Peran mulia sebagai ibu rumah tangga masih sering dianggap remeh oleh sebagin orang. Adanya dua kubu yang membagi kehidupan seorang ibu, yaitu ibu bekerja dan ibu rumah tangga, selalu saja memancing pro-kontra di tengah masyarakat. Ibu rumah tangga tetaplah menjadi kubu dominan yang menerima perlakuan tidak menyenangkan karena dianggap lebih rendah dan tidak bisa apa-apa. Sedihnya, sesama ibu yang sudah paham betul betapa rumitnya mengurus rumah, ternyata masih ada yang menjadi pelaku diskriminasi ini.
Pernahkan hal itu membuat para ibu berdaster minder? Sering!
Respon negatif dari orang sekitar acap kali membawa pengaruh buruk terhadap kepercayaan diri ibu rumah tangga yang sering kambuh tiba-tiba meskipun disaat tidak ada yang menyinggung statusnya sekalipun.
Minder yang dirasakan bukanlah sebuah bentuk penyesalan atas keputusan yang diambil, namun lebih kepada ketakutan atau trauma yang disebabkan oleh perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar atas jalan hidup yang dipilihnya. Insecure, kira-kira itulah bahasa kekiniannya.
Respon negatif dari orang sekitar acap kali membawa pengaruh buruk terhadap kepercayaan diri ibu rumah tangga yang sering kambuh tiba-tiba meskipun disaat tidak ada yang menyinggung statusnya sekalipun.
Minder yang dirasakan bukanlah sebuah bentuk penyesalan atas keputusan yang diambil, namun lebih kepada ketakutan atau trauma yang disebabkan oleh perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar atas jalan hidup yang dipilihnya. Insecure, kira-kira itulah bahasa kekiniannya.
Contohnya, saat membuka media sosial dan melihat postingan teman kerja dulu yang sedang dinas ke daerah timur Indonesia. Hati langsung membatin "Coba saja aku masih kerja, mungkin masih bisa ke daerah yang belum pernah aku kunjungi. Sekarang malah di rumah terus nggak bisa kemana-mana, nggak bisa apa-apa". Padahal saat itu tidak ada seorang pun yang menyinggung tentang kehidupanmu sebagai ibu rumah tangga. Tapi tetap saja rasa minder datang dan begitu mengganggu. Hal simple yang bisa merubah mood kamu berhari-hari dan merasa rendah diri seakan terjebak dalam kondisi yang memalukan.
Baca juga
Pikirkan Beberapa Hal Ini Sebelum Resign dari Pekerjaan dan Memilih Menjadi Ibu Rumah Tangga
5 Kebiasaan Ini Hanya Akan Membuang Waktu Berhargamu
Ketika Roda Kehidupanmu Berada pada Titik Terbawahnya
Suami adalah "Dunia" Istrinya
Hal Kecil Berdampak Besar yang Sering Merubah Mood Ibu
Atau contoh kedua. Saat kumpul keluarga besar, tiba-tiba saja ada kejadian yang bikin sesak dan serasa ingin hilang seketika dari keramaian. Salah seorang kerabat yang tergolong sukses dan menyandang jabatan yang lumayan oke, memperlakukanmu berbeda dengan ibu lain yang masih aktif bekerja. Mereka terlihat akrab dan "nyambung" saat ngobrol. Sedangkan kamu merasa dibaikan dengan tatapan dingin yang menganggap remeh. Padahal itu hanyalah anggapanmu saja, saudara-saudaramu tidak pernah berniat untuk melakukan semua hal yang ada dalam pikiranmu.
Pernah begitu? Kalau pernah, tos dulu, kita sama.
Tapi itu sudah menjadi kenangan masa lalu ya, guys! Sekarang aku sudah membuang jauh-jauh rasa minder hingga ke akar-karnya karena aku memang tidak pantas untuk merasakannya. Untuk apa minder? Toh kita tidak melakukan sesuatu yang salah. Belum tentu mereka yang merendahkan itu sanggup menjalani peran seperti kita. Mereka tidak tahu, tapi berlagak sok tahu. Atau karena terlalu sombong akan profesi kebanggaannya sehingga dengan entengnya menganggap ibu rumah tangga layaknya asisten rumah tangga.
Oke baiklah. Sabar, sabar. Inhale, exhale.
Back to topic. Jadi apa saja yang bisa dilakukan agar bisa terlepas selamanya dari rasa minder ini? Rasa insecure ini? Lakukanlah beberapa tips berikut.
Hindari Pencetusnya
Kamu harus sadar kapan rasa minder itu muncul. Apakah saat membuka media sosial? Jika iya, maka jangan membuka akun media sosialmu untuk sementara waktu. Apakah saat berkumpul dengan tetangga? Sebaiknya hindarilah berlama-lama bersama mereka, namun tetap menjaga silaturahmi. Atau saat kumpul bersama keluarga? Cobalah menaggapi seadanya tanpa memancing pembicaraan yang lebih panjang. Dengan menghindari pencetus kambuhnya rasa mindermu, sudah pasti kamu akan tetap baik-baik saja. Seperti alergi, jika pantangannya dilakukan, maka si penderita akan kesakitan bukan? Kira-kira begitulah perumpamaannya.
Ingat Alasanmu
Pasti ada alasan kuat yang melatarbelakangi setiap wanita untuk memilih jalan hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Ingat kembali alasan tersebut dan fokuslah dengan hal positif yang kamu dapatkan selama ini. Jika saja kamu tidak menjadi ibu rumah tangga, apakah kamu bisa mendapatkan apa yang kamu punya sekarang? Apakah kamu bisa merasakan sesuatu yang tidak bisa kamu rasakan saat bekerja dulu? Apakah kamu bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan sebelumnya? Tentunya perubahan besar yang selama ini kamu rasakan tidak akan pernah terjadi jika keputusan menjadi ibu rumah tangga tidak pernah kamu ambil.
Sibuk yang Bermanfaat
Tersedianya teknologi maju saat ini membuat segalanya menjadi serba cepat dan serba mudah. Tidak ada lagi alasan ibu rumah tangga untuk tidak membangun diri dengan melakukan hal bermanfaat dan produktif selain dari tugas utamanya mengurus urusan domestik keluarga. Tidak perlu melangkahkan kaki keluar rumah, sisakan saja sedikit waktu untuk berkarya berdasarkan hobi atau kemampuan yang kamu miliki, dan lakukanlah semuanya di rumah. Dari pada waktumu terbuang percuma hanya untuk ngobrol berjam-jam di rumah tetangga yang tidak terlepas dari gibah, menonton sinetron berjam-jam, atau buka-tutup media sosial yang sering memancing rasa iri, akan jauh lebih baik jika melakukan sesuatu yang lebih berfaedah. Sedikit saja aktifitas bermanfaat yang kamu lakukan diluar pekerjaan rumah tangga, pasti menjadi poin lebih dalam penilaian orang disekitarmu. Mendapat penilaian positif tentu saja membuang rasa minder yang selama ini sering datang. Malah berganti menjadi rasa bangga karena dapat melakukan hal lebih yang belum tentu bisa dilakukan orang lain. Meskipun waktu dan usaha yang dikorbankan oleh ibu rumah tangga untuk mengembangkan diri dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat begitu besar dan berat, karena harus dilakukan dalam keadaan lelah selepas mengurus rumah, tapi yakinlah bahwa setiap usahamu itu tidak akan ada yang sia-sia.
Bangun Kembali Cita-citamu
Siapa bilang ibu rumah tangga tidak berhak memiliki cita-cita? Mungkin saja cita-cita yang kamu inginkan saat ini sudah tidak sama lagi. Perubahan keadaan yang kamu alami, sedikit banyaknya merubah berbagai hal dalam hidupmu seperti waktu, tenaga, keuangan atau ruang gerak. Pikir ulang kembali cita-citamu dan berusahalah meraihnya dengan segala yang kamu punya sekarang. Memiliki cita-cita dijamin ampuh untuk menyibukkan dirimu sehingga tidak sempat lagi memikirkan penilaian negatif orang terhadap kehidupanmu. Tidak perlu menggembar-gemborkan cita-citamu saat ini, tapi berteriaklah pada dunia saat kamu berhasil nanti. Semangat yang selama ini telah tertutup oleh rasa minder, akan bangkit kembali dengan sendirinya. Bukankah memiliki tujuan hidup akan membuatmu lebih merasa hidup? Tidak melulu memikirkan urusan dapur, tapi kamu juga berhak memikirkan impianmu.
Semoga bermanfaat :)
Baca juga
Pikirkan Beberapa Hal Ini Sebelum Resign dari Pekerjaan dan Memilih Menjadi Ibu Rumah Tangga
5 Kebiasaan Ini Hanya Akan Membuang Waktu Berhargamu
Ketika Roda Kehidupanmu Berada pada Titik Terbawahnya
Suami adalah "Dunia" Istrinya
Hal Kecil Berdampak Besar yang Sering Merubah Mood Ibu
Atau contoh kedua. Saat kumpul keluarga besar, tiba-tiba saja ada kejadian yang bikin sesak dan serasa ingin hilang seketika dari keramaian. Salah seorang kerabat yang tergolong sukses dan menyandang jabatan yang lumayan oke, memperlakukanmu berbeda dengan ibu lain yang masih aktif bekerja. Mereka terlihat akrab dan "nyambung" saat ngobrol. Sedangkan kamu merasa dibaikan dengan tatapan dingin yang menganggap remeh. Padahal itu hanyalah anggapanmu saja, saudara-saudaramu tidak pernah berniat untuk melakukan semua hal yang ada dalam pikiranmu.
Pernah begitu? Kalau pernah, tos dulu, kita sama.
Tapi itu sudah menjadi kenangan masa lalu ya, guys! Sekarang aku sudah membuang jauh-jauh rasa minder hingga ke akar-karnya karena aku memang tidak pantas untuk merasakannya. Untuk apa minder? Toh kita tidak melakukan sesuatu yang salah. Belum tentu mereka yang merendahkan itu sanggup menjalani peran seperti kita. Mereka tidak tahu, tapi berlagak sok tahu. Atau karena terlalu sombong akan profesi kebanggaannya sehingga dengan entengnya menganggap ibu rumah tangga layaknya asisten rumah tangga.
Oke baiklah. Sabar, sabar. Inhale, exhale.
Back to topic. Jadi apa saja yang bisa dilakukan agar bisa terlepas selamanya dari rasa minder ini? Rasa insecure ini? Lakukanlah beberapa tips berikut.
Hindari Pencetusnya
Kamu harus sadar kapan rasa minder itu muncul. Apakah saat membuka media sosial? Jika iya, maka jangan membuka akun media sosialmu untuk sementara waktu. Apakah saat berkumpul dengan tetangga? Sebaiknya hindarilah berlama-lama bersama mereka, namun tetap menjaga silaturahmi. Atau saat kumpul bersama keluarga? Cobalah menaggapi seadanya tanpa memancing pembicaraan yang lebih panjang. Dengan menghindari pencetus kambuhnya rasa mindermu, sudah pasti kamu akan tetap baik-baik saja. Seperti alergi, jika pantangannya dilakukan, maka si penderita akan kesakitan bukan? Kira-kira begitulah perumpamaannya.
Ingat Alasanmu
Pasti ada alasan kuat yang melatarbelakangi setiap wanita untuk memilih jalan hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Ingat kembali alasan tersebut dan fokuslah dengan hal positif yang kamu dapatkan selama ini. Jika saja kamu tidak menjadi ibu rumah tangga, apakah kamu bisa mendapatkan apa yang kamu punya sekarang? Apakah kamu bisa merasakan sesuatu yang tidak bisa kamu rasakan saat bekerja dulu? Apakah kamu bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan sebelumnya? Tentunya perubahan besar yang selama ini kamu rasakan tidak akan pernah terjadi jika keputusan menjadi ibu rumah tangga tidak pernah kamu ambil.
Sibuk yang Bermanfaat
Tersedianya teknologi maju saat ini membuat segalanya menjadi serba cepat dan serba mudah. Tidak ada lagi alasan ibu rumah tangga untuk tidak membangun diri dengan melakukan hal bermanfaat dan produktif selain dari tugas utamanya mengurus urusan domestik keluarga. Tidak perlu melangkahkan kaki keluar rumah, sisakan saja sedikit waktu untuk berkarya berdasarkan hobi atau kemampuan yang kamu miliki, dan lakukanlah semuanya di rumah. Dari pada waktumu terbuang percuma hanya untuk ngobrol berjam-jam di rumah tetangga yang tidak terlepas dari gibah, menonton sinetron berjam-jam, atau buka-tutup media sosial yang sering memancing rasa iri, akan jauh lebih baik jika melakukan sesuatu yang lebih berfaedah. Sedikit saja aktifitas bermanfaat yang kamu lakukan diluar pekerjaan rumah tangga, pasti menjadi poin lebih dalam penilaian orang disekitarmu. Mendapat penilaian positif tentu saja membuang rasa minder yang selama ini sering datang. Malah berganti menjadi rasa bangga karena dapat melakukan hal lebih yang belum tentu bisa dilakukan orang lain. Meskipun waktu dan usaha yang dikorbankan oleh ibu rumah tangga untuk mengembangkan diri dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat begitu besar dan berat, karena harus dilakukan dalam keadaan lelah selepas mengurus rumah, tapi yakinlah bahwa setiap usahamu itu tidak akan ada yang sia-sia.
Contoh kasus 1
A : "Sarjana Muda kok mau jadi ibu tangga ya? Kasihan ijazahnya".
B : "Tapi dia suka bikin kue lo, Bu. Enak lagi. Aku saja sering pesan".
A : "Oh ya? Aku mau coba juga, ah".
Hobi memasak dan membuat kue menjadi nilai positif yang bisa merubah pandangan negatif seseorang.
Contoh kasus 2
A : "Kenapa dia berhenti kerja ya? Sudah enak dapat pekerjaan bagus, malah keluar. Nyari kerja kan susah."
B : "Tapi kayaknya sekarang dia jualan online deh. Nih lihat IG-nya. Bagus-bagus juga ya. Laku kayaknya."
A : "Hebat juga ya dia. Dulu terbiasa kerja sih, jadi bingung kan di rumah enggak dapat gaji. Makanya bisa buka usaha online begini.
Ilmu pemasaran dan sedikit sisa ingatan tentang editing foto saat bekerja dulu, dipraktekkan kembali saat menjadi ibu rumah tangga yang ternyata membawa berkah berlimpah. Pandangan orang lain pun mampu dirubahnya sehingga anggapan remeh itu hilang berganti decak kagum.
Bangun Kembali Cita-citamu
Siapa bilang ibu rumah tangga tidak berhak memiliki cita-cita? Mungkin saja cita-cita yang kamu inginkan saat ini sudah tidak sama lagi. Perubahan keadaan yang kamu alami, sedikit banyaknya merubah berbagai hal dalam hidupmu seperti waktu, tenaga, keuangan atau ruang gerak. Pikir ulang kembali cita-citamu dan berusahalah meraihnya dengan segala yang kamu punya sekarang. Memiliki cita-cita dijamin ampuh untuk menyibukkan dirimu sehingga tidak sempat lagi memikirkan penilaian negatif orang terhadap kehidupanmu. Tidak perlu menggembar-gemborkan cita-citamu saat ini, tapi berteriaklah pada dunia saat kamu berhasil nanti. Semangat yang selama ini telah tertutup oleh rasa minder, akan bangkit kembali dengan sendirinya. Bukankah memiliki tujuan hidup akan membuatmu lebih merasa hidup? Tidak melulu memikirkan urusan dapur, tapi kamu juga berhak memikirkan impianmu.
Belum tentu ibu rumah tangga tidak berpenghasilan.
Belum tentu pula ibu bekerja tidak pandai mengurus anak.
Bisa jadi bosmu adalah seorang ibu rumah tangga,
dan bisa jadi usahamu tidak akan sukses tanpa mempekerjakan wanita.
Maka berhentilah menghakimi pilihan orang lain.
Semoga bermanfaat :)
makasih tipsnya
ReplyDeletethanks sudah berbagi tipsnya kak, bermanfaat sekali
ReplyDeletewww.rajaunik.co.id
Sama-sama. Makasih juga sudah berkunjung 🤗
Delete