Kampuang nan jauah dimato
Gunuang sansai bakuliliang
Den takana jo kawan-kawan lamo
Sangkek basuliang-suliang
Urang awak ma suaronyooooooo????
Bahagianya yang abis pulang kampung ke ranah minang. Apalagi diajak main ke pantai yang sekarang sudah lebih terkelola dengan baik. Jalannya pun sudah dipermulus, jadi lebih dekat dari pusat kota. Kalau dulu sih harus muter-muter mengelilingi bukit, naik, terus turun lagi. Jauh deh pokoknya. Tapi sekarang eng ing eng semua berubah. Pantai Air Manis yang terkenal dengan legenda "Malin Kundang" ini telah berubah total. Makanya jadi tujuan wisata favorit di kota Padang.
Pertama kesini sih tanpa si ayah dan dengan timing yang kurang pas. Gimana mau menikmati coba? Kita nyampe sana jam 12 siang dan lagi hot-hotnya dengan matahari tepat diatas kepala. Byan aja yang main ombak sampai gosong kulitnya. Kasian banget. Sebenarnya sih kalau cuma duduk-duduk doang dipinggir pantai yang telah disediakan payung-payungan dan dibawah pepohonan nggak bakalan kepanasan. Tapi kalau main ombak? Omaigat panasnyooo. Si Byan ini yang meronta-ronta pengen main air, ya terpaksa lah harus dituruti.
Oke mari kita masuk ke dalam cerita inti.
Setelah melewati jalan aspal yang mulus dengan pemandangan laut yang indah dibeberapa titik dan yang pastinya tidak begitu jauh dari pusat kota, sampailah kita di gerbang utama Pantai Air Manis ini. Di sana sudah ada petugas dari pihak yang berwenang untuk pembayaran karcis masuknya. Satu orang dikenakan biaya Rp. 5.000,- dan anak kecil seumuran Byan masih gratis. Kendaraan juga tidak dikenakan biaya tambahan. Disini sudah ada uda-uda yang menawarkan penyewaan motor ATV. Biasanya sih ditawarkan dengar harga Rp. 100.000,-/jam. Tapi jangan gampang tergoda dulu, masih bisa ditawar kok. Terserah kita mau menyewa di pintu gerbang atau nanti didalam area pantai saja. Bahkan di dalam lebih banyak lagi yang menyewakan motor ini, sampai-sampai pedagangnya pun punya motor ATV yang bisa disewa.
Lanjut masuk ke dalam langsung terlihat mushala yang lumayan besar dan bersih (termasuk tempat wudhunya). Disamping mushala juga tersedia tempat parkir yang luas dan tentunya gratis. Jika ingin parkir lebih dekat ke bibir pantai, bisa masuk lagi ke dalam tapi harus bayar Rp. 5.000,- kepada pengelolanya. Sebenarnya sih jarak antara parkiran luar dengan yang di dalam tidak terlalu jauh. Tinggal pilih saja mana yang nyaman.
Lanjut masuk ke dalam langsung terlihat mushala yang lumayan besar dan bersih (termasuk tempat wudhunya). Disamping mushala juga tersedia tempat parkir yang luas dan tentunya gratis. Jika ingin parkir lebih dekat ke bibir pantai, bisa masuk lagi ke dalam tapi harus bayar Rp. 5.000,- kepada pengelolanya. Sebenarnya sih jarak antara parkiran luar dengan yang di dalam tidak terlalu jauh. Tinggal pilih saja mana yang nyaman.
Setalah mobil terparkir, berjalanlah kita kearea pantai yang sesungguhnya. Dipinggiran sudah banyak terlihat pedagang baju yang bertuliskan objek wisata Pantai Air Manis ini. Lumayan buat oleh-oleh.
Lebih masuk lagi ke dalam, huaaaaaa hamparan pasir yang luas dan ombak-ombak kecil langsung memanjakan mata. Belum lagi angin sepoi-sepoinya, berasa dimanjakan alam *apasih. Nyaman banget deh pokoknya, apalagi buat aku yang sangat sangat sangat menyukai pantai.
Lanjuuuttt...kita harus berjalan lagi ke arah tempat duduk-duduk santai dibawah pohon-pohon rindang. Menariknya, ada sungai kecil yang harus kita lewati. Jadi siap-siap angkat celana ya walaupun airnya cuma semata kaki.
Lebih masuk lagi ke dalam, huaaaaaa hamparan pasir yang luas dan ombak-ombak kecil langsung memanjakan mata. Belum lagi angin sepoi-sepoinya, berasa dimanjakan alam *apasih. Nyaman banget deh pokoknya, apalagi buat aku yang sangat sangat sangat menyukai pantai.
Lanjuuuttt...kita harus berjalan lagi ke arah tempat duduk-duduk santai dibawah pohon-pohon rindang. Menariknya, ada sungai kecil yang harus kita lewati. Jadi siap-siap angkat celana ya walaupun airnya cuma semata kaki.
Sangat banyak penduduk lokal yang berjualan disana, jadi bebas milih mau duduk dimana. Yang dijual palingan hanya minuman dan makanan yang instan seperti kelapa muda, kopi, teh, mie rebus atau mie goreng. Harganya pun juga tidak mahal. Bener-bener bikin rileks dan santai.
Jika air laut surut sekitar jam 2 siang, para pengunjung bisa berjalan kaki menyebrang ke pulau kecil yang ada di dekat pantai (pulaunya bisa dilihat dibelakang Byan pada foto dibawah). Menarik bukan? Tapi ingat harus segera kembali sebelum air laut pasang. Nggak mau kan berenang sejauh itu?
Setelah memilih lokasi tempat duduk yang dirasa paling pas dan nyaman, kita memesan minuman sesuai selera. Ya kali duduk disana nggak pesen apa-apa. Walaupun sebenarnya kita membawa sangat banyak bekal. Mulai dari kue basah, kue kering sampai buah-buahan. Berasa piknik aja neneknya Byan, karena beliau lah yang membawa semua makanan itu.
Karena matahari masih bersinar terik kita memutuskan menunda untuk main ombak, nggak mungkin dong kulit Byan gosong untuk yang kedua kalinya. Walaupun dia meronta-meronta ingin main air, tapi kita berusaha alihkan. Dan akhirnya kita memutuskan untuk memulai keseruan ini dengan menyewa motor ATV. Nggak usah jauh-jauh, yang punya kedai memiliki motor ini untuk disewa, hanya Rp. 70.000,- untuk satu jamnya. Okelah dari pada nyari-nyari lagi, mending yang deket aja. Apalagi nanti kalau ada apa-apa selama kita menggunakannya, kan bisa langsung telepon kakek, nenek atau tante Ghina yang duduk santai disini, tinggal lapor ke yang punya motor deh.
Setelah diajari cara mengendarainya, dengan semangat si ayah mengambil alih kemudi. Awalnya sih grogi, takut motornya kebalik karena permukaan pasir yang tidak rata. Belum lagi melewati sungai-sungai kecil dengan arus air nya, bikin deg-degan juga. Stang kemudi terasa berat karena grogi. Oiya di motor ini bisa muat banyak orang lho, bahkan ada yang sampai naik berlima. Tapi kita bertiga aja, ayah, bunda, Byan. Ini aja udah berasa sempit. Tapi lama kelamaan asik juga menjelajahi pantai dengan motor, nggak capek dan pastinya seru. Byan aja nggak mau turun, padahal waktu sewanya sudah melebihi batas. Dan yang pastinya bunda juga nggak mau ketinggalan dong, walaupun hamil begini masih berani bawa motor ATV karena rasa penasaran dan nggak mau kalah sama anak kecil pada balap-balapan disana. Maafkan bunda ya adek di dalam perut, semoga kamu nggak kenapa-kenapa.
Dengan motor ini lah kita bisa menjelajahi pantai dari ujung ke ujung, sampai mentok. Hanya saja sangat disayangkan Batu Malin Kundang yang sangat tersohor disini sudah tidak terawat dengan baik. Malah ada pedagang yang jualan di area batu. Sampai-sampai aku harus mencari dengan susah payah untuk memperlihatkan ke ayah. Padahal dulu batu inilah yang menjadi daya taruk Pantai Air Manis. Tapi sekarang malah terabaikan dengan banyaknya pedagang, penyewaan motor dan hiburan lainnya yang makin menarik hati pengunjung. Maaf ya aku lupa foto batu Malin Kundangnya karena keasikan bawa motor, hehe.
Semakin sore suasana semakin asoy. Matahari yang terik perlahan mulai mengurangi cahayanya. Setelah jam penyewaa motor habis, Byan akhirnya bisa bertemu ombak. Sambil berjalan-jalan menyusuri pantai, kita semua sangat menikmati ombak-ombak kecil disini. Walaupun cuma Byan yang antusias sampai bajunya basah. Padahal air lautnya cuma sampai mata kaki, entah kenapa bisa basah sampai ke kepala, hahaha. Bahagianya melihat Byan bisa ketawa sambil main air laut. Pengen rasanya disitu terus sampai matahari terbenam. Tapi apa daya tante Ghina harus buru-buru pulang untuk belajar karena minggu depan mau ujian. Jadinya kita semua ngalah deh.
Tuh kan difoto aja nggak ada dia karena kesibukan belajar dan rela duduk sendirian menjaga barang-barang kita dibawah pohon. Demi masa depan ya tante Ghina, semangat!
Selain Batu Malin Kundang yang tidak terawat, disini juga tidak terdapat kamar mandi untuk bilas yang bersih dan layak. Hanya penduduk disana yang menyediakan kamar mandi bilas seadanya dan menurut aku sangat tidak bersih. Karena saat pertama kali kesini Byan main ombak, aku sempat mencoba bersih-bersih di salah satu kamar mandi yang disediakan pedagang disana. Sangat-sangat jorok. Ada diapers bekas dan sampah lainnya bertebaran disana. Airnya pun air sumur yang harus ditimba dengan ember (embernya pun pecah, yassalam). Banyak nyamuk dan laba-labanya pula. Geli banget. Belum lagi kayu untuk gantungan baju yang sudah mengeluarkan serbuk membuat baju yang bersih menjadi kotor. Pokoknya nggak banget deh. Makanya untuk yang kedua kali ini Byan cuma ganti baju dan mandinya dirumah saja. Dibetah-betahin nahan lengket dibadan sebentar ya nak.
Di pinggir pantai juga banyak sampah, jadi harus mencari spot yang enak untuk main ombak. Sayang banget pantai yang indah kayak gini malah dinodai oleh sampah-sampah yang berserakan dipasir. Kan jadi geli mau nginjeknya. Semoga kita lebih sadar lingkungan lagi ya. Sampah yang kita buang sembarangan itu nggak akan hilang lenyap begitu saja, tapi nanti pas hujan akan dibawa air masuk ke got, terus ke sungai dan berujung ke danau atau ke laut. Malah ada yang berakhir didalam perut bangkai-bangkai hewan laut yang langka dan dilindungi. Kasian tau.
Sekian dulu ceria aku dan keluarga yang menghabiskan waktu beberapa jam saja di Pantai Air Manis ini. Seru dan menyenangkan, alhamdulillah.
Semoga bermanfaat dan tertarik untuk berkunjung ke Pantai Air Manis Padang ya :)
Jika air laut surut sekitar jam 2 siang, para pengunjung bisa berjalan kaki menyebrang ke pulau kecil yang ada di dekat pantai (pulaunya bisa dilihat dibelakang Byan pada foto dibawah). Menarik bukan? Tapi ingat harus segera kembali sebelum air laut pasang. Nggak mau kan berenang sejauh itu?
Setelah memilih lokasi tempat duduk yang dirasa paling pas dan nyaman, kita memesan minuman sesuai selera. Ya kali duduk disana nggak pesen apa-apa. Walaupun sebenarnya kita membawa sangat banyak bekal. Mulai dari kue basah, kue kering sampai buah-buahan. Berasa piknik aja neneknya Byan, karena beliau lah yang membawa semua makanan itu.
Karena matahari masih bersinar terik kita memutuskan menunda untuk main ombak, nggak mungkin dong kulit Byan gosong untuk yang kedua kalinya. Walaupun dia meronta-meronta ingin main air, tapi kita berusaha alihkan. Dan akhirnya kita memutuskan untuk memulai keseruan ini dengan menyewa motor ATV. Nggak usah jauh-jauh, yang punya kedai memiliki motor ini untuk disewa, hanya Rp. 70.000,- untuk satu jamnya. Okelah dari pada nyari-nyari lagi, mending yang deket aja. Apalagi nanti kalau ada apa-apa selama kita menggunakannya, kan bisa langsung telepon kakek, nenek atau tante Ghina yang duduk santai disini, tinggal lapor ke yang punya motor deh.
Setelah diajari cara mengendarainya, dengan semangat si ayah mengambil alih kemudi. Awalnya sih grogi, takut motornya kebalik karena permukaan pasir yang tidak rata. Belum lagi melewati sungai-sungai kecil dengan arus air nya, bikin deg-degan juga. Stang kemudi terasa berat karena grogi. Oiya di motor ini bisa muat banyak orang lho, bahkan ada yang sampai naik berlima. Tapi kita bertiga aja, ayah, bunda, Byan. Ini aja udah berasa sempit. Tapi lama kelamaan asik juga menjelajahi pantai dengan motor, nggak capek dan pastinya seru. Byan aja nggak mau turun, padahal waktu sewanya sudah melebihi batas. Dan yang pastinya bunda juga nggak mau ketinggalan dong, walaupun hamil begini masih berani bawa motor ATV karena rasa penasaran dan nggak mau kalah sama anak kecil pada balap-balapan disana. Maafkan bunda ya adek di dalam perut, semoga kamu nggak kenapa-kenapa.
Dengan motor ini lah kita bisa menjelajahi pantai dari ujung ke ujung, sampai mentok. Hanya saja sangat disayangkan Batu Malin Kundang yang sangat tersohor disini sudah tidak terawat dengan baik. Malah ada pedagang yang jualan di area batu. Sampai-sampai aku harus mencari dengan susah payah untuk memperlihatkan ke ayah. Padahal dulu batu inilah yang menjadi daya taruk Pantai Air Manis. Tapi sekarang malah terabaikan dengan banyaknya pedagang, penyewaan motor dan hiburan lainnya yang makin menarik hati pengunjung. Maaf ya aku lupa foto batu Malin Kundangnya karena keasikan bawa motor, hehe.
Semakin sore suasana semakin asoy. Matahari yang terik perlahan mulai mengurangi cahayanya. Setelah jam penyewaa motor habis, Byan akhirnya bisa bertemu ombak. Sambil berjalan-jalan menyusuri pantai, kita semua sangat menikmati ombak-ombak kecil disini. Walaupun cuma Byan yang antusias sampai bajunya basah. Padahal air lautnya cuma sampai mata kaki, entah kenapa bisa basah sampai ke kepala, hahaha. Bahagianya melihat Byan bisa ketawa sambil main air laut. Pengen rasanya disitu terus sampai matahari terbenam. Tapi apa daya tante Ghina harus buru-buru pulang untuk belajar karena minggu depan mau ujian. Jadinya kita semua ngalah deh.
Tuh kan difoto aja nggak ada dia karena kesibukan belajar dan rela duduk sendirian menjaga barang-barang kita dibawah pohon. Demi masa depan ya tante Ghina, semangat!
Selain Batu Malin Kundang yang tidak terawat, disini juga tidak terdapat kamar mandi untuk bilas yang bersih dan layak. Hanya penduduk disana yang menyediakan kamar mandi bilas seadanya dan menurut aku sangat tidak bersih. Karena saat pertama kali kesini Byan main ombak, aku sempat mencoba bersih-bersih di salah satu kamar mandi yang disediakan pedagang disana. Sangat-sangat jorok. Ada diapers bekas dan sampah lainnya bertebaran disana. Airnya pun air sumur yang harus ditimba dengan ember (embernya pun pecah, yassalam). Banyak nyamuk dan laba-labanya pula. Geli banget. Belum lagi kayu untuk gantungan baju yang sudah mengeluarkan serbuk membuat baju yang bersih menjadi kotor. Pokoknya nggak banget deh. Makanya untuk yang kedua kali ini Byan cuma ganti baju dan mandinya dirumah saja. Dibetah-betahin nahan lengket dibadan sebentar ya nak.
Di pinggir pantai juga banyak sampah, jadi harus mencari spot yang enak untuk main ombak. Sayang banget pantai yang indah kayak gini malah dinodai oleh sampah-sampah yang berserakan dipasir. Kan jadi geli mau nginjeknya. Semoga kita lebih sadar lingkungan lagi ya. Sampah yang kita buang sembarangan itu nggak akan hilang lenyap begitu saja, tapi nanti pas hujan akan dibawa air masuk ke got, terus ke sungai dan berujung ke danau atau ke laut. Malah ada yang berakhir didalam perut bangkai-bangkai hewan laut yang langka dan dilindungi. Kasian tau.
Sekian dulu ceria aku dan keluarga yang menghabiskan waktu beberapa jam saja di Pantai Air Manis ini. Seru dan menyenangkan, alhamdulillah.
Semoga bermanfaat dan tertarik untuk berkunjung ke Pantai Air Manis Padang ya :)
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)