Source : freepik.com |
Baca juga : Baca Deg-degannya Menunggu Kehamilan.
Saat itu dokter mengatakan bahwa
usia kandunganku memasuki 5 minggu. Tidak ada hal aneh yang kurasakan. Fisikku sehat-sehat
saja. Selera makan pun normal. Aku bisa menjalani aktifitasku seperti biasanya.
Sampai teman-teman bilang bahwa aku “hamil kebo”. Aku merasa bersyukur karena
aku bisa makan apa aja untuk perkembangan janin yang ada di dalam rahimku. Aku bisa
memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Tapi dua minggu kemudian semuanya
berubah. Aku mulai kehilangan nafsu makan. Perutku mulai menolak makanan.
Oh, mungkin ini yang dirasakan ibu hamil pada umumnya. Aku masih merasa ini hal yang wajar karena aku masih bisa memaksakan diri untuk makan. Sebisa mungkin aku mencari kegiatan yang bisa mengalihkan rasa mualku. Susu khusus ibu hamil untuk mengurangi rasa mualpun rajin aku minum. Semuanya berjalan dengan baik dan aku rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Selagi aku bisa makan, it’s Ok.
Beberapa hari kemudian mual yang
kurasakan semakin parah. Semua makanan dan minuman rasanya pahit. Bahkan air
putih rasanya nggak enak. Aku mulai muntah-muntah. Semakin keras usahaku untuk
menahan makanan agar tidak keluar dari perutku, semakin kuat juga dorongan
untuk mengeluarkan makanan.
Tak terhitung lagi berapa kali aku muntah dalam sehari. Setiap makanan yang ku makan tidak ada yang bisa dicerna karena langsung aku muntahkan. Bahkan aku masih ingin muntah saat perutku sudah kosong, sehingga tidak ada lagi yang bisa dikeluarkan. Jangankan untuk BAB, kadang seharian aja aku nggak pernah kebelet pipis. Aku merasa lemas karena dehidrasi. Terkadang pusing. Setiap hari aku menyempatkan diri untuk merebahkan badan walaupun pada jam kerja. Kerjaan pun terbengkalai. Gimana mau mikir kalau keadaannya seperti ini. Tak jarang aku izin karena tak sanggup menempuh perjalanan ke kantor.
Baca juga : Susu Hamil
Semakin lama mual itu semakin
menjadi-jadi.
Jangankan untuk makan dan minum, menelan air ludah sendiri saja aku ingin muntah rasanya. Sampai aku menyediakan kantong plastik untuk meludah di samping tempat tidurku. Apalagi setiap gosok gigi, tidak jarang memancingku untuk muntah. Aku sangat khawatir bayi dalam kandunganku tidak berkembang dengan baik karena kekurangan nutrisi. Aku tidak memikirkan tubuhku sendiri, aku hanya memikirkan anakku. Kasian dia kelaparan di dalam. Walaupun rasanya tersiksa, tapi aku selalu berusaha untuk makan. Walaupun nantinya akan dimuntahkan lagi, pokoknya aku harus makan. Susu hamilpun tidak sanggup aku teguk. Hanya vitamin dari dokter yang aku andalkan.
Aku merasakan ini hingga usia
kandunganku melebihi 5 bulan. Kekhawatiranku terbukti karena berat bayiku
kurang dari yang seharusnya. Aku diharuskan untuk makan banyak. Obat mual
selalu diresepkan. Tapi tidak berpengaruh sama sekali, aku tetap muntah
sepanjang hari. Aku sempat merasa marah dan jengkel. Kok orang lain masih bisa
makan ya saat hamil? Kok aku nggak? Tapi ternyata masih banyak yang lebih
parah. Bahkan temanku ada yang sampai muntah darah dan diopname di rumah sakit.
Memasuki 6 bulan kehamilan, mual
itu berangsur-angsur pergi. Walaupun aku masih tidak nafsu makan, tapi paling
nggak aku bisa memaksakan untuk menelan dan menahan supaya tidak keluar lagi. Aku
berhenti mengkonsumsi obat penghilang mual. Lama-lama kan juga takut kebanyakan
minum obat, nanti bayiku kenapa-napa lagi.
Aku benar-benar bisa makan enak
setelah bayiku dilahirkan. Selama hampir 9 bulan aku merasakan mual. Tapi yang
penting anakku lahir dengan selamat walaupun ya agak kecil, hanya 2,5 kg.
Jadi kesimpulan dari pengalamanku
dan cerita dari teman-teman seperjuangan juga, mual saat hamil ini tidak
dirasakan oleh seluruh wanita. Ada yang parah, ada yang hanya dipagi hari saja,
ada yang sepanjang hari bahkan ada yang sampai dirawat karena terlalu parah. Jadi
kuncinya harus sabar. Mau nggak mau ya harus dijalani. Walaupun berat,
perjuangan itu akan terbayarkan saat mendengar tangisan si dedek saat lahir
nanti. Kalau ada yang nanya “kapok nggak hamil lagi?” jawabannya pasti ENGGAK.
Percayalah perjuangan yang
sesungguhnya akan dimulai setelah lahiran. Dulu waktu hamil aku merasa ini
berat banget. Tapi ternyata ada yang jauh lebih luar biasa lagi, yaitu menjadi
IBU.
Bagi para mommy yang sedang
mual-mual, semangat ya!
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)