Awalnya biasa saja (biar kayak lagu lawas). Nggak ada penyakit apa-apa yang aku rasakan ditubuh semok ini. Nah pas lagi megang leher karena kebetulan waktu itu aku terkena radang tenggorokan gara-gara makan salah satu mie instan yang super pedas, tanganku memegang benjolan kecil di leher bagian depan. Lah ini apa? Tapi karena aku pernah mengalami hal serupa saat masih anak-anak, aku tidak terlalu khawatir. Palingan ini sama aja, bengkaknya karena ada peradangan ditenggorokan. Nanti kalau udah sehat normal dan penyakitnya pergi pasti benjolannya juga hilang tak berbekas. Tunggu saja. Sempet nyesel sih nyobain mie super duper pedes itu dan mirisnya beberapa waktu belakangan ini aku lagi doyan-doyannya makan mie instan dengan cita rasa pedas yang bisa merubahku sementara menjadi naga yang menyemburkan api *lebay. Bahagia aja gitu menikmati sensasi bibir dower abis makan yang beginian.
Setelah menunggu berminggu-minggu, berbulan-bulan, kok ini benjolan nggak ilang-ilang ya? Mulai deh rasa cemas itu datang. Radang tenggorokannya udah lama sembuh, harusnya benjolannya udah hilang dong? Tapi kenapa masih betah aja nangkring disana? Tanpa pikir panjang aku mulai mencari informasi di internet. Tapi makin lama dibaca kok makin serem ya? Bahkan bisa sampai menyebabkan kematian juga. Ya Allah apa umurku cuma sebentar lagi? Langsung mewek.
Okeh sedihnya nggak boleh berlama-lama. Aku harus tau ini benjolan apa dan obatnya apa. Pertama tanya dulu ke adik tercinta yang masih koas. Ya paling tidak pasti tau lah sedikit banyaknya tentang masalah ini. Setelah dia teliti dengan seksama, disimpulkanlah ini merupakan benjolan pada tiroid. Berbeda dengan benjolan kelenjar getah bening yang hanya diam tak bergerak dan bisa muncul dibagian mana saja di leher, benjolan tiroid ini akan bergerak naik turun saat kita menelan dan letaknya pasti pada leher bagian depan. Apakah berbahaya? Hmm lumayan sih, makanya harus segera cek ke dokter yang lebih ahli yaitu ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter bedah. Karena kata dokter bedah begitu menakutkan untuk didengar, aku memutuskan untuk konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam saja.
Deg-degan takut divonis menderita penyakit kronis yang mematikan, saat menunggu antrian aku udah gemeteran. Namaku dipanggil dan masuklah ke ruangan pemeriksaan. Setelah curhat mengenai keluhan yang aku rasakan, dokter meraba-raba benjolannya. "Wah ini tiroidnya yang bermasah ini bu. Udah gede ya benjolannya, sekitar 5cm. Kalau udah gede begini ya harus dioperasi". Kira-kira begitulah kata beliau. Operasi? Ya Allah kok serem banget sih? Tapi sang dokter melanjutkan penjelasannya "Ibu ini terkena gondok, kalau bentuknya seperti ini sih nggak berbahaya. Cuma obatnya nggak ada. Jalan satu-satunya untuk menghilangkan benjolannya ya dioperasi. Tapi kalau nggak dioperasi dalam waktu dekat sih nggak apa-apa, karena ini tidak akan mengganggu soalnya pertumbuhannya keluar bukan ke dalam. Lebih ke kosmetika aja. Kalau ibu nggak masalah melihat benjolan dilehernya ya nggak usah operasi. Palingan pertumbuhannya baru terasa semakin membesar beberapa tahun lagi karena sangat lambat. Tapi cek darah dulu aja ya bu biar pasti". Aku diberikan surat pengantar untuk melakukan tes hormon tiroid di laboratorium. Beberapa hari menunggu hasilnya pun keluar dengan kesimpulan hormon tiroid yang normal. Alhamdulillah ternyata aku baik-baik saja. Lega.
Beginilah hasil cek lab hormon tiroidnya.
Beberapa bulan kemudian aku sempat melupakan benjolan ini. Bener-bener lupa. Entah kenapa tiba-tiba aku mulai cemas lagi karena saat diraba kok benjolannya makin besar? Mulai lagi deh searching artikel yang pastinya akan menambah tingkat kecemasan. Curhat sama si ayah dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya kami sepakat untuk konsultasi lagi ke dokter bedah karena kata adikku yang spesialis menangani benjolan-benjolan begini ya dokter spesialis bedah. Berangkatlah kami ke rumah sakit lain untuk mendapatkan second opinion.
Dengan harapan mendapatkan hasil pemerikasaan yang memuaskan kami memilih rumah sakit yang lumayan tersohor. Walaupun bayarannya pasti muahal gila tapi nggak apa-apa yang penting puas. Singkat cerita bertemulah kami dengan dokter bedah umum. Beliau sabar mendengarkan curhatan emak-emak yang lagi risau gundah gulana ini. Aku disuruh duduk berhadapan dan beliau mulai memeriksa seluruh bagian leher. Alhamdulillah benjolannya cuma satu dan nggak ada dibagian lainnya. Analisanya pun sama yaitu pembengkakan tiroid. Tapi kalau dilihat dari bentuknya sih ini termasuk tumor jinak dan jalan satu-satunya untuk menghilangkannya adalah operasi. What? Tumor? Aduh mau pingsan rasanya denger kata tumor. Tapi ya dikuat-kuatin aja, segera diobatin biar selesai. Aku disuruh untuk USG leher. Dan memang terdapat kista besar di dalam tiroid. Saat dokter radiologi memeriksa, sempat terucap kalau isinya cairan begini kemungkinan bisa disedot saja. Waaah seperti mendapat harapan baru kalau aku tidak perlu lagi menjalani operasi untuk mengatasi masalah ini. Lagi-lagi aku bersyukur di dalam hati.
Beginilah hasil pemeriksaan USG lehernya.
Keesokan harinya aku konsultasi by WA saja dengan pak dokter karena memang ditawarkan oleh beliau. Dengan melampirkan foto hasil USG leher, beliau merekomendasikan untuk melakukan operasi 1 atau 2 bulan kedepan. Aku sempat menanyakan apa nggak bisa disedot aja cairannya? Tapi ternyata itu bisa memperbesar kemungkinan timbulnya infeksi dan memperparah keadaan. Kalau di operasi apakah tiroidnya diangkat? Beliau mengatakan kalau tiroidnya akan diangkat satu karena kalau tidak diangkat akan kambuh lagi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan apakah bersifat ganas atau tidak supaya bisa memastikan penanganan selanjutnya.
Sempet syok saat denger tiroidnya harus diangkat. Walaupun dokter bilang tidak akan berpengaruh apa-apa ke kesehatan fisik nantinya pasca operasi, tapi kok aku ragu. Ya kali nggak ada pengaruhnya. Bisa-bisa aku mengalami hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) karena kehilangan kelenjar yang memproduksi hormonnya. Padahal setelah di tes sampai sekarang hormon tiroidku normal kok. Kenapa harus diangkat kalau masih baik-baik aja? Kalau yang diangkat cuma kistanya doang sih nggak masalah, tapi kalau aku sampai kehilangan kelenjar tiroid harus mikir seribu kali. Akhirnya aku memutuskan tidak dioperasi dan mencoba obat alternatif saja mudah-mudahan membantu. Selama tidak ada keluhan apa-apa dan aku merasa sehat, rasanya kesimpulan dokter spesialis penyakit dalam yang pertama aku kunjungi dulu bisa dipegang biar hatiku tenang.
Satu bulan lebih aku mengkonsumsi obat herbal yang diracik sendiri oleh suaminya temen kantor si ayah. Obatnya terdiri dari tiga kapsul yaitu daun sirsak, keladi tikus dan kunyit putih. Nggak ngerti deh itu apaan (kecuali daun sirsak) dan bagaimana proses pembuatannya hehe. Walaupun belum terlihat perubahan yang signifikan, paling nggak kistanya tidak membesar (sepenglihatanku). Alhamdulillah semoga bisa normal kembali.
Sekarang aku hamil. Bahagia dong pastinya. Tapi khawatir juga apakah kista tiroid ini akan memepengaruhi tumbuh kembang janinku nanti? Tetep ya nyari infonya ke mbah gugel padahal udah tau kalau artikel-artikel itu akan membuat kepanikan semakin menjadi-jadi. Yap setelah membaca berbagai artikel, aku makin semakin semakin semakin degdegan. Banyak yang bilang kalau nanti akan berpengaruh buruk terhadap janin, bisa cacat, kelainan mental dan banyak lagi. Kok makin serem aja ya.
Aku harus berpikir dengan kapala dingin dan jangan terlalu panik membabi buta. Cari informasi dulu dari sumber yang pasti dan terpercaya. Mau konsul ke dokter kandungan, tapi pasti nanti disuruh balik lagi karena dengan usia kehamilan yang baru seumur jagung ini di USG pun pasti belum terlihat apa-apa. Akhirnya aku memutuskan untuk nanya ke adikku lagi dengan harapan mendapatkan jawaban yang menenangkan. Ternyata benar, menurut ilmu yang dia pelajari sampai saat ini, kista tiroid tidak akan berpengaruh kepada janinku. Alhamdulillah sudah mulai lega. Kepengen mendapatkan jawaban kedua biar lebih yakin, aku menghubungi saudaraku yang kebetulan seorang dokter spesialis penyakit dalam. Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai kista tiroid ini dengan menjabarkan hasil pemeriksaan USG leher dan tes hormon tiroid yang normal, beliau juga mengatakan kalau kista tersebut tidak akan berpengaruh ke janin selama hormon tiroidnya normal. Malah aku dilarang untuk melakukan tindakan operasi yang mengharuskan mengangkat kista sekaligus dengan tiroidnya. Itu malah bisa lebih bahaya lagi. Aku akan meminum obat hormon seumur hidup karena sudah pasti aku akan mengalami hipotiroid (kekurangan hormon tiroid). Inilah yang sebenarnya berbahaya buat janin. Alhamdulillah aku bersyukur tidak terlalu cepat percaya dengan vonis dokter kemaren. Jadi intinya selama hormon tiroid masih normal dan tubuh tidak merasakan efek apa-apa maka operasi pengangkatan tiroid tidak perlu dilakukan. Apalagi operasi dibagian leher merupakan operasi yang sangat berbahaya. Jika memang merasa tidak nyaman dengan benjolan, maka ada opsi lain yaitu penyedotan cairan kista secara berkala. Disarankan supaya melakukan cek hormon tiroid sekali enam bulan untuk memantau saja. Yang pastinya pilihan untuk tidak gegabah melakukan tindakan operasi pengangkatan kista beserta toroidnya adalah pilihan yang tepat. Alhamdulillah Allah maha baik.
Terkadang kita butuh banyak pendapat dokter sebelum mengambil sebuah keputusan. Ambillah diagnosa dokter yang diyakini lebih baik dan meyakinkan, tentunya kita juga harus mencari informasi sebanyak mungkin mengenai penyakit yang diderita. Salah langkah sedikit saja pasti hidupku akan berubah total. Hati-hati ya buibu, bijaklah dalam mengambil keputusan besar seperti melakukan operasi apalagi sampai mengangkat atau membuang organ dalam tubuh kita yang seharusnya masih berfungsi dengan baik. Bukan menyalahkan dokter, pastinya diagnosa yang diberikan dan penanganannya berdasarkan ilmu yang telah mereka dapatkan. Hanya saja ada yang cocok dengan kita ataupun yang tidak cocok. Makanya banyak yang mempunyai dokter langganan yang jika sakit langsung menemui satu dokter tersebut, ya karena cocok.
Semoga bermanfaat :)
Beginilah hasil cek lab hormon tiroidnya.
Beberapa bulan kemudian aku sempat melupakan benjolan ini. Bener-bener lupa. Entah kenapa tiba-tiba aku mulai cemas lagi karena saat diraba kok benjolannya makin besar? Mulai lagi deh searching artikel yang pastinya akan menambah tingkat kecemasan. Curhat sama si ayah dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya kami sepakat untuk konsultasi lagi ke dokter bedah karena kata adikku yang spesialis menangani benjolan-benjolan begini ya dokter spesialis bedah. Berangkatlah kami ke rumah sakit lain untuk mendapatkan second opinion.
Dengan harapan mendapatkan hasil pemerikasaan yang memuaskan kami memilih rumah sakit yang lumayan tersohor. Walaupun bayarannya pasti muahal gila tapi nggak apa-apa yang penting puas. Singkat cerita bertemulah kami dengan dokter bedah umum. Beliau sabar mendengarkan curhatan emak-emak yang lagi risau gundah gulana ini. Aku disuruh duduk berhadapan dan beliau mulai memeriksa seluruh bagian leher. Alhamdulillah benjolannya cuma satu dan nggak ada dibagian lainnya. Analisanya pun sama yaitu pembengkakan tiroid. Tapi kalau dilihat dari bentuknya sih ini termasuk tumor jinak dan jalan satu-satunya untuk menghilangkannya adalah operasi. What? Tumor? Aduh mau pingsan rasanya denger kata tumor. Tapi ya dikuat-kuatin aja, segera diobatin biar selesai. Aku disuruh untuk USG leher. Dan memang terdapat kista besar di dalam tiroid. Saat dokter radiologi memeriksa, sempat terucap kalau isinya cairan begini kemungkinan bisa disedot saja. Waaah seperti mendapat harapan baru kalau aku tidak perlu lagi menjalani operasi untuk mengatasi masalah ini. Lagi-lagi aku bersyukur di dalam hati.
Beginilah hasil pemeriksaan USG lehernya.
Keesokan harinya aku konsultasi by WA saja dengan pak dokter karena memang ditawarkan oleh beliau. Dengan melampirkan foto hasil USG leher, beliau merekomendasikan untuk melakukan operasi 1 atau 2 bulan kedepan. Aku sempat menanyakan apa nggak bisa disedot aja cairannya? Tapi ternyata itu bisa memperbesar kemungkinan timbulnya infeksi dan memperparah keadaan. Kalau di operasi apakah tiroidnya diangkat? Beliau mengatakan kalau tiroidnya akan diangkat satu karena kalau tidak diangkat akan kambuh lagi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan apakah bersifat ganas atau tidak supaya bisa memastikan penanganan selanjutnya.
Sempet syok saat denger tiroidnya harus diangkat. Walaupun dokter bilang tidak akan berpengaruh apa-apa ke kesehatan fisik nantinya pasca operasi, tapi kok aku ragu. Ya kali nggak ada pengaruhnya. Bisa-bisa aku mengalami hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) karena kehilangan kelenjar yang memproduksi hormonnya. Padahal setelah di tes sampai sekarang hormon tiroidku normal kok. Kenapa harus diangkat kalau masih baik-baik aja? Kalau yang diangkat cuma kistanya doang sih nggak masalah, tapi kalau aku sampai kehilangan kelenjar tiroid harus mikir seribu kali. Akhirnya aku memutuskan tidak dioperasi dan mencoba obat alternatif saja mudah-mudahan membantu. Selama tidak ada keluhan apa-apa dan aku merasa sehat, rasanya kesimpulan dokter spesialis penyakit dalam yang pertama aku kunjungi dulu bisa dipegang biar hatiku tenang.
Satu bulan lebih aku mengkonsumsi obat herbal yang diracik sendiri oleh suaminya temen kantor si ayah. Obatnya terdiri dari tiga kapsul yaitu daun sirsak, keladi tikus dan kunyit putih. Nggak ngerti deh itu apaan (kecuali daun sirsak) dan bagaimana proses pembuatannya hehe. Walaupun belum terlihat perubahan yang signifikan, paling nggak kistanya tidak membesar (sepenglihatanku). Alhamdulillah semoga bisa normal kembali.
Sekarang aku hamil. Bahagia dong pastinya. Tapi khawatir juga apakah kista tiroid ini akan memepengaruhi tumbuh kembang janinku nanti? Tetep ya nyari infonya ke mbah gugel padahal udah tau kalau artikel-artikel itu akan membuat kepanikan semakin menjadi-jadi. Yap setelah membaca berbagai artikel, aku makin semakin semakin semakin degdegan. Banyak yang bilang kalau nanti akan berpengaruh buruk terhadap janin, bisa cacat, kelainan mental dan banyak lagi. Kok makin serem aja ya.
Aku harus berpikir dengan kapala dingin dan jangan terlalu panik membabi buta. Cari informasi dulu dari sumber yang pasti dan terpercaya. Mau konsul ke dokter kandungan, tapi pasti nanti disuruh balik lagi karena dengan usia kehamilan yang baru seumur jagung ini di USG pun pasti belum terlihat apa-apa. Akhirnya aku memutuskan untuk nanya ke adikku lagi dengan harapan mendapatkan jawaban yang menenangkan. Ternyata benar, menurut ilmu yang dia pelajari sampai saat ini, kista tiroid tidak akan berpengaruh kepada janinku. Alhamdulillah sudah mulai lega. Kepengen mendapatkan jawaban kedua biar lebih yakin, aku menghubungi saudaraku yang kebetulan seorang dokter spesialis penyakit dalam. Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai kista tiroid ini dengan menjabarkan hasil pemeriksaan USG leher dan tes hormon tiroid yang normal, beliau juga mengatakan kalau kista tersebut tidak akan berpengaruh ke janin selama hormon tiroidnya normal. Malah aku dilarang untuk melakukan tindakan operasi yang mengharuskan mengangkat kista sekaligus dengan tiroidnya. Itu malah bisa lebih bahaya lagi. Aku akan meminum obat hormon seumur hidup karena sudah pasti aku akan mengalami hipotiroid (kekurangan hormon tiroid). Inilah yang sebenarnya berbahaya buat janin. Alhamdulillah aku bersyukur tidak terlalu cepat percaya dengan vonis dokter kemaren. Jadi intinya selama hormon tiroid masih normal dan tubuh tidak merasakan efek apa-apa maka operasi pengangkatan tiroid tidak perlu dilakukan. Apalagi operasi dibagian leher merupakan operasi yang sangat berbahaya. Jika memang merasa tidak nyaman dengan benjolan, maka ada opsi lain yaitu penyedotan cairan kista secara berkala. Disarankan supaya melakukan cek hormon tiroid sekali enam bulan untuk memantau saja. Yang pastinya pilihan untuk tidak gegabah melakukan tindakan operasi pengangkatan kista beserta toroidnya adalah pilihan yang tepat. Alhamdulillah Allah maha baik.
Terkadang kita butuh banyak pendapat dokter sebelum mengambil sebuah keputusan. Ambillah diagnosa dokter yang diyakini lebih baik dan meyakinkan, tentunya kita juga harus mencari informasi sebanyak mungkin mengenai penyakit yang diderita. Salah langkah sedikit saja pasti hidupku akan berubah total. Hati-hati ya buibu, bijaklah dalam mengambil keputusan besar seperti melakukan operasi apalagi sampai mengangkat atau membuang organ dalam tubuh kita yang seharusnya masih berfungsi dengan baik. Bukan menyalahkan dokter, pastinya diagnosa yang diberikan dan penanganannya berdasarkan ilmu yang telah mereka dapatkan. Hanya saja ada yang cocok dengan kita ataupun yang tidak cocok. Makanya banyak yang mempunyai dokter langganan yang jika sakit langsung menemui satu dokter tersebut, ya karena cocok.
Semoga bermanfaat :)
Walaikumsalam mba. Maaf mba baru respon soalnya ini baru mulai on lagi ngeblognya setelah berbulan-bulan.
ReplyDeleteKayaknya sih sedikit membesar benjolannya mba, dan memang kata dokter begitu kan. Tapi alhamdulillah tidak ada gejala lain yang muncul.
Aku cuma minum kapsul itu aja sih, tapi cuma dua bulanan aja soalnya lagi hamil lagi. Jadi takut kan minum obat macem-macem.
Semoga nggak berbahaya ya mba kistanya dan segera sembuh 🤗
(Doa buat diri sendiri juga, hee)
beneeer banget. kita hrs proaktif cari second, third kalo perlu forth opinion segala. pengalaman mamaku, pas dulu kena tumor jinak di perut, diagnosa dokter beda2. ada yg bilang kista, ada yg bilang benjolan biasa, ada yg bilang tumor ganas. akhirnya mama milih berobat ke Penang, dan ternyata itu memang tumor tp ga bahaya. jinak lah. cm supaya ga mengganggu , dokter sana nyaranin diangkat. kan gitu enak dgrnya.. ga bikin stress ama diagnosa serem yg sampe berani perkirain umur segala -_-.
ReplyDeleteIya memang, beda dokter beda juga diagnosanya. Ada yang bikin takut, ada juga yang bikin tenang. Pakai feeling kita aja mau pilih yang mana. Kadang nyari informasi sendiri juga penting banget.
DeleteAlhamdulillah ya mba mamanya bisa mendapatkan penanganan terbaik.
betul kadanag pendapat dokter satu denagn yang lain suka agak beda ya
ReplyDeleteIya, makanya sekarang agak riskan kalau percaya sama satu dokter aja. Harus nyari banyak pendapat dan yang pastinya kita sendiri juga harus nyari informasi sebanyak mungkin mengenai penyakit yang diderita.
DeleteHalo mba, gimana sekarang kistanya? Aku jg lg ada kista tiroid. Dokter jawabnya beda2, ada jg yg disarankan diangkat. Tp aku takut. Aku jg masih umur 20 tahun, takut mempengaruhi kalau nanti aku mau punya anak hehe. Maaf jd curhat.. lg khawatir
ReplyDeleteHalo jugaaaa. Sekarang masih ada kistanya mba, makin besar sih emang. Tapi alhamdulillah nggak ganggu, hanya nggak enak dilihat aja.
DeleteKata adekku yang dokter sih nggak perlu dioperasi, disedot aja. Cuma ya sampai sekarang masih belum aku sedot juga. Coba konsultasikan ke dokter tentang metode sedot ini 😉
Makasih tulisannya, Mbak. Nemu pas searching du Twitter. Ini lagi cemas luar biasa karena dokternya bilang operasi. Persis banget ceritanya. Searching di google kok serem2. 😥
ReplyDeleteSama-sama 🤗
DeleteIya jangan buru-buru operasi dulu, mending cari second opinion. Soalnya pengalamanku banget, kalau percaya aja sama dokter pas pertama konsul dulu, mungkin tiroidku udah diangkat. Serem beud 😖
Maaf kak mau tny. Kaka skrg udh operasi kistanya? Kebetulan saya jg ada.
ReplyDeleteSaya tidak dioperasi. Disedot aja. Ceritanya bisa dibaca di http://www.novarty.com/2019/09/sedot-kista-tiroid-dengan-dr-dante.html
DeleteAss, sy Tine dari Mataram, umur sy 46 Th.
ReplyDeleteKemarin dan di diagnosis kista tiroid, stres dong..apalagi dokternya bilang hrs operasi karna besarnya sdh hampir 6 cm, tambahlah stres sy,
Terus terang saya takut operasi, skrng sy lg jalani therapi dengn bioglas...ya ikhtiar saja ,baru 3 hr ini menjalani therapi itu,
Karna dari dokter ga dikasih obat apa apa...
Bisa ngak sy minta resep herbalnya...terima kasih sebelumnya🙏
Walaikumsalam. Hai, Mbak.
DeleteObat herbalnya kunyit putih, daun sirsak dan keladi tikus seperti yang saya tulis di artikel. Itu dikeringkan dan dijadikan pil sama teman kantor suami.
Tapi aku nggak tau gimana hasilnya karena hanya mengkonsumsinya sebentar, dan belum merasakan perubahan apa-apa.
Mungkin bisa mencoba konsultasi ke dokter spesialis endokrin, Mbak.
Semangat 💪🏼
Assalamu'alaikum mba'.. Ya Allah Alhamdulillah nemu blog nya mba'.. Skrg aq jg lg ngalamin kista tiroid nih. Udah 2x ke dokter spesialis penyakit dalam, saran nya di operasi memang, tp masih dicoba pakai antibiotik dulu nih, klo gak ada perubahan hrs biopsi. Dirimu sampai di biopsi gak mba'?
ReplyDeleteWalaikumsalam, Mbak. Aku nggak dibiopsi dan nggak minum obat juga. Langsung disedot aja cairan kistanya kemarin. Mungkin beda dokter, beda penanganan ya.
Deletesama kasusnya kaya aku mbak, malah toroidku ukurannya lebih besar, sekitar 7cm an (sudah 5tahun lebih), tapi hasil lab tiroid semua normal. dan alhamdulillahnya dokternya sendiri yg nyaranin jangan di operasi, selama tiroidnya ga menekan saluran pernafasan berati masih aman, kalopun dioperasi itu cuma buat kebutuhan kosmetik aja, tapi ya itu resikonya. jadi harus minum obat seumur hidup.. sy sampe skr rutin cek lab 2 bulan sekali dan usg 6 bulan sekali. semangat buat para pejuang tiroid, jangan patah semangat yaaa
ReplyDeleteNggak mau coba disedot aja kah, Mbak? Alhamdulillah berhasil kempesin kistanya di aku. Kalau kasus kita sama, kemungkinan Mbak juga bisa disedot.
DeleteHarus semangat!
Hallo kak,
ReplyDeletemau dong info nya setelah di sedot kista tyroid nya, sekarang apakah benjolan itu ada lagi ?
Halo juga, Mbak.
DeleteAlhamdulillah sampai sekarang benjolannya nggak tumbuh lagi :)
Asslmkm..selamat malam mba..itu keputusan utk menyedot si kista tiroid diambl tnpa biopsi terlebih dulu ya mba?Dokter mba saat itu langsung memastikan bhw itu bkn yg bersifat ganas ya dr hsl pemeriksaan?Tq sblmnya mba :)
ReplyDeleteWalaikumsalam, Mbak.
DeleteDokternya pas lihat dari luar udah langsung bilang kalau ini nggak bahaya dan bisa langsung disedot aja. Alhamdulillah dipermudah dan dipercepat aja waktu itu
halo mba setelah disedot sampai saat ini kistanya ga muncul lagi yaa mba, dan ga be efek lagi ke kesehatan mba... berarti apakah sedot ini lebih aman dan lebih baik dr pada operasi ya mba?
ReplyDeleteHalo, alhamdulilah sampai sekarang nggak ada efek apa-apa.
DeleteKalau pilihan mana yang lebih baik, saya juga kurang paham. Mungkin itu cuma dokter yang bisa menentukan hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah....
Pengalaman yg membuat saya semangat
Saya kista tiroid sdh 13 tahun...
Kira kira apakah bisa dicsedot ?
Dan ke dokter spesial apa jika ingin konsultasi untuk di sedot?
Terima kasih
Coba konsultasi ke dokter spesialis endokrin. Nanti akan di cek dulu. Kalau isinya cairan, mungkin bisa disedot.
DeleteSemangat💪🏼
Kak novarty.. setelah tidak memutuskan oprasi dan disedot. Kenapa ahirnya memutuskan untuk disedot mbak??? Katanya jika disedot malah berbahaya...
ReplyDeleteBagi pengalaman mbak saya uda 2thn ada benjolan cm baru berani periksa. Hasil lab tiroid normal. Usg kearah kista.. tapi ga tambah gede ya sgtu aja slma 2 tahun. Menrut mbak enak nya aku harus ke dr apa.. kmrin sempet ke dr penyakit dalam katanya gpp..
Barang kali berkenan bisa bagi pengalaman di no wa saya ga kak.
Delete085733348007. Terima kasih kak..
Mbak, boleh minta nomor WA gak?? Mau sharing2 mbak.. soalnya sy juga kena kista tiroid
ReplyDeleteDeva
DeleteMbak, boleh minta nomor WA gak?? Mau sharing2 mbak.. soalnya sy juga kena kista tiroid
ReplyDeleteHallo kak sekarang kondisinya bagaimana? Apakah melakukan operasi? Semoga bisa saling sharing pengalaman soalnya saya baru banget ngalamin
DeleteSaya juga kista tiroid. Hormon normal. Dokter sarankan operasi. Operasi bs 50juta katanya.. uhhhh.. sy bertahan sdh 2th. Hamil anak pertama tumbuh di kiri. Hamil anak ke 2 tumbuh kanan. Sama² cepet membesar. Tp mencoba ihtiar herbal. Saling mendoakan ya.. smg kita smua gak sampe operasi.
ReplyDeleteItu sama seperti saya mba... Saya hampir satu tahun... Awalnya ky radang tenggorokan trus baru kemarin priksa ternyata dalamnya ada cairanya.besok mau konsul ke dktr bedah. Kata doktr dalam selagi ga ada masalah apa" katanya gpp. Tpi blum tanya ke dktr bedah hrus gimana.
ReplyDeleteSalam kenal mbak novarty...skrg stlh disedot,apakah benjolannya muncul kembali mbak...slnya sy jg didiagnosa dokter kista tiroid
ReplyDeleteAlhamdulillah sampai sekarang sudah tidak ada benjolan lagi, Kak
DeleteHi kak, dulu benjolannya keras atau lunak ka?
ReplyDeleteKalau aku lunak, Kak. Karena isinya cairan.
DeleteHallo kak,, saya juga punya pengalaman yang sama kemarin tgl 5 oktober saya habis konsul ke dr pd untuk membaca hasil usg dan hasil lab tiroid. Hasil dari usg tiroid terdapat nodul kistik di tiroid dextra uk 1,4cm dan tidak ada pembesaran di kelenjar tiroidnya dan hasil lab menunjukan hasil nilai yang normal. Dokter juga bilang kalo benjolannya itu berisi cairan dan kalo tidak menganggu tidak perlu operasi. Tapi disarankan 6 bulan kemudian test darah kembali.
ReplyDeleteHalo, Kak. Saya tidak operasi, disedot saja cairan kistanya. Lengkapnya saya tulis juga di sini https://www.novarty.com/2019/09/sedot-kista-tiroid-dengan-dr-dante.html
Delete