Source : freepik.com |
Ternyata menyusui bayi itu tak
segampang kedengarannya. Apalagi anak pertama. Itulah yang kualami saat pertama
kali menyusui putra pertamaku, Byan. Ketika kudekap tubuh mungil Byan, tanpa
menunggu lama langsung kucoba untuk menyusuinya. Alhamdulillah Byan sudah mulai
bisa menghisap. Nggak kusangka ternyata hisapan bayi sakit banget. Bener-bener
sakit. Mau dilepas nggak mungkin. Gimanapun sakitnya, aku harus tetap
menahannya. Ternyata masalah yang kuhadapi bukan cuma itu saja, tapi saat itu
asi ku belum keluar. Kering sama sekali. Aku panik bukan main karena Byan
selalu menangis seperti kelaparan. Entah berapa kali aku memencet bel untuk
memanggil suster untuk menanyakan apakah Byan baik-baik saja. Dan untuk
kesekian kali juga suster menjelaskan bahwa bayi yang baru lahir memiliki cadangan makanan untuk bertahan hidup selama 72 jam.
Yang harus kulakukan hanya terus menyusui Byan karena air liur bayi bisa merangsang produksi asi.
Aku teringat beberapa tulisan
yang kubaca sebelum lahiran mengenai asi. Ada yang bilang bahwa obat bius atau
obat yang dikonsumsi oleh ibu yang melahirkan secara caesar akan menghambat
produksi asi. Jangan-jangan penyebab asiku tidak keluar adalah itu. Ya walaupun
begitu aku harus tetap berusaha semaksimal mungkin selama 3 hari ini agar Byan
tidak terpaksa diberi susu formula.
Sehari telah berlalu tanpa
setetes asipun yang diminum Byan. Aku sedih dan hampir putus asa. Bahkan mertuaku
menyuruh suster untuk memberi susu formula. Tapi lagi-lagi suster memberi
semangat untuk meyakinkan bahwa asi seorang ibu itu pasti akan keluar. Berkali-kali
kucoba menyusui Byan setiap dia nangis. Tapi tetap juga sia-sia. Bahkan dengan
paksa kupencet payudaraku berharap ada cairan yang keluar. Tak ku pedulikan
lagi sakit yang kurasakan. Semua vitamin dan susu pelancar asi yan dikasih
dokter aku minum. Semuanya hanya demi Byan.
Hari kedua setelah byan lahir,
akhirnya keluar juga cairan bening kental dan lengket. Yang aku tau asi itu
berwarna putih kekuning-kuningan, tidak seperti ini. Aku tak tau itu apa. Tapi Byan
terlihat menghisap dengan enaknya. Tapi paling nggak Byan sudah meminum sesuatu
untu mengisi lambungnya. Aku bertanya kepada suster mengenai cairan bening itu.
Ternyata itu kolostrum yang sangat bagus untuk bayi. Aku senang sekali
mendengarnya, akhirnya asiku keluar juga. Aku bisa menyusui Byan.
Besokya muncul lagi permasalahan
baru yang harus kuhadapi. Putingku lecet dan berdarah karena hisapan Byan. Sakitnya
nggak bisa dijelasin deh. Sakit banget pokoknya. Yang paling parahnya aku harus
menyusui Byan terus nggak peduli gimanapun keadaanya. Tips yang dikasih sama
suster sih sederhana, selalu melumuri puting
dengan asi karena asi bisa mengobati lecet yang ada. Sebenernya ada sih
obat oles untuk mengobatinya, tapi aku nggak mau karena jika aku menggunakannya
otomatis Byan akan meminum obat itu saat menyusu nanti.
ketika aku dikunjungi oleh dokter
laktasi, beliau menjelaskan bahwa lecet
yang terjadi pada puting saat menyusui bayi disebabkan karena posisi yang salah.
Jika menyusui bayi dengan posisi yang tepat maka puting tidak akan bergesekan
dengan lidah, tetapi agak masuk kedalam mendekati kerongkongan. Selain itu
posisi badan bayi juga harus menghadap ibu. Bukan hanya kepalanya saja yang
dimiringkan kearah ibu, tetapi seluruh badannya juga harus dimiringkan. Bisa menyusui
dengan posisi duduk atau berbaring. Tapi berdasarkan pengalamanku, menyusui
bayi dengan posisi berbaring lebih sering menyebabkan bayi muntah karena posisi
tubuh bayi yang datar. Sebaiknya susui bayi dalam posisi duduk dan kepala bayi ditinggikan
agar gaya gravitasi membantu asi turun ke lambung bayi.
Berikut gambar yang
memperlihatkan posisi menyusui yang benar.
Source : google.com |
Semoga bermanfaat :)
Pengalaman menyusuiku gak semudah yang dibayangkan. Memang penting banget ibu baru membekali diri dengan informasi mengenai ASI dan cara menyusui.
ReplyDeletehttp://ceritanggita.blogspot.co.id/2014/02/drama-menyusui-pada-ibu-baru.html
Untuk sharing saga. Smog bermanfaat
Iya mom..saling berbagi yaa 😙
Delete