaca buku atau cara seru lain sesuai kreativitas orang tua. Selain meningkatkan ikatan antara anak dan orang tua, cara ini juga akan memberikan jawaban nyata berdasarkan kesimpulan yang dimengerti anak dari proses pencarian yang dilakukan.
Jawaban dengan Kalimat Panjang Ampuh Menghentikan Pertanyaan Berantai
Ini adalah salah satu cara yang paling sering aku praktikkan saat pertanyaan berantai anak mulai membuat pusing. Berikanlah jawaban dengan kalimat panjang dan lengkap, maka anak akan langaung diam sambil menganggukkan kepala. Tapi jika dijawab hanya dengan satu atau dua kata saja, biasanya selalu ada rentetan pertanyaan berikutnya yang ditanyakan. Tetap pilih kata-kata yang dimengerti anak agar informasi yang disampaikan bisa diterima dengan maksimal.
Tanya Balik
Selain memberikan jawaban dengan kalimat panjang, menanyakan balik pertanyaan yang diucapkan anak juga lumayan sering aku lakukan. Dengan bertanya balik, anak tidak hanya menunggu jawaban dari orang tua, tapi ia akan berpikir dan berusaha mencari jawaban sendiri sesuai dengan kemampuannya. Secara tidak langsung, cara ini juga bisa mengajarkan kemandirian kepada anak.
Beri Waktu Istirahat
Bila pertanyaan itu tidak ada habisnya dan orang tua mulai merasa lelah karenanya, cobalah beri jeda untuk beristirahat. Alihkan perhatian anak dengan mengajaknya melakukan aktifitas lain yang kecil kemungkinannya untuk ditanyakan. Seperti aktifitas fisik, bernyanyi, menonton bersama dan sebagainya.
Tentukan Batasan
Tidak disemua siatuasi anak bisa mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban segera. Misalnya saat orang tua sibuk dengan hal penting lain atau saat di bioskop yang dilarang untuk berisik. Cobalah jelaskan dengan perlahan dan tanamkan konsep dalam diri anak bahwa dalam keadaan tertentu pertanyaan yang dipikirkan harus disimpan dulu sementara dan ditanyakan setelahnya. Ini juga terkait dengan mengajarkan etika dan tata krama dalam kehidupan anak.
Baca juga : Kapan Sebaiknya Anak Mulai Sekolah?
Itulah beberapa penjelasan dan cara yang bisa dilakukan orang tua saat anak berada dalam masa "banyak bertanya". Orang tua harus selalu sabar dalam menghadapi setiap proses tumbuh kembang anak agar dapat terlalui dengan baik dan membawa banyak hal positif dalam hidupnya hingga dewasa nanti. Demi terwujudnya generasi emas yang akan membawa berbagai perubahan hebat kedepannya.
Semoga bermanfaat :)
Referensi
haibunda.com
id.theasianpatent.com
parenting.co.id
parenting.orami.co.id
butuh kesabaran orang tua kadang oarng tua suka marah kalau anak banyak bertanya
ReplyDeleteIya, akupun kadang juga masih terbawa emosi 😅
Deletehahaha, kak liat ini langsung klik baca.
ReplyDeletekarena bukan anak, tapi adekku yang suka nanyaa ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Hahaha, bukan orang tua saja yang harus sabar ya. Kakak-kakaknya mesti sabar juga nih kayaknya.
Delete