Sebenarnya mau melahirkan secara normal maupun secara sesar, tidak akan mengurangi perjuangan ibu untuk menghadirkan sang buah hati ke dunia ini. Keduanya sama-sama menyisakan sakit yang harus diterima oleh tubuh ibu. Walaupun masih banyak orang yang beranggapan bahwa melahirkan dengan tindakan sesar bukanlah cara melahirkan yang sesuai dengan kodrat seorang wanita. Tidak jarang kalimat cemoohan dilontarkan kepada mereka yang memilih untuk sesar, "Kenapa sih lahirannya sesar? Nggak kuat ngeden ya? Nggak mau nahan sakit ya? Kalau lahirannya sesar gini mah nggak bakalan tau rasanya gimana perjuangan ibu waktu melahirkan". Itu hanyalah contoh kecil dari omongan pedas orang-orang sekitar yang tidak mengerti apa-apa dengan keadaan yang dialami si ibu.
Padahal banyak alasan dibalik pilihan untuk sesar yang diambil oleh sang ibu. Jika memaksakan diri untuk tetap melahirkan secara normal, maka akan ada resiko besar yang akan terjadi bahkan bisa mengancam nyawa ibu dan bayi. Apa saja sih alasan itu? Secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu adanya alasan medis atau adanya suatu kondisi dimana pilihan sesar menjadi pilihat tepat yang harus diambil.
Alasan Medis
Sebagian besar alasan yang mendasari untuk melakukan bedah sesar adalah adanya alasan medis. Banyak penyebabnya dan hanya bisa dijelaskan lebih detail oleh dokter kandungan. Tidak peduli sudah seberapa banyak persiapan ibu untuk melahirkan secara normal, tapi jika kondisi medis memperlihatkan ada suatu indikasi darurat, tetap saja persalianan normal tidak bisa dijalankan. Aku sudah mengalami ini pada persalinan anak pertama. Sudah mengikuti senam hamil sejak usia kandungan memasuki tujuh bulan, berjalan berkeliling kantor disela-sela jam kerja, naik turun tangga dan berbagai persiapan lainnya. Eh saat usia kandungan memasuki 36 minggu, ketuban malah merembes dan dengan segera bayi harus dilahirkan dalam waktu 1-24 jam agar tidak terkena infeksi. Baca Pengennya Lahiran Normal, Eh Ujung-ujungnya Caesar juga.
Beberapa alasan medis yang biasanya menjadi penyebab ibu diharuskan melahirkan secara sesar adalah sebagai berikut.
- Ketuban rembes
- Ketuban pecah
- Bayi kembar
- Bayi terlilit tali pusar
- Bayi sungsang
- Pinggul ibu sempit
- Minus mata ibu yang tinggi
- Bayi terlalu besar
- Ibu kehabisan tenaga untuk mengejan
- Ibu tidak kuat menahan rasa sakit kontraksi
- Ibu menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau diabetes
- Bayi mengalami cacat lahir
- Posisi plasenta yang menutupi jalan lahir
- Pernah menjalanai operasi sesar sebelumnya
- Dll
Ada sebuah kejadian yang tidak bisa aku lupakan dan ini dialami sendiri oleh adikku yang kebetulan sedang menjalani koas di salah satu rumah sakit. Ada pasien rujukan yang baru saja melahirkan secara normal dengan bantuan seorang bidan. Kondisi rahimnya terbalik dari posisi normal setelah dipaksa mengejan padahal tubuh sang ibu sudah dibatas akhir kemampuannya untuk menahan rasa sakit. Akhirnya apa? Ibu tersebut pun meninggal dunia setelah menderita sekian lamanya. Hal-hal seperti inilah yang harus dihindari dan seharusnya ibu dan bayi bisa diselamatkan jika melakukan persalinan sesar disaat yang tepat. Saat aku melahirkan anak pertama dan sedang menunggu kontraksi setelah diinduksi selama dua hari, ada juga seorang pasien rujukan dengan kondisi bayi meninggal didalam perut karena tidak segera memeriksakan kandungannya ke rumah sakit padahal ada sesuatu yang mengkhawatirkan sedang terjadi pada janin. Seharusnya bayi bisa diselamatkan dengan melakukan operasi sesar sebelum janin kehilangam nyawanya. Dengan peralatan lengkap yang digunakan oleh dokter kandungan, operasi sesar bukan semata-semata dilakukan atas kehendak sang dokter karena ingin mencari penghasilan lebih, tapi harus ada indikasi medis yang menyertai. Kerena sampai sekarang masih banyak yang salah kaprah dengan dokter kandungan yang menurut mereka selalu menyarankan untuk sesar padahal kondisi kandungan baik. Itu salah besar ya, dokter sudah disumpah untuk melakukan tugas sesuai prosedur. Jadi tidak sembarangan saja menyuruh pasien yang ditanganinya untuk melahirkan secara sesar.
Alasan Diluar Kondisi Medis
Aku berani mengatakan bahwa ada alasan lain yang memaksa ibu untuk melahirkan secara sesar selain dari indikasi medis darurat yang terjadi. Ini aku alami sendiri saat melahirkan anak kedua. Kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal karena aku hanya berdua saja dengan anakku Byan di rumah yang baru berusia 2,5 tahun. Jika nanti tiba-tiba terjadi kontraksi atau tanda-tanda melahirkan lain dan suami sedang tidak berada di rumah, apa yang harus aku lakukan? Apalagi lokasi kuliah suami yang lumayan jauh dari rumah. Kondisi jalan yang tidak bisa diprediksi tidak menjamin suami bisa sampai dirumah dalam waktu cepat. Aku dan suami tidak berani mengambil resiko apapun dan akhirnya memilih untuk sesar kembali walaupun saat konsultasi terakhir dokter menyatakan bahwa kondisiku memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Apalah jadinya jika aku menunggu kontraksi alami dan merasakan kesakitan luar biasa, sedangkan saat itu terjadi Byan sedang tidur, sedang sakit, sedang rewel dan suami tidak ada dirumah? Semuanya akan kacau dan diluar kendali.
Mungkin banyak lagi alasan lain selaìn medis yang memaksa para ibu melakukan bedah sesar. Bukannya menentang kodrat, tapi akan lebih banyak hal positif terjadi jika tidak memaksakan diri untuk melahirkan secara normal. Semua kembali lagi kepada diri masing-masing, mau mengambil resiko atau tidak. Dan jangan sampai kita sebagai penonton malah memberikan komentar aneh-aneh padahal tidak mengerti apa yang terjadi.
Itulah alasan yang melatar belakangi para ibu untuk memilih melahirkan secara sesar. Ini aku tulis berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman ibu-ibu lain. Jadi jika banyak kekurangan mohon dimaafkan ya. Semoga bermanfaat :)
hai mba, akupun dulu juga sesar pada akhirnya. mungkin kasusnya juga hampir sama. ketuban pecah, keruh dan kotor pembukaan tidak ada kemajuan. padahal dari awal pemeriksaan tidak ada kendala jika melhirkan normal..
ReplyDeleteya sudah dari pada dipaksa normal tapi di kemudian hari si bayi kenapa-kenapa. mending ikut saran dokter aja, gak mau keras kepala juga kami heheheh :)
Hai juga mba 🤗
DeleteIya kita mah ngikut aja saran dokter, kan serem juga kalau keselamatan bayi yang dipertaruhkan demi ambisi buat lahiran normal *bahasanya 😅
Dokter pasti lebih paham 👍
Wah.... intinya kudu nabung gede yah buat persiapan operasi sesar.
ReplyDeleteIya mba hehe. Tabungan langsung kempes tinggal recehan doang. Tapi yang paling penting kesehatan ibu dan bayinya dulu 😊
Delete