Sejak memutuskan resign dan menjalankan rutinitas di rumah saja mengurus anak dan rumah tangga sendiri, aku mulai memantapkan hati untuk nge-blog. Niat awalnya hanya sebagai pengusir rasa bosan, lama-lama malah ketagihan. Sekarang, nge-blog menjadi salah satu cara me time terampuh yang masih rutin aku lakukan. Seminggu saja tidak update tulisan, rasanya seperti ada hutang yang belum terbayarkan. Sebisa mungkin aku selalu menyempatkan diri menyicil tulisan demi keaktifan blog yang selalu terjaga.
Ngurus dua balita yang masih berusia 3 tahun dan 1 tahun
tanpa ART (Asisten Rumah Tangga) dan tanpa pengasuh,
memangnya masih bisa nge-blog?
Bisa dong!
Aktifitas padat ini membuat waktu menulis semakin sempit. Dari pagi hingga malam, pekerjaan rumah tangga dengan dua balita didalamnya seperti sambung menyambung tanpa akhir. Kalau tidak pandai mengatur waktu, menulis satu paragraf pun tidak akan sempat. Tapi bukan berarti tidak mungkin kan? Inilah beberapa tips yang aku praktekkan hingga sekarang agar bisa tetap nge-blog meski sibuk.
Komitmen dan Konsisten
Komitmen untuk terus menulis dan belajar menjadi modal utama agar tetap konsisten publish artikel. Tanpa kedua hal ini, pasti ada saja kendala ya g terjadi. Malas, capek, kehabisan ide, mentok, mandek, tidak tahu cara menyampaikan, kekurangan kosa kata, diganggu anak, atau berbagai alasan lain yang akan membuat niat menulismu luntur seketika. Tanpa komitmen pasti akan menjadikan kita lebih mudah melanggar aturan yang dibuat sendiri dan menunda-nunda menulis. Begitupun dengan konsisten, tidak rutin menulis juga memperlama perkembangan diri serta bisa jadi mengikis komitmen yang telah dibangun secara perlahan hingga akhirnya mengisi artikel blog sudah tidak diprioritaskan lagi.
Jadi bagaimana cara menjaga komitmen untuk ngeblog? Dengan tetap konsisten. Sebaliknya juga begitu, konsisten akan membantumu untuk tetap menjalankan komitmen. Keduanya penting dan saling bergantung.
Tentukan Target
Menetapkan target itu penting! Buatlah deadline-mu sendiri. Sesuaikan kemampuan dan kondisimu untuk menentukan target artikel yang harus ditulis dalam satu kurun waktu. Jangan terlalu longgar dan jangan pula terlalu ketat, agar tulisan yang dihasilkan tidak asal-asalan karena waktu yang terlalu sempit atau malah kelupaan karena deadline yang terlalu lama.
Misalnya aku yang menargetkan 2 artikel dalam 1 minggu. Setelah memiliki dua anak dan menjalani waktu penyesuaian yang panjang, akhirnya aku memutuskan untuk memilih target ini. Pernah beberapa kali melakukan uji coba memperpendek waktu dengan menargetkan 3 artikel per minggu, tapi yang terjadi adalah meningkatnya frekuensi begadang. Dijadikan 1 artikel per minggu juga dirasa terlalu santai dan kurang produktif.
Meskipun masih ada beberapa bulan yang tidak memenuhi target karena hal urgent seperti sakit, melahirkan, pulang kampung, mertua atau orang tua berkunjung dan menginap serta alasan lain yang menyebabkan tidak kondusifnya keadaan untuk menulis. Sekarang aku berusaha untuk menyiasatinya dengan menabung konten agar target tetap terpenuhi.
Melakukan beberapa kali uji coba seperti inilah caraku untuk menentukan target yang paling tepat, agar tetap nyaman menulis dengan deadline yang dibuat sendiri.
Meskipun masih ada beberapa bulan yang tidak memenuhi target karena hal urgent seperti sakit, melahirkan, pulang kampung, mertua atau orang tua berkunjung dan menginap serta alasan lain yang menyebabkan tidak kondusifnya keadaan untuk menulis. Sekarang aku berusaha untuk menyiasatinya dengan menabung konten agar target tetap terpenuhi.
Melakukan beberapa kali uji coba seperti inilah caraku untuk menentukan target yang paling tepat, agar tetap nyaman menulis dengan deadline yang dibuat sendiri.
Sisihkan Waktu Khusus untuk Menulis
Ini adalah bagian yang paling sulit dilakukan. Kebiasaan dan jadwal keseharian dari dua anak yang berbeda membuatku merasa kesulitan menentukan waktu menulis yang tepat. Perlu digarisbawahi bahwa waktu yang tepat bagiku belum tentu dirasa tepat juga oleh orang lain, dan sebaliknya. Jadi menentukan waktu menulis harus menyesuaikan keadaan masing-masing individu. Ada yang masih tetap bisa menulis dan berpikir meskipun dalam keadaan ribut dan ramai, tapi ada juga yang butuh suasana hening tanpa gangguan untuk menyusun kata.
Berhubung aku lumayan bisa berkonsentrasi dalam suasana yang sedikit ribut dengan ocehan anak-anak, aku begitu memanfaatkan kondisi ini dengan selalu berupaya maksimal menyicil tulisan selama aku bisa di sepanjang hari. Jika batas akhir semakin dekat, aku harus merelakan beberapa jam waktu tidur malam untuk menuntaskan artikel. Biasanya jika ada sedikit waktu agak longgar disiang hari, aku menulis saja secara spontan dan gamblang. Barulah dimalam hari mengoreksi, meng-edit dan mempercantik dengan menambah gambar dan mewarnai sub-judul. Jadi dalam satu minggu, setidaknya aku harus begadang dua kali.
Baca juga
Ada Apa dengam Parenting Blogger?
Aku Pilih Menulis sebagai Me Time Terbaik
Bolehkan Mengirim Naskah Ke Beberapa Penerbit Sekaligus?
5 Kebiasaan yang Membuang Waktu Berhargamu
5 Kunci Sukses yang Wajib Dilakukan oleh Si Peraih Sukses
Pikirkan Ide Tulisan Kapan Saja
Waktu menulis bukanlah waktu memikirkan ide, tapi waktu untuk mengembangkan ide yang sudah ada ke dalam deretan paragraf. Nah, kapan dong waktu memikirkan ide? Sepanjang kamu terjaga. Ide bisa muncul kapan saja bahkan saat kamu sibuk sekalipun. Ide merupakan tema tulisan yang hanya terdiri dari satu atau beberapa suku kata hingga maksimal satu kalimat saja. Berbeda dengan judul, ide tidak perlu dirangkai dengan bahasa menarik. Misalnya mengatasi sembelit, review sabun bayi, cara mengatasi depresi atau resep rendang. Ide yang sudah terlintas tersebut bisa dipikirkan lebih jauh lagi dengan menemukan poin-poin bahasannya.
Seperti tulisan ini yang idenya aku temukan saat memandikan anak kedua. Terlintas begitu saja karena aku memang sudah terbiasa berpikir banyak hal sepanjang waktu. Selama satu hari itu aku berusaha keras menentukan poin-poin yang akan dikembangkan sebagai isinya nanti. Dengan cara seperti ini, waktu menulis tidak akan terganggu dan kamu juga tidak perlu menyediakan waktu khusus hanya untuk duduk diam berpikir mencari ide.
Seperti tulisan ini yang idenya aku temukan saat memandikan anak kedua. Terlintas begitu saja karena aku memang sudah terbiasa berpikir banyak hal sepanjang waktu. Selama satu hari itu aku berusaha keras menentukan poin-poin yang akan dikembangkan sebagai isinya nanti. Dengan cara seperti ini, waktu menulis tidak akan terganggu dan kamu juga tidak perlu menyediakan waktu khusus hanya untuk duduk diam berpikir mencari ide.
Catat Sebelum Lupa
Apapun ide yang terbersit dalam pikiranmu, langsung ditulis. Tidak peduli nantinya akan dijadikan artikel atau tidak, yang penting tulis saja dulu. Ide itu suka hilang timbul. Sekarang ingat, nanti belum tentu. Makanya selagi masih hangat dalam pikiran, catatlah sebelum lupa. Selalu sediakan note di dekatmu baik berbentuk digital ataupun berbentuk buku kecil. Taruh ditempat yang mudah dijangkau agar tidak memancing rasa malas.
Temukan Mood Booster-mu
Hal terakhir yang dibutuhkan agar tetap eksis nge-blog meskipun sibuk adalah dengan adanya mood booster. Mood booster adalah segala hal baik kegiatan, orang, barang, makanan, minuman atau apapun itu yang jika keberadaannya bisa memperbaiki suasana hatimu.
Aku biasanya menjadikan secangkir kopi manis dan postingan tulisan baru teman-teman dalam akun komunitas blogger di media sosial sebagai mood booster andalan. Selain itu melihat wajah anak-anak saat tidur juga ampuh membuatku segera menuntaskan satu judul artikel. Merekalah alasan utamaku untuk tetap semangat untuk menjadi "sesuatu" yang panyas dibanggakan nantinya. Rutin update artkel sama artinya dengan berlatih menulis, dan tentunya membawaku semakin dengan cita-cita besarku dalam bidang literasi ini.
Itulah beberapa tips yang aku lakukan agar tetap konsisten mengisi konten blog. Banyak yang mengeluhkan datangnya rasa malas menulis karena padatnya aktifitas. Sebenarnya hal tersebut wajar saja terjadi jika belum ada komitmen untuk menulis. Jika tidak ada komitmen, tentu saja menulis belum menjadi sebuah prioritas dan besar kemungkinan tidak akan ada usaha kuat untuk tetap konsisten melakukannya.
Semoga bermanfaat :)
Aku biasanya menjadikan secangkir kopi manis dan postingan tulisan baru teman-teman dalam akun komunitas blogger di media sosial sebagai mood booster andalan. Selain itu melihat wajah anak-anak saat tidur juga ampuh membuatku segera menuntaskan satu judul artikel. Merekalah alasan utamaku untuk tetap semangat untuk menjadi "sesuatu" yang panyas dibanggakan nantinya. Rutin update artkel sama artinya dengan berlatih menulis, dan tentunya membawaku semakin dengan cita-cita besarku dalam bidang literasi ini.
Itulah beberapa tips yang aku lakukan agar tetap konsisten mengisi konten blog. Banyak yang mengeluhkan datangnya rasa malas menulis karena padatnya aktifitas. Sebenarnya hal tersebut wajar saja terjadi jika belum ada komitmen untuk menulis. Jika tidak ada komitmen, tentu saja menulis belum menjadi sebuah prioritas dan besar kemungkinan tidak akan ada usaha kuat untuk tetap konsisten melakukannya.
Nge-blog itu seru.
Bisa bercerita, berbagi, melepas stres,
mengisi waktu, mengembangkan diri, mendapat ilmu,bertemu teman baru,berkompetisi
bahkan mendapat penghasilan tambahan.
Semoga bermanfaat :)
Ide ini muncul saat memandikan anak kedua, hahahaha.. Mbak. Samaan banget. Otak kita random tetiba kepikiran apa pas lagi apa. Jadinya aku pun sudah sedia halaman khusus di bullet journal buat catat ide2 itu.
ReplyDeleteMemang begitu setiap hari Mbak, hahaha. Malah kalau sengaja mikirin ide jadinya pusing sendiri karena ide yang dicari nggak ketemu-ketemu.
Deleteterimaksih tipsnya, nah yang aku sering lupa mencatat, kadang ide muncul, ah nati ditulsi, eh kalau sudah gitu suka lupa deh
ReplyDeleteIya Mbak, kalau lupa dicatat, idenya jadi lepas lagi. Padahal sudah diingat-ingat sambil komat-kamit, tapi tetap juga bakalan lupa.
Deletekomitmen dan konsisten yang agak susah, hehe. Tapi jika dijalanin memang nyenengin sih, sesibuk apapun kalau seneng pasti dilakoni ya mbak.
ReplyDeleteApapun kegiatannya memang dua hal ini yang paling susah Mbak, tapi keduanya juga yang paling penting. Kadang meskipun kita senang nulis, membuat komitmen untuk konsisten itu tetap saja sulit. Semangat!
Deletewaa terima kasih tipsnya mbak, ini tantanganku mbak, kadang kenyataan tak seindah harapan, harus perkuat komitmennya nih saya mbak
ReplyDeleteSama-sama, Mbak. Terima kasih sudah mampir baca-baca 🤗
DeleteYuk yuk, sama-sama perkuat komitmen biar bisa terus konsisten 💪🏼