Source : freepik.com |
Gawat! Corona sudah menyebar dimana-mana. Self-quarantine, social distanting, physical distanting dan berbagi kebijakan lain semakin digalakkan. Grafik pasien positif Corona terus meroket. Mau apa-apa takut, kalau tidak terpaksa, pintu rumah tidak akan pernah dibuka. Awalnya bebas kemana-mana, sekarang seperti terpenjara. Siapa yang menyangka bumi akan sesakit ini? Terbayang saja tidak.
Corona telah menyebabkan krisis di berbagai sektor. Tidak hanya dirasakan oleh para pelaku usaha besar, tapi rakyat kecilpun juga terkena imbasnya. Harga buah naik, harga bawang apa lagi. Pedagang mikro, ojek online dan banyak kepala keluarga terpaksa menganggur. Suplemen yang digembar-gemborkan bisa memperkuat daya tahan tubuh untuk melawan Corona malah langka di pasaran. APD (Alat Pelindung Diri) mulai susah dicari. Jangankan untuk aktifitas kita sehari-hari, tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan saja sudah kehabisan stok. Bahkan ada yang terpaksa mengenakan jas hujan dan mencuci masker sekali pakai demi mengupayakan agar tetap terlindungi.
WFH (Work from Home) sudah diberlakukan beberapa minggu ini. Mulai karyawan kantor baik negeri maupun swasta, hingga siswa dan mahasiswa. Keluar rumah jadi semakin takut. Bukankah pemerintah mengambil kebijakan ini karena keadaan diluar sudah sangat mengkhawatirkan? Terang saja, per tanggal 8 April 2020, di Indonesia tercatat 2.738 kasus positif, 204 sembuh dan 221 meninggal (www.covid19.go.id).
Tidak hanya berurusan dengan Corona, aktifitas ibu rumah tangga juga terkena imbasnya. Belanja ke pasar was-was, tapi stok makanan sudah habis. Biasanya bisa pesan makanan kesukaan, sekarang lebih memilih masak sendiri. Bahkan kemampuan mengajar para ibu semakin terasah saat mengajar tugas sekolah anak di rumah. Gimana Bu, susah toh jadi guru? Intinya, semua merasakan dampaknya.
Tidak hanya berurusan dengan Corona, aktifitas ibu rumah tangga juga terkena imbasnya. Belanja ke pasar was-was, tapi stok makanan sudah habis. Biasanya bisa pesan makanan kesukaan, sekarang lebih memilih masak sendiri. Bahkan kemampuan mengajar para ibu semakin terasah saat mengajar tugas sekolah anak di rumah. Gimana Bu, susah toh jadi guru? Intinya, semua merasakan dampaknya.
Lalu, perempuan bisa apa?
Perempuan tidak cukup hanya mengandalkan paras. Menghadapi situasi krisis lebih dibutuhkan ilmu yang dimanfaatkan dengan bijak agar keadaan tetap terkontrol. Perempuan bisa kok berperan besar dalam menangani situasi genting seperti sekarang ini. Dengan syarat, jadilah perempuan bijak.
Memang perempuan bijak akan berbuat apa saat menghadapi masa krisis?
Stabilkan diri
Source : freepik.com |
Kepanikan bukanlah jawaban. Perempuan bijak akan lebih berfokus untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengendalikan diri dan emosi jauh lebih berguna untuk menentukan langkah tepat selanjutnya yang harus diambil. Kestabilan diri inilah yang membuat keadaan sekitar tetap kondusif meskipun dalam masa krisis.
Terkhusus bagi perempuan yang sudah berkeluarga, peranmu dalam menjaga suasana rumah saat krisis seperti ini sangatlah besar. Semua tindakan pencegahan, penyediaan kebutuhan, hingga meciptakan aktifitas pengusir rasa bosan akan bertumpu padamu. Duh, aku orangnya ekstrovert banget, mana betah lama-lama dirumah. Aku mah nggak bisa masak, mana bisa masak setiap hari begini. Aku kan bukan guru, gimana nih ngajarin anak di rumah? Mulailah dari lingkup yang paling kecil, yaitu diri sendiri. Bagaimana bisa semuanya berjalan dengan baik jika pikiranmu dan emosimu saja tidak dalam keadaan baik? Perjernih pikiran, jangan hanya melihat sisi buruknya saja dan yakin semua bisa dijalani asalkan ada kemauan.
Meyakinkan diri dalam keadaan stabil akan menghindari terjadinya kepanikan berlebih dan bersikap diluar batas.
Fenomena panic buying yang terjadi beberapa waktu lalu adalah bukti dari buruknya pengendalian diri. Berbelanja dalam jumlah banyak serta menimbun masker dan hand sanitizer telah menimbulkan kelangkaan yang berujung dengan meroketnya harga barang. Banyak pihak yang dirugikan, seperti tenaga kesehatan dan orang dengan imunitas rendah yang tidak kebagian masker, atau rakyat kecil yang terpaksa membeli kebutuhan sehari-hari dengan harga berkali-kali lipat. Meskipun Corona dengan virus pembawa yang dinamakan Covid-19 ini merupakan hal baru di masyarakat dan dinilai wajar menimbulkan kepanikan ekstrim, tetap saja tindakan seperti itu tidak bisa dibenarkan.
Cari Sumber Informasi Akurat dan Lakukan!
Source : freepik.com |
Keadaan krisis seperti ini merupakan jam kerja paling dinanti bagi para penebar berita bohong. Teknik editing dan kemahiran bertutur kata menjadi senjata utama mereka untuk menarik mangsa. Siapa mangsanya? Orang-orang yang malas mencari tahu sehingga mudah ditipu.
Perempuan bijak hanya akan percaya pada informasi dari sumber terpercaya, seperti website resmi pemeritah, penjelasan para ahli atau berita di televisi. Bukan pesan berantai di aplikasi chatting yang entah siapa penulisnya dan entah dari mana sumbernya.
Informasi akurat dapat dijadikan dasar kuat untuk menilai keadaan, melakukan langkah pencegahan, tindakan pertolongan pertama, hingga upaya membantu sesama.
Dalam hal ini termasuk juga himbauan dan aturan pemerintah yang terus diperbarui. Lakukanlah apa yang harus dilakukan dan ikuti setiap aturan. Jangan ngeyelan! Kalau dilarang berkumpul ya jangan berkumpul. Kalau dihimbau untuk tidak mudik, ya sabar saja di rumah hingga keadaan normal kembali. Memangnya mau keluarga di kampung diberi oleh-oleh virus Corona? Jangan egois. Ini semua tidak hanya tentang diri sendiri, tapi juga orang tersayang dan orang-orang di lingkunganmu.
Bersikap Solutif
Source : freepik.com |
Namanya juga krisis, pasti akan datang berbagai masalah yang memancing ketidaknyamanan. Stay at home selama sebulan dan akan diperpanjang hingga lebaran ini tentunya terasa membosankan. Belum lagi rasa khawatir terinfeksi yang semakin menjadi-jadi, gagal mudik yang bikin patah hati, penghasilan menurun karena sepi pembeli dan masih banyak lagi.
Masalah harus diselesaikan bukan dikeluhkan.
Bersikap solutif, itulah jawabannya. Tidak berguna jika kita hanya mengeluh, menghujat, saling menyalahkan bahkan malah melanggar aturan. Carilah solusi untuk setiap permasalahan. Jika memang bosan di rumah, lakukan kegiatan menarik seperti menyalurkan hobi, memasak, menonton, membaca, menulis atau berkarya. Bukan malah keluyuran dan hang out di cafe ramai-ramai. Nanti saat ditegur petugas langsung marah-marah tanpa rasa bersalah. Jasa antar atau belanja online yang kian merebak bisa dijadikan solusi mengatasi rasa takut keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan harian. Tinggal pesan, petugas siap mengantar. Produktif di rumah, manfaatkan fasilitas internet, banyak belajar, tidak malas berpikir dan banyak cara lainnya dapat dilakukan untuk menemukan solusi.
Sharing Itu Penting
Source : freepik.com |
Saling membahu membantu sesama menjadi hal terpenting dalam menghadapi masa krisis. Tidak hanya berbentuk materi, pengalaman sehari-hari seperti resep masakan, tutorial menjahit atau tips mengajar anak di rumah bisa saja sangat berguna bagi orang lain. Meski bagi kita terlihat sederhana, belum tentu orang lain berpikiran sama. Mungkin sedikit sharing dari kita dapat membantu banyak orang menemukan solusi akan permasalahan yang sedang dihadapi.
Bagi yang cukup ilmu, bantulah mereka yang tidak tahu. Bagi yang berduit, bantulah mereka yang susah. Bagi yang berpengalaman, dampingilah mereka yang sedang berjuang. Bagi yang cukup tenaga, genggamlah tangan mereka yang lemah.
Contohnya beberapa waktu lalu banyak penyanyi tanah air menyumbangkan lagu terkait pandemi Corona. Hanya dengan suara, banyak hati yang terhibur. Seakan terhipnotis, semangat juang melawan Corona seakan mencuat. Kita juga bisa berperan kok. Misalnya dengan memilih menggunakan masker kain diibaratkan kita sudah menyumbang satu stok masker bedah untuk tenaga kesehatan. Apalagi menyumbangkan satu kotak masker untuk mereka, tentunya kita sudah menyelamatkan banyak nyawa dari serangan Corona. Jadi, sharing-lah apa yang kita bisa selama itu positif dan bermanfaat.
Titik balik dalam kehidupan mereka
yang berhasil biasanya datang
pada saat suatu krisis,
yang memperkenalkan mereka
kepada "diri mereka yang lain“.
Napoleon Hill - Penulis motivasi dari Amerika Serikat 1883-1970
Menghentikan virus yang masih menyebar membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk kita. Jadi, ikuti anjuran dokter, taati aturan pemerintah dan tunjukkan peranmu untuk pulihkan bumi. So, jadilah perempuan bijak dalam menghadapi masa krisis, karena responmu akan menunjukkan kualitasmu dan seberapa besar kontribusimu.
____________________________________
Sudah ikutan #TantanganBlogging IIDN periode bulan April? Kali ini bertema "Peran Perempuan dalam Menghadapi Masa Krisis".
Syarat dan ketentuannya:
- Artikel minimal 500 kata;
- Artikel merujuk ke sumber yang terpercaya;
- Artikel tidak mengandung unsur SARA atau hal-hal melanggar hukum lainnya;
- Artikel boleh dilengkapi gambar atau video atau animasi lainnya;
- Artikel wajib mencantumkan link web IIDN yaitu https://ibuibudoyannulis.com/;
- Deadline penulisan artikel hingga 25 April 2020 pukul 24.00 WIB.
Ayu ikutan! Ada hadiah menarik, lo. Jangan sampai ketinggalan. Mungkin kali ini tulisan kamu yang akan terpilih. Daftarkan artikelmu di http://bit.ly/TantanganBloggingApril2020
Semoga bermanfaat.
sekecil apapun kita harus ada manfaatnya ya
ReplyDeleteSetuju Mbak.
DeleteStabilkan diri itu penting bgt ya Mbak
ReplyDeleteIya Mbak, memang itu yang paling susah. Soalnya situasinya kan mencekam banget. Tapi kalau diri sendiri aja tidak bisa dikontrol, pasti yang dilakukan juga tak terkontrol.
DeleteSemoga pandemi ini cepat berlalu, aamiin.
Anakku sekarang mulai bosan mbak... akupun demikian... lama2 kaya mati rasa gitu... btw aku juga mau ikut tantangannya. Tapi massih bingung mau nulis apa. hehehe
ReplyDeleteWajar sih Mbak kalau bosan. Akupun kadang juga bosan. Tapi bisa-bisa kita aja nyari kesibukan buat mengalihkan rasa bosan biar nggak makin bosan *apasih hahaha.
DeleteAyo Mbak ikutaan..masih ada waktu kok. Semangaat!