Berhubung kemaren pas saat usianya 9 bulan Byan kena campak (duh sedih banget kalo diingat - tragedi Byan diserang virus nakal ini bisa dibaca di Campak pada Bayi), aku sempat ragu untuk memberikan vaksin campak. Dari berbagai sumber yang aku himpun (ceileh)..eh ini serius, aku sempat nanya ke saudara yang dokter dan baca artikel diinternet ternyata ada dua pendapat. Yang pertama tidak perlu divaksin lagi karena tubuh sudah membentuk antibodi secara alami, kalaupun vaksin kan yang dimasukin juga virus yang sudah dilemahkan. Nah pendapat yang kedua menyatakan perlu divaksin campak lagi dengan alasan sebagai booster ketahanan tubuh bayi terhadap virus campak dan pertanyaan yang paling nyantol dikepala nih "jika memilih tidak memberi vaksin campak kepada bayi, apakah ibu bisa memastikan bahwa kemaren itu bayi ibu benar-benar terkena campak?" Nah lho! Takutnya yang kita kira si dedek kulitnya merah-merah karena campak ternyata malah penyakit kulit lain. Akhirnya dengan mantap aku memilih untuk menanyakan hal yang rumit ini ke dokter anak aja.
Ternyata sang dokter menyarankan untuk tetap memberi vaksin campak. Itupun sebelumnya aku harus memperlihatkan foto-foto Byan waktu sakit untuk memastikan apakah itu beneran campak atau nggak. Eh emang beneran itu campak, huhu. Jadi vaksin ini hanya sebagai booster saja. Tapi setelah aku baca-baca katanya disuntikkan dilengan, tapi kok Byan di paha ya? Ngaruh apa nggak itu ya? Apa nggak ada bedanya? Atau dokternya lupa? Mudah-mudahan nggak apa-apa ya.
Setelah divaksin, seminggu setelahnya Byan sempet meler-meler dan kulitnya muncul bercak merah sampai matanya bengkak juga. Tapi nggak demam sama sekali. Yang anehnya setelah vaksin Byan jadi sering banget muntah. Tiap makan pasti muntah. Aku pikir ini dampak dari vaksin. Ternyata setelah periksa lagi ke dokter (kedokter mulu), Byannya terkena virus, astagaaaa apalagi lah ini kok sakitnya Byan nggak sembuh-sembuh. Setelah dikasih obat antivirus (jadi inget laptop dirumah, wkwk), byan agak mendingan. Tapi beberapa hari kemudian malah kambuh lagi. Akhirnya aku menyimpulkan ini bukan virus, tapi Byan alergi sesuatu. Setelah observasi dalam jangka waktu yang lama, kayaknya dia alergi telur (padahal sebelumnya nggak). Apa karena pelarut vaksin campaknya yang mengandung telur dan berpengaruh ke tubuh Byan? Ah entahlah. Sekarang lagi nyoba menghindari telur dulu, dan alhamdulillah merahnya berkurang. Ada-ada aja ya. Jangan sakit-sakit lagi ya sayang, pliiiiiis.
Eh malah kemana-kemana ceritanya, ya udah sampai disini dulu yaaa. Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)